Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya
Reporter
Annisa Febiola
Editor
Agung Sedayu
Jumat, 3 Mei 2024 13:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI menyebut inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen. Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa inflasi IHK April 2024 tercatat sebesar 0,25 persen secara bulanan atau month-to-month (mtm). Dengan demikian, inflasi IHK secara tahunan menjadi 3 persen year-on-year (yoy).
Direktur Departemen Komunikasi Fadjar Majardi menyatakan, inflasi yang terjaga merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara BI dan pemerintah pusat serta daerah. Hal ini terwujud melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
"Ke depan, BI meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen pada 2024," katanya dalam keterangan resmi pada Kamis, 2 Mei 2024.
Sementara itu, inflasi inti pada April 2024 tercatat sebesar 0,29 persen mtm. Persentasenya lebih tinggi dari inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,23 persen mtm.
"Seiring dengan kenaikan permintaan musiman pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional Idul Fitri, serta didorong oleh peningkatan harga komoditas global, khususnya komoditas emas."
Dia menjelaskan, realisasi inflasi inti tersebut didorong utamanya oleh inflasi komoditas emas perhiasan, minyak goreng dan gula pasir. Secara tahunan, inflasi inti April 2024 tercatat sebesar 1,82 persen yoy atau meningkat dari inflasi bulan sebelumnya yakni 1,77 persen yoy.
Di sisi lain, kelompok volatile food mencatatkan deflasi. Kelompok volatile food pada April 2024 mengalami deflasi sebesar 0,31 persen mtm. Persentasenya lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 2,16 persen mtm.
Fadjar menyebut, deflasi kelompok volatile food disokong terutama oleh komoditas cabai merah, beras, telur ayam ras, dan cabai rawit. Penurunan harga komoditas pangan terutama dipengaruhi oleh berlangsungnya musim panen, khususnya komoditas aneka cabai dan beras.
"Deflasi lebih lanjut tertahan oleh inflasi komoditas bawang merah, tomat, dan bawang putih."
Namun secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 9,63 persen yoy, menurun dari inflasi bulan sebelumnya yakni 10,33 persen yoy.
"Ke depan, inflasi volatile food diperkirakan kembali menurun seiring dengan berlanjutnya musim panen, serta didukung oleh sinergi pengendalian inflasi melalui GNPIP di berbagai daerah, sehingga mendukung upaya stabilisasi harga pangan," kata Fadjar.
Terakhir, inflasi kelompok administered prices dicatat meningkat pada April 2024. Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 0,62 persen mtm atau meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,08 persen mtm.
"Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh inflasi tarif angkutan udara, angkutan antarkota, dan sigaret kretek mesin, seiring dengan peningkatan mobilitas saat libur Idul Fitri, dan berlanjutnya transmisi kenaikan cukai hasil tembakau," tutur Fadjar.
Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices menjadi sebesar 1,54 persen yoy. Persentase inflasi kelompok ini meningkat dari inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 1,39 persen yoy.
Pilihan Editor: Jokowi dan Bos Microsoft Bahas Investasi Besar di Bidang Kecerdasan Buatan