Jokowi Cerita Awal Mula Membangun Usaha pada 1988: Kerja Mulai dari Subuh hingga Tengah Malam..
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Sabtu, 24 Februari 2024 17:08 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menceritakan pengalamannya saat membangun usaha pada 1988 kepada para nasabah Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) Permodalan Nasional Madani (PNM) di Kota Bitung, Sulawesi Utara.
Jokowi membagikan kisah itu sembari memotivasi para nasabah. "Saya ingat waktu awal saya membangun usaha tahun 1988. Saya kerja mulai dari subuh hingga tengah malam. Apa yang terjadi? Hasilnya kelihatan, berbeda dengan yang kerjanya biasa-biasa saja,” katanya dalam acara Silahturahmi Presiden RI dengan peserta Mekaar PNM, di Bitung, Jumat, 23 Februari 2024.
Ia berpesan agar para nasabah tetap bersemangat dalam bekerja. "Semangat kerja menjadi satu dari dua kunci sukses dalam menjalankan usaha," ucapnya. Adapun kunci sukses lainnya adalah disiplin.
Jokowi kemudian melanjutkan cerita kisahnya di tahun kedua membangun usaha. Saat itu ia sudah bisa masuk ke pasar di Jakarta. "Tahun ketiga, barang saya sudah bisa diekspor ke seluruh dunia,” ucapnya.
Adapun silaturahmi Jokowi dengan nasabah dan pendamping program Mekaar binaan PNM itu digelar di GOR Kota Bitung, Sulawesi Utara. Sebanyak sekira 3.500 nasabah dan pendamping program PNM Mekaar hadir dalam acara silaturahmi tersebut.
Saat itu Jokowi menyatakan selalu senang setiap bertemu dengan nasabah dan pendamping program PNM Mekaar. Kepala Negara menaytakan para nasabah khususnya selalu tampak bersemangat, termasuk saat dirinya bertemu dengan nasabah PNM Mekaar di Sulawesi Utara.
Dalam kesempatan itu Jokowi juga menyebutkan penyaluran dana PNM Program Mekaar di Provinsi Sulut telah mencapai Rp 2,1 triliun. Dana itu disalurkan ke 125 ribu nasabah PNM Mekaar.
PNM Mekaar dimulai pada tahun 2015 dengan jumlah anggota 400.000 nasabah. Kini, jumlah anggotanya bertambah dan mencapai 15,2 juta nasabah. Adapun uang yang beredar pada tahun 2015-2016 mencapai Rp 800 miliar, dan kini melonjak hingga tembus Rp 244 triliun.
Namun, Presiden juga mengingatkan nasabah untuk berhati-hati dalam mengelola pinjaman. Sebagai contoh, jika ada nasabah mengambil modal Rp 5 juta, harus menggunakan total 100 persen untuk modal kerja dan usaha.
"Jangan sampai dapat pinjaman modal Rp 5 juta, tapi dipakai untuk kepentingan konsumsi yang lain. Kalau sebagian ditabung, sekitar 30 persen, itu tidak apa-apa," ucap Jokowi. Begitu juga di PNM Mekaar, nasabah harus disiplin mengembalikan pinjaman. "Kalau karakter kita sudah terbentuk, disiplin kita sudah terbentuk, semangat juga terbentuk, itu bagus, sehingga berapapun pinjaman kita, pasti akan dikembalikan tepat waktu."
Di Bitung, Presiden Jokowi juga menyerahkan bantuan pangan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Gudang Bulog Paceda, Kota Bitung, Sulut. "Bantuan pangan ini sebagai upaya pemerintah menjaga harga tidak melonjak tajam di tengah kenaikan harga beras saat ini," ucapnya.
Bantuan pangan ini, menurut Jokowi, diberikan karena adanya perubahan musim dan El Nino. Selain itu karena kenaikan harga beras di Tanah Air.
Dalam kesempatan itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini sempat menanyakan kepada penerima manfaat apakah bantuan pangan bulan Januari telah diterima. Saat itu, semua warga mengatakan telah menerima bantuan tersebut.
Jokowi kemudian menyebutkan bantuan pangan akan digelontorkan pada bulan Februari, Maret, April, Mei dan Juni masing-masing 10 kilogram. "Nanti setelah Juni, saya akan lihat lagi APBN kita, seandainya masih cukup, tapi saya tidak janji, ya," ucapnya. Ia menyatakan bahwa bantuan tersebut akan dilanjutkan apabila APBN mencukupi.
Tak hanya itu, Jokowi juga meresmikan Bendungan Lolak Kabupate Bolaang Mongondouw. Presiden dalam kegiatan didampingi oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri ATR Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi.
ANTARA
Pilihan Editor: Pedagang Pasar Induk Cipinang Harap Pemerintah Segera Revisi HET Beras dari Petani Lokal