TEMPO.CO, Jakarta - Raksasa teknologi asal Jepang, Sony, memutus hubungan kerja 900 pekerja dari divisi PlayStation. Langkah ini mempengaruhi berbagai studio PlayStation ternama secara global, seperti Insomniac Games, Naughty Dog, Guerrilla Games, dan Firesprite.

Dikutip dari Gizmochina, keputusan ini diambil pada saat industri game dan teknologi sedang menghadapi masa-masa yang penuh gejolak dengan banyak perusahaan yang melakukan upaya perampingan serupa.

Inisiatif Sony mencerminkan tren restrukturisasi yang lebih luas dalam sektor ini yang bertujuan untuk mempertahankan daya saing dan memastikan keberlanjutan jangka panjang.

Kepala PlayStation, Jim Ryan, menyatakan sulitnya keputusan tersebut dan menekankan dampak global terhadap karyawan perusahaan, termasuk mereka yang berada di studio pengembangan penting.

Penutupan Studio London, yang terkenal dengan game-game PlayStation VR, serta pengurangan di area-area penting lainnya menunjukkan penyelarasan kembali fokus pada area pertumbuhan masa depan seperti platform game PC dan seluler.

Restrukturisasi ini menyusul kinerja mengecewakan dalam target penjualan PS5 yang mengakibatkan harga saham Sony turun secara signifikan.

Terlepas dari tantangan-tantangan ini, perusahaan ini ingin memperluas jangkauannya dengan berinvestasi dalam pengalaman sosial dan online serta mendiversifikasi ketersediaan gamenya di luar konsol tradisional.

Langkah ini tidak hanya terjadi di dalam industri. PHK baru-baru ini di perusahaan besar lainnya seperti Microsoft, Unity, dan Discord menyoroti periode penyesuaian dan kalibrasi ulang bagi banyak orang di dunia game.

Upaya Sony untuk menyederhanakan operasinya dan fokus pada kekuatan inti bertujuan untuk beradaptasi dengan perubahan dinamika pengembangan dan distribusi game.

Pilihan Editor: PS5 Slim Hadir di Indonesia Hari Ini dengan Tiga Warna, Ini Harganya