Mengenal Devaluasi dan Fungsinya untuk Ekonomi Negara

Reporter

Winda Oktavia

Editor

Dwi Arjanto

Kamis, 16 November 2023 12:19 WIB

Ilustrasi penukaran mata uang asing dan nilai Rupiah. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam kurun waktu sekitar satu dekade awal Orde Baru hingga 1978, pemerintah pernah melansir kebijakan dua kali devaluasi mata uang rupiah. Devaluasi kedua meluncur pada 15 November 1978 alias 45 tahun silam.

Devaluasi adalah kebijakan yang diambil pemerintah suatu negara untuk secara sepihak menentukan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap mata uang lainnya.

Dikutip dari jurnal Universitas Diponegoro, negara akan melakukan devaluasi jika keadaaan nilai tukar mata uang negara dinilai terlalu tinggi atau overvalued. Keadaan seperti ini akan menyebabkan ketidakmampuan perhitungan biaya dan harga serta menghambat perdagangan internasional.

Secara keseluruhan, Pemerintah Indonesia telah melakukan empat kali tindakan devaluasi rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika, yaitu pada 1971, 1978, 1983, dan 1986. Semua ini terjadi karena perkembangan neraca pembayaran dan kondisi cadangan devisa Indonesia.

Dilansir dari laman Bank Indonesia, alternatif devaluasi juga akan diambil ketika terjadi tekanan inflasi domestik yang bersifat eksogen baik yang bersumber dari dalam negeri seperti gangguan pasokan pangan maupun dari luar negeri seperti kenaikan harga-harga internasional.

Bagi suatu negara yang sangat rentan terhadap gangguan eksternal misalnya karena memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sektor luar negeri atau gangguan internal seperti sering mengalami gangguan alam, kebijakan nilai tukar tetap merupakan kebijakan yang mengandung resiko tinggi. Resiko devaluasi ini akan sangat berpengaruh terhadap pelaku ekonomi domestik dan investor asing.

Advertising
Advertising

Sementara itu, bagi suatu negara yang menganut sistem nilai tukar mengambang, otoritas moneter memiliki keleluasaan untuk mengendalikan jumlah uang beredar karena tidak memiliki kewajiban untuk mempertahankan nilai tukar pada level tertentu.

Jika tingkat harga-harga domestik bersifat rigid, suatu kebijakan ekspansi moneter akan mendorong depresiasi nilai tukar dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri sehingga produksi nasional akan terdorong naik.

Dalam praktek, tidak semua negara yang nilai tukarnya mengalami depresiasi atau devaluasi selalu menunjukkan perbaikan di sisi neraca perdagangan. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan devaluasi terhadap neraca perdagangan, terutama yang berkaitan dengan elastisitas barang impor dan ekspor.

Jika elastisitas barang impor atau barang ekspor terhadap harga elastis, maka devaluasi atau depresiasi akan dapat mendorong ekspor dan mengurangi impor. Sebaliknya, jika elastisitas barang ekspor dan impor tidak elastis, maka kebijakan devaluasi ataupun depresiasi akan sulit untuk memperbaiki neraca perdagangan. Kebijakan devaluasi dapat berhasil jika elastisitas barang ekspor dan impor lebih dari satu. Persyaratan ini disebut dengan MarshallLerner Condition.

EPRINTS2.UNDIP.AC.ID | BMEB-BI.ORG
Pilihan editor: Kisah Devaluasi Rupiah 45 Tahun Lalu, Merosot dari Rp 415,00 Menjadi Rp 625,00 per-Dolar Amerika

Berita terkait

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

21 jam lalu

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

BI optimistis rupiah akan terus menguat sesuai fundamental.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

5 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

5 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

6 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

8 hari lalu

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

9 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

12 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

14 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

16 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

16 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya