Utang Pemerintah Tembus Rp 8.253 Triliun, Kemenkeu: Risiko Bunga, Kurs dan Jatuh Tempo Terkendali

Rabu, 6 Maret 2024 06:00 WIB

Yustinus Prastowo, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk "Menemukan Jalan Subsidi BBM Tepat Sasaran" di Gedung Tempo, Jakarta pada Selasa, 30 Agustus 2022. (Foto: Norman Senjaya)

TEMPO.CO, Jakarta - Jubir Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Yustinus Prastowo, yakin utang pemerintah mencapai Rp 8.253,09 triliun per 31 Januari 2024 masih tergolong aman. Angka itu naik 38,75 persen dari pendapatan domestik bruto atau PDB dan tertinggi sejak era pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Meski begitu, Juru Bicara Kemenkeu Yustinus Prastowo berujar naiknya jumlah tersebut tidak akan membuat pertumbuhan ekonomi menjadi lesu. Untuk melihat hubungan itu, perlu didalami faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Misalnya, konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, investasi, ekspor-impor, dan sebagainya.

Ia menjelaskan, kebutuhan pembiayaan melalui utang diatur dalam kerangka fiskal atau APBN dan ditetapkan dalam UU. Saat ini, kebutuhan pembiayaan utang mempertimbangkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2024 sebesar 2,29 persen dari PDB.

“Defisit ini justru menurun dari defisit APBN 2023 yaitu sebesar 2,84 persen. Sedangkan, defisit sesuai Perpres 75/2023 sebesar 2,27 persen,” ujar Prastowo kepada Tempo pada Selasa, 5 Maret 2024.

Jika dilihat dari aspek indikator risiko pembiayaan, posisi utang saat ini masih dalam kondisi terkendali. Dilihat dari rasionya pun, kata Prastowo, masih jauh di bawah batasan Undang-undang Keuangan Negara, yakni sebesar 60 persen terhadap PDB. “Serta risiko tingkat bunga, risiko kurs, dan profil jatuh tempo yang terkendali,” ucapnya.

Advertising
Advertising

Prastowo menilai kinerja ABPN cukup baik per Januari 2024, di mana APBN mengalami surplus Rp 31,3 triliun atau 0,14 persen terhadap PDB. Ia mengatakan, pemerintah telah mengelola pembiayaan secara fleksibel, oportunistik, dan terukur, serta mengedepankan prinsip kehati-hatian atau prudent. Sehingga, biaya dan risiko utang dapat dikelola secara optimal.

Senada dengan Prastowo, Asisten Gubernur Bank Indonesia, Erwin Haryono, mengatakan nilai utang pemerintah saat ini masih tergolong aman. “Saya belum melihat angka itu mempengaruhi sentimen pasar,” kata dia kepada Tempo, Senin, 4 Maret 2024.

Bahkan, Erwin berujar, Indonesia punya rasio utang yang bagus dibandingkan dengan pemerintah group. Menurut dia, jumlah angka itu seharusnya tidak hanya dilihat dari segi nominal tapi juga rasio-rasio lain.

“Sekali lagi, yang dilihat bukan hanya angka nominal tapi rasio-rasio yang dibandingkan dengan kapasitas ekonomi yang berhubungan dengan kemampuan membayar utang,” ucapnya.

Pilihan Editor: Sri Mulyani Janji Wariskan Anggaran Sehat, Sebut Pemerintah Baru Harus Penuhi Aspirasi Rakyat

Berita terkait

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

15 menit lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ombudsman Buka Suara Kasus Penipuan Deposito BTN

2 jam lalu

Terkini: Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ombudsman Buka Suara Kasus Penipuan Deposito BTN

Staf Khusus Menteri Keuangan mengatakan Jokowi sudah memerintahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berkomunikasi dengan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ini Tujuannya

8 jam lalu

Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Berkomunikasi dengan Prabowo, Ini Tujuannya

Yustinus Prastowo mengatakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah memerintahkan Sri Mulyani berkomunikasi dengan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

8 jam lalu

Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan investasi di bidang pendidikan akan membuka peluang Indonesia menjadi lebih maju.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Diusulkan Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Bagaimana Tanggapannya?

9 jam lalu

Sri Mulyani Diusulkan Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Bagaimana Tanggapannya?

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) DKI mengusulkan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

9 jam lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

16 jam lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Masuk Bursa Pilkada DKI Jakarta, Ini Kata Staf Khusus Menteri Keuangan

18 jam lalu

Sri Mulyani Masuk Bursa Pilkada DKI Jakarta, Ini Kata Staf Khusus Menteri Keuangan

Staf khusus Menteri Keuangan memastikan Sri Mulyani dan Kementerian Keuangan menghormati segala diskusi dan aspirasi yang ada di masyarakat

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

1 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga tentang Kontraktor Pembangunan Masjid Al Barkah Jakarta Timur yang Mangkrak: Punya Banyak Utang

1 hari lalu

Cerita Warga tentang Kontraktor Pembangunan Masjid Al Barkah Jakarta Timur yang Mangkrak: Punya Banyak Utang

Ahsan Hariri, kontraktor pembangunan gedung baru Masjid Al Barkah di Cakung, Jakarta Timur, dikabarkan puunya banyak utang.

Baca Selengkapnya