Walhi-Greenpeace-CSIS Respons Klaim Gibran soal Food Estate Gunung Mas Berhasil
Reporter
Yohanes Maharso Joharsoyo
Editor
Andry Triyanto Tjitra
Selasa, 23 Januari 2024 08:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengklaim food estate atau lumbung pangan di Gunung Mas, Kalimantan Tengah, berhasil.
Hal itu disampaikan Gibran saat menanggapi berbagai kritik dari cawapres nomor urut 3 Mahfud Md terhadap program food estate yang gagal dalam debat cawapres kedua di JCC, Jakarta, pada Ahad, 21 Januari 2024.
"Saya tegaskan sekali lagi Pak, (food estate) memang ada yang gagal, tapi ada yang berhasil, juga ada yang sudah panen," ujar putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu.
Gibran pun mencontohkan food estate di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Gibran mengklaim, proyek tersebut sudah panen jagung dan singkong.
Klaim Gibran itu menuai respons dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Centre for Strategic and International Studies (CSIS), dan Greenpeace. Begini kata mereka.
Walhi: Food estate Gunung Mas gagal
Direktur Walhi Kalimantan Tengah Bayu Herinata mengatakan hingga hari ini belum ada panen di food estate yang telah dikerjakan pemerintah di sana.
"Food estate gagal, terlebih yang food estate singkong di Gunung Mas. Singkong di sana gagal tumbuh. Lalu diganti jagung, itu juga maksimal tumbuhnya dan belum ada panen sampai hari ini," ujar Bayu dalam keterangannya kepada Tempo, Senin, 22 Januari 2024.
Food estate di Gunung Mas awalnya ditanami singkong oleh Kementerian Pertahanan yang dipimpin oleh Prabowo Subianto. Namun, tanah di sana ternyata tidak cocok dengan singkong, sehingga singkong yang ditanam di sana tidak bisa tumbuh sehingga gagal panen.
Padahal, hutan sudah terlanjur dibabat yang menyebabkan kerusakan lingkungan serta bencana banjir di daerah sekitar lahan food estate.
Belakangan, kata Bayu, lahan yang sempat mangkrak itu lantas ditanami jagung. Penanaman jagung di sana pun terkesan dipaksakan karena ditaman dalam polybag sehingga membutuhkan biaya tambahan.
"Karena gagal maka dibuat justifikasi, mengganti dengan jagung yang ditanam dalam polybag, supaya terlihat berhasil,” ujarnya.
Menurut Bayu, Gibran menepis kegagalan itu dengan menggunakan informasi yang tidak jelas kebenarannya dan tidak sesuai fakta di lapangan.
Manajer Kampanye Hutan dan Kebun Walhi Nasional, Uli Arta Siagian, program food estate yang digagas pemerintahan Jokowi jelas-jelas gagal.
“Kami tidak pernah menemukan fakta keberhasilan food estate," katanya. Maka, jika dilanjutkan, proyek lumbung pangan ini hanya akan menambah pemborosan anggaran serta kerusakan lingkungan.
Selanjutnya: Greenpeace tak pernah lihat keberhasilan
<!--more-->
Greenpeace: Tak pernah lihat keberhasilan
Juru Kampanye Hutan Greenpeace, Iqbal Damanik, menyebut sudah tiga kali mendatangi lokasi food estate di Gunung Mas dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Hasilnya, mereka tidak pernah melihat keberhasilan proyek tersebut di sana.
"Kami tidak melihat ada sedikitpun keberhasilan (food estate) di sana,” ujar Iqbal kepada Tempo, Senin, 22 Januari 2024.
Iqbal mengatakan bahwa proyek food estate di Gunung Mas, Kalimantan Tengah oleh Kementerian Pertahanan yang dipimpin Prabowo telah menyebabkan deforestasi dan bencana.
"Food estate mendorong terjadinya deforestasi dan itu harus dihentikan, termasuk menjadi kebakaran hutan dari pembukaan lahan gambut," ucapnya.
Iqbal juga mengatakan, singkong yang ditanam di sana tidak tumbuh dengan baik bahkan banyak yang mati. Perkebunan singkong yang mengorbankan hutan itu tidak berproduksi. Sehingga, katanya, proyek tersebut hanya menyisakan kerugian keuangan negara, kerusakan hutan, dan penderitaan masyarakat saja tanpa menghasilkan apa-apa.
Ke depan, Iqbal menekankan bahwa proyek food estate bukan langkah yang tepat untuk dilanjutkan, mengingat belum ada satu pun proyek food estate yang benar-benar berhasil di Indonesia.
“Karena selama ini pangan dan pertanian kita ditopang oleh modal sosial petani untuk lebih berhasil,” kata dia.
CSIS: Tidak berhasil karena perencanaan lemah
Peneliti Departemen Ekonomi CSIS Deni Friawan mengatakan food estate tidak berhasil karena ditanam di lahan yang tidak cocok untuk singkong. Belakangan pemerintah mengganti menanam jagung namun menggunakan planter bag atau polybag supaya tanaman bisa hidup.
Menurutnya, food estate tidak berhasil karena lemah perencanaan. Program tersebut dilakukan secara serampangan, minim perencanaan, tanpa melihat apakah lahan yang akan diolah cocok dengan jenis tanaman yang bakal ditanam.
Deni mengatakan, keputusan pemerintah untuk menanam jagung lewat platter bag merupakan siasat untuk mengatasi lahan yang tidak bisa ditanami. Dengan cara itu, lanjut Deni, jagung memang bisa tumbuh tapi biaya penanaman dan perawatan jadi sangat mahal.
“Ini istilahnya sawah palsu. Karena terlanjur terbuka lahannya daripada gagal, ya itu solusinya (menanam di planter bag) tapi costly (mahal),” ujarnya.
Deni menyebut, memang perluasan lahan pertanian diperlukan mengingat tanah di Pulau Jawa semakin menyempit. Namun pembukaan lahan semestinya diiringi perencanaan yang matang dan tidak merusak lingkungan.
"Sehingga jawabannya bukan food estate. Tidak semata-mata membuka hutan yang serampangan itu,” ujarnya.
Selanjutnya: Klaim Gibran food estate Gunung Mas
<!--more-->
Sebelumnya, dalam debat Cawapres Ahad, 21 Januari 2024, Gibran menanggapi berbagai kritik Mahfud Md terhadap program food estate alias lumbung pangan yang gagal.
"Saya tegaskan sekali lagi Pak, (food estate) memang ada yang gagal, tapi ada yang berhasil, juga ada yang sudah panen," ujar putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi tersebut.
Gibran pun mencontohkan food estate di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Gibran mengklaim, proyek tersebut sudah panen jagung dan singkong.
Gibran lantas mengklaim food estate di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah sudah panen jagung dan singkong.
“Intinya adalah warga jangan diberikan narasi-narasi yang menakutkan, kita harus optimis Pak! Bapak-bapak ini adalah calon-calon pemimpin, harus optimis," tutur Gibran.
Putra sulung Jokowi ini menyampaikan bahwa food estate adalah program jangka panjang. Sehingga tidak bisa dinilai keberhasilannya lewat sekali, dua kali, atau bahkan tiga kali panen.
Gibran maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto di kontestasi Pilpres 2024. Mereka berhadapan dengan dua pasangan lainnya, yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
RIANI SANUSI | YOHANES MAHARSO | AMELIA RAHIMA
Pilihan Editor: Walhi Sebut Pernyataan Gibran Tak Sesuai Fakta: Food Estate Singkong Gagal, Tidak Pernah Panen