Bos Unilever Beberkan Alasan Pisahkan Unit Bisnis Es Krim dan PHK 7.500 Pekerja

Jumat, 22 Maret 2024 10:17 WIB

Chair of Unilever PLC, Ian Meakins. unilever.com

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan multinasional produsen barang konsumsi Unilever membeberkan alasan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 7.500 karyawannya di seluruh dunia.

Dalam penjelasan resminya, Unilever menyatakan PHK tak terelakkan usai perusahaan memutuskan untuk melakukan penghematan dan memisahkan unit bisnis es krimnya. Unilever juga akan berokus pada sumber daya keuangan dan manajemen pada merek-mereknya yang tertentu yang memiliki daya tarik paling kuat.

Adapun spin off bisnis es krim milik Unilever, seperti Magnum dan Ben & Jerry's, diyakini dapat mendorong meningkatkan profit perusahaan meski berdampak PHK massal.

"Dewan direksi bertekad untuk mengubah Unilever menjadi bisnis dengan pertumbuhan lebih tinggi dan margin lebih tinggi yang akan memberikan hasil yang konsisten bagi seluruh pemangku kepentingan," kata Chair dari Unilever Plc, Ian Meakins, seperti yang tertulis di situs resmi perusahaan, Selasa, 19 Maret 2024.

Meakins yakin pemisahan bisnis es krim dapat membantu menciptakan Unilever yang lebih sederhana, lebih fokus, dan berkinerja lebih tinggi. "Hal ini juga akan menciptakan bisnis es krim terkemuka di dunia, dengan prospek pertumbuhan yang kuat dan masa depan yang cerah sebagai bisnis mandiri," tuturnya.

Advertising
Advertising

Adapun menurut CEO Unilever, Hein Schumacher, spin off unit bisnis es krim dilakukan berdasarkan rencana aksi pertumbuhan perusahaan. Pemisahan bisnia es krim ini diklaim dapat berdampak lebih besar.

Schumacher juga menyampaikan komitmennya untuk turut memperhatikan nasib pekerja yang terkena PHK akibat langkah Unilever ini. "Kami berkomitmen untuk melaksanakan program produktivitas kami dengan berkonsultasi dengan perwakilan karyawan, dan dengan menghormati serta peduli terhadap orang-orang kami yang terkena dampak," ucapnya.

Dilansir dari Reuters, Unilever memperkirakan spin off akan menghasilkan penghematan biaya sekitar € 800 juta atau setara dengan US$ 869 juta atau bila dirupiahkan sekitar Rp 13,6 triliun (asumsi kurs Rp 15.670 per dolar AS) selama tiga tahun ke depan.

Selain berdampak pada pemangkasan sekitar 5,9 persen dari jumlah total pekerja Unilever di seluruh dunia yang kini berjumlah sekitar 128 ribu orang itu, biaya restrukturisasi Unilever itu diperkirakan mencapai 1,2 persen dari total omzet penjualan selama periode tersebut.

Pilihan Editor: Unilever Akan PHK 7.500 Karyawan, Begini Penjelasan Lengkap CEO Hein Schumacher

Berita terkait

Proyek Overpass, KAI Sumut Alihkan Lokasi Penjualan Tiket dan Akses Keluar-Masuk Penumpang di Stasiun Medan

2 jam lalu

Proyek Overpass, KAI Sumut Alihkan Lokasi Penjualan Tiket dan Akses Keluar-Masuk Penumpang di Stasiun Medan

Mulai 3 Mei 2024, dilakukan penyesuaian sementara alur layanan ticketing dan akses keluar-masuk penumpang untuk mendukung proses pembangunan overpass di Jalan Stasiun, Kota Medan. PT KAI Divre 1 Sumut memohon maaf kepada pelanggan yang menggunakan Stasiun Medan sebagai stasiun keberangkatan dan pemberhentian karena terjadi sedikit gangguan

Baca Selengkapnya

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

1 hari lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin akan Panggil Manajemen Perusahaan

2 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin akan Panggil Manajemen Perusahaan

Kementerian Perindustrian merekomendasikan pembukaan kembali pabrik sepatu Bata karena banyak pekerja yang terdampak.

Baca Selengkapnya

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

7 hari lalu

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

PJ Gubernur Bangka Belitung menyebut sekitar seribu pekerja di lima smelter yang terkait korupsi timah terkena PHK

Baca Selengkapnya

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

13 hari lalu

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

Kebijakan melarang piza dan es krim tengah malam pernah ada satu dekade lalu, tapi ditentang warga Milan sehingga aturan ini ditinggalkan.

Baca Selengkapnya

Sempat Diboikot terkait Israel, Unilever Indonesia Sebut Kinerja Perusahaan Membaik

13 hari lalu

Sempat Diboikot terkait Israel, Unilever Indonesia Sebut Kinerja Perusahaan Membaik

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap menyatakan kinerja perusahaan tersebut saat ini membaik. Sempat diterpa boikot, diduga terkait Israel

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

14 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

14 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

14 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

14 hari lalu

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masyarakat berobat ke luar negeri. Es krim Magnum ditarik karena mengandung plastik

Baca Selengkapnya