Indonesia Surplus Perdagangan Selama 45 Bulan Berturut-turut, Tapi Tergerus Impor Migas

Senin, 26 Februari 2024 15:18 WIB

Tumpukan peti kemas di Pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1) Jakarta, Kamis, 22 Februari 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi penurunan ekspor dan impor pada Januari 2024. Nilai ekspor Januari 2024 turun jika dibandingkan bulan sebelumnya pada Desember 2023 yang sebesar 22,39 USD miliar. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menuturkan, Indonesia berhasil mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar US$ 2 miliar pada bulan Januari 2024, berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Menurut Jerry, ini menandai bulan ke-45 berturut-turut Indonesia mencatat surplus dalam perdagangan internasional.

“Nilai ekspor lebih besar daripada impor, dan nilai surplus ini bukan saja bulan Januari, surplus kita sudah 45 bulan berturut-turut," ujar Jerry, saat ditemui usai acara Peluncuran GDI (Good Design Indonesia) 2024, pada Senin, 26 Februari 2024 di Auditorium Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat.

Jerry juga menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil di angka 5 persen, dengan tingkat inflasi yang masih terjaga di bawah 3 persen, yakni sebesar 2,57 persen.

“Inflasi kita di bawah 3-4 persen. Artinya, semua ini nggak lepas dari salah satu kontribusi produk kita, produk lokal yang selama ini mewarnai dan juga memastikan kontribusi neraca perdagangan yang surplus," imbuh Jerry.

Data sebelumnya yang dirilis oleh BPS pada Januari 2024 mencatat bahwa surplus perdagangan Indonesia telah terjadi selama 44 bulan berturut-turut hingga Desember 2023. Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS, Puji Ismartini, dalam konferensi pers virtual pada Senin, 15 Januari 2024 menjelaskan bahwa surplus terutama berasal dari sektor nonmigas.

Advertising
Advertising

Puji menjelaskan, surplus perdagangan Desember 2023, sebesar US$ 3,31 miliar, didorong oleh komoditas nonmigas, terutama bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan atau nabati, serta besi dan baja. Meskipun surplus pada sektor nonmigas mencapai US$ 5,20 miliar, namun defisit pada sektor migas senilai US$ 1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah.

Menurut Puji, ini menurunkan total surplus hingga akhir tahun 2023 menjadi US$ 36,93 miliar. Total surplus tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

ADINDA JASMINE PRASETYO

Pilihan Editor: BI Proyeksikan Ekonomi Syariah Tumbuh hingga 5,5 Persen pada 2024

Berita terkait

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

16 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

16 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Mendag Jabarkan Pemicu Surplus Neraca Dagang Indonesia

19 Februari 2024

Mendag Jabarkan Pemicu Surplus Neraca Dagang Indonesia

Terdapat kontraksi ekspor dan impor pada berbagai produk non-migas.

Baca Selengkapnya

Mendag: Neraca Dagang Januari 2024 Kembali Surplus

19 Februari 2024

Mendag: Neraca Dagang Januari 2024 Kembali Surplus

Surplus ini tercapai berkat nilai ekspor mencapai US$ 20,52 miliar dan nilai impor sebesar US$ 18,51 miliar.

Baca Selengkapnya

Turun 64,39 Persen, Impor hingga Oktober 2023 Provinsi Bangka Belitung USD 15,42 Juta

2 Desember 2023

Turun 64,39 Persen, Impor hingga Oktober 2023 Provinsi Bangka Belitung USD 15,42 Juta

Impor migas dan nonmigas Kepulauan Babel selama Januari hingga Oktober 2023 sebesar 15,42 juta Dolar Amerika Serikat atau turun 64,39 persen.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan RI September USD 3,42 Miliar, BI: Nonmigas Penyumbang Utama

17 Oktober 2023

Surplus Perdagangan RI September USD 3,42 Miliar, BI: Nonmigas Penyumbang Utama

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut pada September 2023 sebesar 3,42 miliar dolar AS.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan RI per September 2023 Tembus USD 3,42 Miliar, BPS: 41 Bulan Berturut-turut

16 Oktober 2023

Surplus Perdagangan RI per September 2023 Tembus USD 3,42 Miliar, BPS: 41 Bulan Berturut-turut

BPS mengumumkan pada September 2023, Indonesia mengalami surplus perdagangan sebesar US$ 3,42 miliar. Apa saja pemicunya?

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 40 Bulan Berturut-turut, Penyebabnya?

15 September 2023

Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 40 Bulan Berturut-turut, Penyebabnya?

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan necara Perdagangan Indonesia kembali surplus selama 40 bulan beruntun pada Agustus 2023. BPS mencatat nilai surplus neraca perdagangan barang sebesar US$ 31,2 miliar.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Impor April 2023 USD 15,35 Miliar, Turun 22,32 Persen

15 Mei 2023

BPS Catat Impor April 2023 USD 15,35 Miliar, Turun 22,32 Persen

BPS mencatat jumlah impor Indonesia pada April 2023 sebesar US$ 15,35 miliar, turun 25,45 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Transaksi Berjalan Kuartal Pertama 2023 Diperkirakan Surplus

9 Mei 2023

Sri Mulyani: Transaksi Berjalan Kuartal Pertama 2023 Diperkirakan Surplus

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan transaksi berjalan kuartal pertama 2023 diperkirakan mencatat surplus melanjutkan surplus selama 35 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya