Petani Gurem Meningkat, Pengamat: Itu Tanda Orang Miskin dari Sektor Pertanian Semakin Banyak

Rabu, 6 Desember 2023 14:57 WIB

Petani memikul gabah yang baru dipanen saat panen raya padi di Kampung Bojong Jambu, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 18 September 2023. Termasuk distribusi air yang disedot dari sungai juga belum merata terutama saat kemarau sekarang. TEMPO/Prima mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menyoroti jumlah petani gurem yang semakin meningkat. Menurutnya, hal itu menandai jumlah orang miskin dari sektor pertanian kian bertambah.

Hasil Sensus Pertanian 2023 yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat, jumlah petani gurem di Indonesia mengalami peningkatan dari 14,25 juta rumah tangga pada 2013 menjadi 16,89 juta rumah tangga pada 2023.

Proporsi rumah tangga petani gurem terhadap total rumah tangga petani di Indonesia juga meningkat dari 55,33 persen pada 2013 menjadi 60,84 persen pada 2023.

Sebagai informasi, petani gurem merupakan rumah tangga yang yang mengelola atau memiliki tanah baik untuk pertanian maupun tempat tinggal dengan luas kurang dari 0,50 hektar.

"Jumlah petani gurem yang makin besar ini menandai bahwa barisan orang miskin dari sektor pertanian kian bertambah. Dengan mengusahakan lahan kurang dari 0,5 ha, penghasilan dari sektor pertanian dipastikan tidak akan mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarga," ujar Khudori dalam keterangannya pada Selasa, 5 Desember 2023.

Advertising
Advertising

Selanjutnya: Khudori menyatakan bahwa bagi petani dengan lahan....

<!--more-->

Khudori menyatakan bahwa bagi petani dengan lahan yang terbatas, bahkan di bawah 0,2 hektar, pendapatan dari pertanian tidak lagi memiliki signifikansi yang besar. Sebaliknya, pendapatan dari sektor non-pertanian menjadi lebih krusial untuk memastikan kelangsungan hidup keluarga. Bagi rumah tangga seperti itu, kata Khudori, aktivitas pertanian hanyalah pekerjaan sampingan.

Selain itu, Khudori juga menyebut bahwa meningkatnya jumlah petani gurem menandakan lahan pertanian yang semakin sempit.

Sebagai informasi, secara spasial persentase petani gurem paling tinggi Pulau Sumatera berada di Aceh yaitu sebesar 57,68 persen. Jumlah ini naik 60,50 persen dari ST2013. Di Jawa, jumlah petani gurem paling tinggi di Yogyakarta yaitu sebesar 88,75 persen.

Di Kalimantan, Kalimantan Selatan menjadi provinsi dengan jumlah petani gurem paling tinggi, dengan persentase mencapai 42,41 persen. Sementara itu, di Pulau Bali-Nusra petani gurem tertinggi berada di Bali, yakni sekitar 69,32 persen.

Di Pulau Sulawesi, Provinsi Sulawesi Selatan menjadi daerah dengan proporsi petani gurem terbanyak, mencapai 41,23 persen. Sedangkan, persentase petani gurem paling tinggi di Maluku dan Papua berada di Papua Pegunungan yaitu sebesar 98,63 persen

Pilihan Editor: Petani Sulit Dapat Pupuk Bersubsidi, Ombudsman Bandingkan dengan Mekanisme BBM Bersubsidi

Berita terkait

Luhut Percepat Pembebasan Lahan IKN, AMAN Kaltim: Terburu-buru Bisa Melanggar HAM

1 jam lalu

Luhut Percepat Pembebasan Lahan IKN, AMAN Kaltim: Terburu-buru Bisa Melanggar HAM

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kalimantan Timur minta Luhut tidak terburu-buru dalam pembebasan lahan di IKN karena berpotensi langgar HAM.

Baca Selengkapnya

3 Tips Efektif Jaga Keharmonisan Rumah Tangga

1 hari lalu

3 Tips Efektif Jaga Keharmonisan Rumah Tangga

Komunikasi antar pasangan kerap menjadi tantangan. Simak 3 tips efektif jaga keharmonisan rumah tangga.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

2 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

2 hari lalu

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, akan membangun klaster pertanian modern seluas 10.000 hektare di Kabupaten Bandung.

Baca Selengkapnya

Datangi IKN, Luhut Targetkan Persoalan Lahan yang Belum Clear Selesai Akhir Mei

2 hari lalu

Datangi IKN, Luhut Targetkan Persoalan Lahan yang Belum Clear Selesai Akhir Mei

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan permasalahan lahan di proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara rampung akhir Mei.

Baca Selengkapnya

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

4 hari lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Reboisasi 33.800 Bibit Pohon, Telkom Dukung Pemulihan Lahan Kritis

6 hari lalu

Reboisasi 33.800 Bibit Pohon, Telkom Dukung Pemulihan Lahan Kritis

Sepanjang 2023, Telkom telah melaksanakan pemulihan lahan kritis di 4 provinsi.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

6 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

7 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

7 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya