TEMPO.CO, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyalurkan donasi dana kemanusiaan untuk rakyat Palestina senilai Rp 23 miliar melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).

“Bantuan donasi untuk Palestina yang dikumpulkan Majelis Ulama Indonesia dari beberapa ormas sebesar Rp 23 miliar,” kata Ketua Baznas RI Noor Achmad di Hotel Aryaduta, Jakarta, pada Jumat, 17 November 2023.

Noor Achmad mengungkapkan, dana yang diserahkan MUI tersebut sekaligus menambah jumlah dana yang sudah terkumpul di Baznas yang saat ini sudah mencapai Rp 61,5 miliar lebih.

“Dari situ yang sudah tersalurkan sebesar Rp 3 miliar, kemarin melalui yang dikoordinasikan Kemenlu kemudian melalui angkatan laut,” kata dia.

Sementara itu, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim menyampaikan, dana Rp 23 miliar tersebut merupakan dana yang sudah dihimpun sejak 2019. Awalnya, dana tersebut dimaksudkan untuk pembangunan rumah sakit yang ada di tepi barat Palestina.

“Tapi karena ada kendala jadi dana Rp 23 miliar itu lama tersimpan di MUI dan sekarang ini karena alasan kedaruratan kemanusiaan maka Dewan Pimpinan MUI telah menyapakati dalam rapat bahwa dana Rp 23 miliar dialihkan ke dana kemanusjaan Palestina,” Sudarnoto.

Donasi untuk Palestina masih terus berdatangan

<!--more-->

Sudarnoto menambahkan, pemberian dana ini merupakan kali kedua MUI menyalurkan donasi untuk rakyat Palestina melalui Baznas. Sebelumnya, MUI diketahui telah menyalurkan dana sebesar Rp 3,5 miliar ke Baznas.

“Selain Rp 23 miliar, kemarin juga telah kita serahkan ke Baznas sekitar Rp 3,5 miliar, itu kita peroleh dari aksi damai 5/11 (5 Novenber 2023) di Monas,” ujarnya.

Menurutnya, hingga hari ini, donasi untuk Palestina masih terus berdatangan dari masyarakat Indonesia.

“Dua hari yang lalu itu dari MUI daerah juga sudah menyerahkan uang hampir Rp 1 miliar dan mungkin hari ini terus bertambah dan akan disalurkan melaui Baznas,” ujar Sudarnoto.

Pilihan editor: Selena Gomez Donasi untuk Palestina: Warga Sipil Harus Dilindungi