Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah

Reporter

Annisa Febiola

Editor

Agung Sedayu

Senin, 13 Mei 2024 17:27 WIB

Penumpang pesawat terbang tengah menukarkan uang dolar di Penukaran Mata Uang Asing Bank BTN di Terminal 3 Bandara Sukarno Hatta. TEMPO/Tony Hartawa

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah dalam penutupan perdagangan hari ini Senin, 13 Mei 2024. Kurs rupiah ditutup melemah 34 poin ke level Rp 16.080 per US$. Pada perdagangan sebelumnya pekan lalu, kurs rupiah per dolar AS ditutup pada level Rp 16.046.

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan sebagian besar pedagang tetap bias terhadap greenback menjelang rilis data indeks harga produsen bulan April pada Selasa besok. Sementara itu, data indeks harga konsumen yang akan dirilis pada Rabu bakal menjadi fokus utama.

"Mengingat hal tersebut, kemungkinan akan menjadi faktor dalam prospek suku bunga AS," katanya pada Senin.

Dia menuturkan, dolar mengalami fluktuasi besar pada pekan lalu karena data perekonomian AS yang beragam. Walhasil, timbul tanda tanya mengenai kapan bank sentral akan mulai memotong suku bunga tahun ini.

"Namun meski perekonomian AS tampak melambat dalam beberapa bulan terakhir, inflasi diperkirakan masih tetap stabil."

Advertising
Advertising

Inflasi indeks harga konsumen meningkat lebih dari perkiraan pada bulan April. Hal ini karena langkah-langkah stimulus yang terus-menerus dari Beijing membantu meningkatkan permintaan. Akan tetapi, inflasi indeks harga produsen menyusut selama 19 bulan berturut-turut, karena aktivitas bisnis Tiongkok masih lambat.

Para pedagang juga mewaspadai Cina setelah laporan pekan lalu, bahwa pemerintahan Biden sedang mempersiapkan lebih banyak tarif perdagangan terhadap negara tersebut. Terutama pada sektor kendaraan listrik.

"Langkah ini dapat memicu kembali perang dagang antara negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia," kata Ibrahim.

Di sisi lain, Bank Sentral Eropa menjanjikan penurunan suku bunga pada tanggal 6 Juni. Namun, terdapat ketidakpastian mengenai berapa banyak penurunan suku bunga yang akan disetujui bank sentral tahun ini.

"Pasar, saat ini memperkirakan kenaikan suku bunga sebesar 70 basis poin untuk tahun ini."

Dari dalam negeri, pemerintah masih terus mewaspadai ancaman perekonomian global yang tak menentu. Beberapa ancaman di antaranya geopolitik Rusia dan Ukraina yang tak kunjung usai, konflik di Timur Tengah, ditambah serangan Iran terhadap Israel.

"Di samping itu, pertumbuhan ekonomi di Eropa masih rendah dan sebentar lagi Pemilu. Paling dikhawatirkan adalah gerakan ekstrem kanan di Eropa bangkit. Hal ini dikhawatirkan bisa berimbas pada perekonomian dalam negeri," tutur Ibrahim.

Meski begitu, kata dia pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap tangguh. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2024 yang tumbuh 5,11 persen, lebih tinggi dari kuartal IV 2023 yang sebesar 5,04 persen. Pertumbuhan ini disokong oleh momentum Ramadan dan Lebaran 2024, serta belanja Pemilu 2024 yang meningkatkan konsumsi domestik.

Kuatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia tercermin dari Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada April 2024 yang mencapai 52,9. Jumlah tenaga kerja baru meningkat, yang turut menekan angka pengangguran. Pada Februari 2024, jumlah penduduk yang bekerja mencapai 142,18 juta jiwa, sedangkan pada Februari 2023 sebanyak 138,63 juta jiwa.

Sementara itu, jumlah pengangguran dalam negeri saat ini mencapai 7,2 juta jiwa atau turun sekitar 800 ribu dibanding tahun sebelumnya yakni 7,99 juta jiwa. Tingkat persentase pekerja formal domestik juga meningkat jadi 40,83 persen, dari yang sebelumnya 39,88 persen tahun lalu.

Pilihan Editor: Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

Berita terkait

Peran Besar Amerika Dalam Penggunaan Iron Dome

13 menit lalu

Peran Besar Amerika Dalam Penggunaan Iron Dome

Dalam pembangunan Iron Dome, Israel mendapat banyak bantuan Amerika

Baca Selengkapnya

Kabar Uang Rp10.000 Emisi 2005 Tidak Berlaku, Bank Indonesia Berikan Klarifikasi

11 jam lalu

Kabar Uang Rp10.000 Emisi 2005 Tidak Berlaku, Bank Indonesia Berikan Klarifikasi

BI menegaskan bahwa uang Rp10.000 tahun emisi 2005 masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.

Baca Selengkapnya

Rupiah Melemah, Diprediksi akan Mendekati Rp16.000 per Dolar AS

20 jam lalu

Rupiah Melemah, Diprediksi akan Mendekati Rp16.000 per Dolar AS

Pelemahan nilai tukar rupiah diprediksi bakal terus berlanjut. Diperkirakan akan mendekati Rp16.000 per dolar AS. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Rupiah Terus Melemah Imbas Konflik Timur Tengah

1 hari lalu

Rupiah Terus Melemah Imbas Konflik Timur Tengah

Pelemahan rupiah diprediksi berlanjut hingga Jumat imbas konflik antara Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Melemah Hari Ini, Diprediksi akan Terus Menurun Besok

2 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Melemah Hari Ini, Diprediksi akan Terus Menurun Besok

Nilai mata uang rupiah ditutup melemah melemah 62 poin ke level Rp 15.268 terhadap dolar Amerika Serikat pada Rabu, 2 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Mata Uang Rupiah Anjlok 66 Poin Hari Ini, Analis Prediksi Bakal Terus Melemah hingga Besok

3 hari lalu

Mata Uang Rupiah Anjlok 66 Poin Hari Ini, Analis Prediksi Bakal Terus Melemah hingga Besok

Mata uang rupiah melemah 66 poin di level Rp 15.206 pada akhir perdagangan sore ini, Selasa 1 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

PMI Manufaktur Indonesia Kembali Anjlok ke Level Kontraksi, Sudah 3 Bulan Berturut-turut

3 hari lalu

PMI Manufaktur Indonesia Kembali Anjlok ke Level Kontraksi, Sudah 3 Bulan Berturut-turut

Data teranyar S&P Global memaparkan PMI Manufaktur Indonesia kembali mengalami kontraksi dan sudah terjadi selama tiga bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

5 Negara yang Operasikan Mobil Terbang, Indonesia Menyusul?

4 hari lalu

5 Negara yang Operasikan Mobil Terbang, Indonesia Menyusul?

Seiring dengan perkembangan IKN, konsep mobil terbang ternyata sudah mulai diterapkan di berbagai negara.

Baca Selengkapnya

Deretan Negara yang Memiliki Senjata Nuklir Terbanyak

4 hari lalu

Deretan Negara yang Memiliki Senjata Nuklir Terbanyak

Rusia memperingatkan Barat bahwa mereka bisa menggunakan senjata nuklir jika diserang. Selain Rusia, deretan negara yang memiliki senjata nuklir terbanyak.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat Akhir Pekan, Bagaimana Prediksi Kondisi Awal Pekan Nanti

5 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat Akhir Pekan, Bagaimana Prediksi Kondisi Awal Pekan Nanti

Mata uang rupiah diprediksi akan bergerak fluktuatif untuk perdagangan Senin, 30 September 2024, setelah ditutup menguat pada akhir pekan.

Baca Selengkapnya