Sebut Cak Imin Tak Konsisten, Budiman Sudjatmiko Singgung Rp 40 Triliun Investasi Sudah Masuk ke IKN

Rabu, 27 Desember 2023 07:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, menilai Muhaimin Iskandar tak konsisten soal Ibu Kota Nusantara (IKN). Pasalnya, cawapres nomor urut satu Cak Imin itu awalnya mendukung tapi belakangan menolak IKN saat berlangsungnya kontestasi Pilpres 2024.

Menurut Budiman, Cak Imin terlalu dini dalam mengevaluasi pembangunan IKN. "Terlalu dini jika menyebut perubahan sikap tersebut sebagai hasil evaluasi. Jika ini tentang investasi, menurut data yang saya peroleh total investasi yang masuk ke IKN sudah lebih dari Rp 40 triliun," kata Budiman dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa, 26 Desember 2023.

Budiman menjelaskan bahwa sebetulnya terdapat beberapa sejumlah pengusaha Indonesia yang telah melakukan investasi di proyek-proyek strategis IKN. Salah satu faktor penentu yang menjadi daya tarik investor itu adalah adanya pemerintah dan kekuatan politik di Indonesia yang memiliki komitmen dan memperlihatkan keseriusannya dalam membangun IKN.

Selain itu, proyek sebesar IKN juga akan memberikan manfaat positif bagi pertumbuhan kota-kota sekitarnya, seperti Balikpapan, Banjarmasin, dan Pontianak. "Bahkan masyarakat Kalimantan sendiri menyambut IKN karena memahami bahwa pembangunan IKN akan memicu aktivitas ekonomi yang semakin meningkat di sekitar kawasan tersebut," ujar Budiman.

Sebelumnya dalam debat kedua Pilpres 2024, Jumat pekan lalu, cawapres nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka, menyinggung Cak Imin yang tidak lagi mendukung proses pembangunan IKN setelah mendampingi calon presiden Anies Baswedan yang mengusung tema perubahan.

Advertising
Advertising

"Saya ingat sekali Gus Muhaimin dulu sempat ikut meresmikan dan potong tumpeng di IKN. Ini gimana ini ... tidak konsisten. Dulu dukung, sekarang tidak dukung karena menjadi wakilnya Pak Anies yang mengusung tema perubahan," kata Gibran kala itu.

Pernyataan Gibran merespons Cak Imin yang menyebut IKN sebagai salah satu proyek besar ambisius namun, tidak menghitung skala prioritas. Pasalnya, proyek itu membutuhkan dana besar, yakni sekitar Rp 500 triliun. Padahal, 1 persen dari sekitar Rp 400 triliun saja bisa untuk membangun seluruh jalan dan kota di Kalimantan.

"Dan yang paling penting soal infrastruktur SDM (sumber daya manusia), 3 persen bisa untuk membangun sekolah dengan baik di Kalimantan. Itu salah satu contoh membangun (dengan) skala prioritas," ucap Cak Imin. "Saya setuju yang paling penting bukan infrastruktur dulu atau SDM dulu. Yang penting adalah membaca skala prioritas."

Lebih jauh Budiman menilai pembangunan IKN sebenarnya agenda strategis nasional dan tidak sepatutnya kita tarik-tarik ke ranah politik jangka pendek. Sebab, pemindahan ibu kota negara bukanlah sebuah gagasan yang baru di pemerintahan Presiden Jokowi, melainkan sudah ada sejak era Presiden Soekarno. "Ini adalah amanat dan harapan berkelanjutan sejak Presiden Soekarno dan selanjutnya," ujar dia.

ANTARA

Pilihan Editor: Tim Amin Bandingkan Pemerataan Ekonomi 40 Kota dengan Pembangunan IKN

Berita terkait

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

3 jam lalu

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

Wantim Golkar mengakui popularitas Ahmed Zaki Iskandar tak setinggi kandidat lain seperti Ridwan Kamil.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

3 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

4 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

5 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Satgas IKN Sebut Pembangunan IKN tak Sebabkan Banjir

6 jam lalu

Satgas IKN Sebut Pembangunan IKN tak Sebabkan Banjir

Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN) mengklaim pembangunan IKN tidak menyebabkan banjir di kawasan.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

6 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

6 jam lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

7 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

7 jam lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

8 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya