TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Energi Mega Persada Tbk berencana menegosiasikan ulang dua kontraknya dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN). "Harga di kontrak lama terlalu murah," kata Wakil Presiden Hubungan Investor Energi Herwin W. Hidayat dalam jumpa pers di kantornya, Senin (12/7).
Menurut dia, dua lapangan milik perseroan, yakni Kerinci Baru (Sumatera) dan Semberah (Kalimantan) memasok gas ke perusahaan setrum negara sejak 2006 dengan harga sekitar US$ 2,6-2,7 per mmbtu (juta British Thermal Unit) untuk jangka waktu 5-8 tahun. Harga itu dinilai sudah tidak sesuai dengan kondisi sekarang. "Kami mengusahakan harganya bisa naik setidaknya ke US$ 4 per mmbtu," kata Herwin.
Ia mengungkapkan, dalam kontrak memang tercantum klausul untuk renegosiasi harga meski kontrak belum usai. Harga US$ 4 per mmbtu itu dianggapnya masih sangat ekonomis dan murah bagi PLN. Sebabnya, jika dikonversi, harga gas kontrak lama setara dengan US$ 25 per barel ekuivalen minyak. Padahal harga minyak dunia sekarang ada di kisaran US$ 60 per barel. "Jadi harga kami setelah renegosiasi masih murah sekali."
Direktur Operasional Energi Amir Balfas mengatakan proses runding ulang telah memasuki tahap akhir. "Saya kira bisa deal tahun ini," tutur dia.