TEMPO Interaktif, Jakarta:Pengamat telekomunikasi RM Roy Suryo menilai, monopoli saluran telepon oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) membuktikan bahwa perusahaan ini takut atau tidak siap menghadapai globalisasi. Pendapat Roy diungkapkan ketika Tempo News Room menghubunginya di Yogyakarta melalui sambungan telepon, Jumat (25/1) pagi. Keengganan bersaing itu tampak ketika demonstrasi karyawan Telkom Divisi Regional IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta ke Jakarta untuk menolak akusisi oleh PT Indosat. Ia mengaku heran atas penolakan karyawan Telkom itu. Pasalnya, Indosat lahir dari induk yang sama dengan Telkom. "Ini menunjukan keengganan Telkom memiliki pesaing," katanya. Padahal, kata Roy, jika ada operator lain, selain Telkom, yang mengoperasikan layanan ini, bukan mustahil persaingannya akan lebih sehat. Roy membandingkan dengan layanan telepon seluler yang sekarang sedang tren. Sejak layanan ini muncul pada 1995, sudah ada 5,5 juta pemakai nomor telepon seluler. Bandingkan dengan Telkom yang sudah puluhan tahun hanya mengurusi layanan telepon baru 6,8 juta satuan sambungan telepon (SST) terpasang. "Apalagi jika dilihat dari sejarahnya, lebih jelek lagi," kata Roy. Menurut Roy, Telkom berdiri sebagai kelanjutan dari sambungan telepon yang sudah dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1884. "Sudah ratusan tahun, tapi masih seperti itu layanan dan pengelolaannya. Meskipun perkembangannya baru puluhan tahun belakangan ini saja," katanya. Monopoli, kata Roy, merupakan batu sandungan itu. Saat ini, 5,5 juta pelanggan telepon seluler itu dilayani oleh sekitar sembilan operator. Para operator ini saling bersaing memberikan layanan terbaiknya bagi pelanggannya. Sehingga tampak persaingan yang sehat antar operator, meski toh akhirnya para pelanggan itu sendiri yang menentukan operator mana yang lebih unggul dibandingkan dengan yang lain. Roy juga mencontohkan Australia. Di negeri Kanguru ini, layanan telepon dilakukan oleh tiga perusahaan. "Ketiga-tiganya ini saling berlomba memberikan service yang terbaik. Bahkan sampai ke teknologinya," katanya. (Bagja Hidayat – Tempo News Room)
Berita terkait
Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju
33 detik lalu
Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju
Gregoria Mariska Tunjung terus merebut poin di Uber Cup 2024