97 Rumah Rusak di DIY, Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi sampai 16 Maret

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 15 Maret 2024 14:47 WIB

Rumah tertimpa tiang listrik yang roboh akibat cuaca ekstrem di Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta (ANTARA/HO-BPBD Bantul)

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 97 rumah rusak akibat cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Kamis sore, 14 Maret 2024.

"Jumlah rumah rusak total 97 rumah. Pagi ini bersama-sama dengan relawan, kami melanjutkan penanganan kerusakan," kata Kepala Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Lilik Andi Aryanto di Yogyakarta, Jumat.

Menurut Lilik, jumlah rumah rusak paling banyak di Kabupaten Gunungkidul mencapai 45 rumah, disusul Bantul 32 rumah, Kulon Progo 13 rumah, dan Sleman tujuh rumah.

Meski tidak semua kabupaten memiliki alokasi dana bantuan perbaikan rumah rusak pascabencana, Lilik memastikan perbaikan rumah warga yang rusak akan dibantu berbagai instansi maupun relawan.

"Masyarakat tidak dibiarkan menanggung perbaikan kerusakan sendirian. Pengalaman selama ini banyak yang dilakukan kerja bakti bersama-sama semua pihak, ada yang dari desa maupun BPBD," katanya.

Menurut dia, hingga saat ini masih dilakukan pendataan nilai kerugian dari kerusakan akibat dampak cuaca ekstrem tersebut.

Meski tidak ada korban jiwa akibat peristiwa itu, Lilik menyebut seorang warga Desa Sumberagung, Kecamatan Jetis Desa, Kabupaten Bantul, luka-luka dan saat ini telah dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

"Warga Sumberagung, Jetis, sedang memotong pohon tumbang lalu terjatuh," katanya.

Selain rumah rusak, hujan deras disertai angin kencang juga mengakibatkan pohon tumbang serta kerusakan fasilitas lain, seperti akses jalan, jaringan listrik dan internet, hingga fasilitas ibadah di Kabupaten Bantul, Gunungkidul, Sleman, dan Kulon Progo.

Lilik meminta masyarakat tetap mewaspadai potensi bencana serupa karena mengacu prakiraan BMKG hujan sedang-lebat yang dapat disertai petir dan angin masih berpeluang terjadi di provinsi ini hingga 16 Maret 2024.

"Masyarakat agar selalu mengikuti peringatan dini dan informasi cuaca dari BMKG guna meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan," ujarnya.

Cuaca ekstrem di Mataram

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyebutkan belasan rumah warga pesisir Pantai Mapak Indah, Sekarbela, rusak akibat abrasi pantai sebagai dampak cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Jumat, mengatakan data terakhir yang dihimpun, jumlah rumah yang rusak akibat abrasi pantai yang terjadi Rabu-Kamis (13-14 Maret 2024) antara 11-15 unit.

"Itu masih data sementara, sebab hari ini kami masih melakukan asesmen terhadap rumah yang terdampak. Apalagi cuaca ekstrem angin kencang dan abrasi pantai masih berpotensi terjadi," katanya.

Menurutnya, rumah yang terdampak abrasi tersebut merupakan rumah kosong yang sudah ditinggal pemiliknya ke hunian sementara (huntara), yang sudah disiapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram.

Warga di pesisir Pantai Mapak Indah sudah dievakuasi sejak pertengahan Februari 2024 ke huntara, sesuai dengan prediksi cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) saat itu sebagai langkah antisipasi dampak abrasi pantai ketika cuaca ekstrem terjadi.

Pilihan Editor Setuju Aturan Pengetatan Barang Bawaan Impor Penumpang, Sandiaga: Bisa Beli Oleh-oleh di Tanah Abang

Advertising
Advertising

Berita terkait

Antisipasi Musim Kemarau, Jokowi Siapkan Sumur Pompa

23 jam lalu

Antisipasi Musim Kemarau, Jokowi Siapkan Sumur Pompa

BMKG memperkirakan musim kemarau 2024 berlangsung pada Mei hingga Agustus.

Baca Selengkapnya

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

1 hari lalu

Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

Pilkada 2024 akan dilaksanakan pada November 2024 di semua provinsi di seluruh Indonesia, kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

1 hari lalu

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

Selokan Van Der Wijck berperan penting menjamin irigasi di Sleman, Yigyakarta. Dibuat pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII berkuasa.

Baca Selengkapnya

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

1 hari lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

1 hari lalu

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.

Baca Selengkapnya

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

2 hari lalu

Bukan Lewat YIA, 3 Ribuan Calon Jemaah Haji Yogyakarta Tahun Ini tetap Terbang Lewat Bandara Solo

Yogyakarta International Airport saat ini masih belum memiliki asrama haji untuk embarkasi.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

2 hari lalu

Yogyakarta Siapkan Regulasi Baru Pedoman Pendanaan Pendidikan, Pungutan Bakal Dilegalkan?

Salah satu beleid paling disorot terutama tentang pungutan sekolah di Yogyakarta, yang akan diubah istilahnya menjadi dana partisipasi.

Baca Selengkapnya

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

2 hari lalu

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

PHRI DIY merespon soal penetapan Bandara YIA sebagai bandara internasional satu-satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

2 hari lalu

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

Beredar surat permohonan maaf seorang dosen UPN Veteran Yogyakarta (UPNVYK) terkait dugaan kekerasan seksual kepada seorang mahasiswi kampus tersebut.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

2 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

Memasuki bulan kemarau awal Mei ini, warga di Dusun Rejodani, Sariharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta dikagetkan dengan kemunculan sejumlah monyet ekor panjang

Baca Selengkapnya