Ekonom Ini Sebut Tren PHK Bakal Berlanjut hingga Tahun Depan

Senin, 25 Desember 2023 15:32 WIB

Ilustrasi PHK. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal mengatakan tren pemutusan hubungan kerja (PHK) masih akan berlanjut hingga tahun depan. Bahkan, dengan faktor seperti digitalisasi, dapat melanjutkan tren yang lebih lama.

“Kalo faktor-faktor seperti digitalisasi itu sebetulnya memengaruhi pengurangan kebutuhan tenaga kerja, bukan hanya tahun 2024, tapi jangka yang lebih panjang,” ujar Faisal kepada Tempo, Minggu, 24 November 2023.

Tahun depan, Faisal memprediksi akan ada pengurangan ekspor yang dapat berdampak terhadap PHK suatu perusahaan. “Itu kalo kita melihat di 2024 ya,” tuturnya.

Jadi, kata Faisal, faktor penyebab tren PHK tidak hanya karena berubahnya tren investasi asing dan juga digitalisasi, sebagaimana Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) sebutkan beberapa waktu belakangan.

“Ada memang tekanan PHK yang terjadi karena melemahnya permintaan negara tujuan ekspor,” kata dia. Hal ini nantinya memengaruhi tingkat profitabilitas dari sektor-sektor yang memiliki prioritas pada pasar ekspor, seperti industri pakaian dan alas kaki seperti sepatu.

Advertising
Advertising

Fenomena ini terutama akan terjadi pada perusahaan-perusahaan yang bergantung pada pasar Amerika Serikat. Terlebih, dengan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang diprediksi tumbuh lebih lambat di kisaran 1,5 persen dan saat ini berada di kisaran 2 persen.

Selanjutnya: Adapun sepanjang 2023, Tempo mencatat sejumlah....

<!--more-->

Adapun sepanjang 2023, Tempo mencatat sejumlah perusahaan yang melakukan PHK terhadap karyawannya.

Terbaru, PT Waskita Karya (Persero) Tbk telah melakukan PHK atau rightsizing terhadap 500 karyawannya hingga kuartal III 2023, dalam rangka efesiensi.

Lalu, ada platform marketplace properti di Indonesia, Rumah.com yang pada November lalu berhenti beroperasi dan mengambil kebijakan PHK terhadap kepada 61 karyawannya.

Terdapat pula perusahaan rintisan di bidang kesehatan, Halodoc, yang dikabarkan melakukan PHK terhadap 500 karyawannya. Sama halnya dengan PT Nestle Indonesia yang disebut melakukan PHK terhadap 126 pekerjanya di Pabrik Kejayan, Jawa Timur.

Jika mundur lagi, terdapat 100 karyawan di PT Smartfren Telecom Tbk. yang terkena PHK secara sepihak sampai Agustus 2023. Kemudian, PT Horming Indonesia selaku pemegang lisensi produksi sepatu merek Puma di Cikupa, Tangerang, terpaksa memberhentikan 600 dari total 2.400 karyawannya.

Sejumlah pemutusan kontrak ini dilakukan dengan alasan yang berbeda. Meski begitu, ekonom CORE itu memprediksi tren PHK ini akan berlanjut hingga 2024.

DEFARA DHANYA | ANDIKA DWI | RIRI RAHAYU | RADEN PUTRI

Pilihan Editor: Kendaraan Roda Empat Menyeberang Merak - Bakauheni Capai 4.964 Unit

Berita terkait

Warga Nigeria Diduga Nikahi WNI untuk Buat Perusahaan dan Rekening dalam Kasus Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

6 jam lalu

Warga Nigeria Diduga Nikahi WNI untuk Buat Perusahaan dan Rekening dalam Kasus Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

Salah satu modus warga Nigeria disebut menikahi satu tersangka dari Indonesia untuk diperintah mengurus izin usaha.

Baca Selengkapnya

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

21 jam lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Buru Warga Nigeria Diduga Otak dari Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

21 jam lalu

Bareskrim Buru Warga Nigeria Diduga Otak dari Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

Dirtipidsiber Bareskrim Polri menyebut saat ini penyidik juga masih mengejar diduga pelaku berinisial S warga negara Nigeria.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

21 jam lalu

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

Suara pro-Palestina, termasuk mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, mengatakan perusahaan Lockheed Martin dan MBDA harus dilarang

Baca Selengkapnya

Bareskrim Ungkap Kasus Manipulasi Data Gunakan Email Palsu yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

1 hari lalu

Bareskrim Ungkap Kasus Manipulasi Data Gunakan Email Palsu yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri mengungkap kasus manipulasi data menggunakan email palsu dan memanfaatkan informasi data untuk menipu.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin akan Panggil Manajemen Perusahaan

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin akan Panggil Manajemen Perusahaan

Kementerian Perindustrian merekomendasikan pembukaan kembali pabrik sepatu Bata karena banyak pekerja yang terdampak.

Baca Selengkapnya

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

6 hari lalu

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan alasannya mengangkat tokoh buruh, Andi Gani Nena Wea, sebagai salah satu staf ahlinya.

Baca Selengkapnya

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

6 hari lalu

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

PJ Gubernur Bangka Belitung menyebut sekitar seribu pekerja di lima smelter yang terkait korupsi timah terkena PHK

Baca Selengkapnya

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

7 hari lalu

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

Keterampilan menguasai AI semakin dicari oleh perusahaan di skala global. Belum diimbangi skema pendidikan yang tepat.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

12 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya