Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Jumat, 26 April 2024 09:09 WIB

Sebuah truk melintas di antara peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat 18 Agustus 2023. Pemerintah merencanakan pendapatan negara sebesar Rp2.781,3 triliun, yang terdiri dari penerimaan perpajakan Rp2.307,9 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp473,0 triliun, serta hibah sebesar Rp0,4 triliun. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat. Menurut dia, setidaknya tantangan itu terdiri dari tiga hal.

Pertama, Yusuf memprediksi commodity boom berpotensi akan lebih banyak melonjakkan beban belanja negara dibandingkan meningkatkan penerimaan negara. Dia menilai hal itu disebabkan oleh ketergantungan yang semakin tinggi pada impor minyak dan gas serta jatuhnya harga nikel sebagai komoditas utama hilirisasi.

"Kedua, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) masih berpotensi tetap terus tinggi ke depan seiring suku bunga the Fed yang juga masih terus bertahan tinggi atau higher for longer," kata Yusuf dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 25 April 2024.

Ekonom itu menjelaskan, kini BI menaikkan suku bunga acuan ke 6,25 persen seiring penundaan pemangkasan suku bunga the Fed. Oleh sebab itu, sambung Yusuf, tekanan ke suku bunga domestik akan terus berat ke depan.

"Seiring suku bunga acuan yang terus tinggi, permintaan domestik akan tertekan sehingga akan menekan penerimaan PPN yang menjadi andalan utama APBN pasca pandemi," ujarnya.

Advertising
Advertising

Selanjutnya: Ketiga, Yusuf memaparkan RAPBN 2025 akan digelayuti beban yang semakin berat....

<!--more-->

Ketiga, Yusuf memaparkan RAPBN 2025 akan digelayuti beban yang semakin berat, terutama dari warisan proyek-proyek mercusuar dan infrastruktur Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta masuknya program-program populis dari presiden terpilih, Prabowo Subianto, misalnya makan siang gratis.

Yusuf menganalisis bahwa dengan postur dan ruang fiskal yang terbatas, APBN 2025 seharusnya difokuskan untuk meredam inflasi dan menjadi shock absorber. Selain itu, dia juga mengingatkan soal urgensi menjaga pertumbuhan melalui daya beli rakyat serta penguatan program kualitas SDM yaitu pendidikan dan kesehatan.

"Namun hal ini sangat tidak mudah dilakukan karena APBN kita telah dipenuhi beban yang semakin memberatkan," tuturnya.

Berkenaan dengan penerimaan negara, Yusuf mengkhawatirkan target pendapatan perpajakan karena dibuat diatas asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3-5,6 persen. Jika pertumbuhan ekonomi gagal tercapai, jelas Yusif, maka target penerimaan pajak juga berpotensi besar tidak tercapai.

"Ketidakpastian global yang masih sangat tinggi, terutama dari perang Rusia-Ukraina dan kini Perang Israel-Iran akan menekan potensi pertumbuhan 2025," ucapnya.

Pilihan Editor: Tol Tangerang Merak dari Serang Barat - Cilegon Timur Dilebarkan Jadi 3 Lajur, Ditargetkan Selesai Awal 2025

Berita terkait

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

9 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

15 jam lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

SKK Migas Sebut akan Terus Mengawasi Komitmen Kerja Pasti Medco Energi di Blok Corridor

18 jam lalu

SKK Migas Sebut akan Terus Mengawasi Komitmen Kerja Pasti Medco Energi di Blok Corridor

SKK Migas akan terus memantau pelaksanaan komitmen kerja pasti di Blok Corridor yang dikelola PT Medco Energi International Tbk. (MEDC),

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

1 hari lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

1 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

2 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

2 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

2 hari lalu

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

Ekonom senior Faisal Basri memprediksi dua sumber anggaran yang kemungkinan dapat dialihkan untuk mendanai makan siang gratis

Baca Selengkapnya