Banyak Investor Jadi Korban Saham Gorengan, Tim Ganjar Contohkan Warren Buffet
Reporter
Amelia Rahima Sari
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 10 November 2023 13:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Politik 5.0 TPN Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto, menjawab pertanyaan mengenai strategi mengatasi investor ikut-ikutan yang menjadi korban saham gorengan, investasi bodong, dan influencer yang tidak bertanggung jawab.
"Kalau teman-teman di pasar modal ditanya, siapa suhu utama untuk melakukan investasi, pasti kenal Warren Buffet," kata Andi dalam acara Debat Tim Capres di Graha CIMB Niaga, Jakarta pada Kamis malam, 9 November 2023.
Sebagai informasi, Warren Buffett dikenal sebagai investor sukses di dunia. Pada 2022, Forbes menobatkan dia sebagai orang terkaya kelima di dunia dengan kekayaan mencapai US$ 118 miliar.
"Nah nasehatnya (Warren Buffet) selalu satu, pada saat saya melakukan investasi di suatu entitas, maka investasi itu saya tujukan untuk selamanya," lanjut Andi. "Karena dia benar-benar yakin dengan fundamental dari korporasinya dan prospek pengembangan bisnis dari korporasi itu."
Meski begitu, Andi mengakui cara tersebut berseberangan dengan generasi sekarang yang mudah keluar-masuk investasi dari suatu entitas ke entitas lainnya.
Indeks literasi Indonesia berada di level 0,3
<!--more-->
"Pertama, literasi keuangan anak-anak muda itu yang harus diperkuat," ucap Andi.
Dia menyampaikan, indeks literasi Indonesia berada di level 0,3 dari rata-rata global yang di level 0,47. Begitu pula indeks pembangunan institusi keuangan Indonesia yang di level 0,36, sementara negara-negara maju di 0,62.
Andi menuturkan, anak-anak muda harus menyadari bahwa investasi di pasar modal itu ada untung yang ditandai dengan warna hijau, dan rugi dengan warna merah. "Jangan tiba-tiba kita terbingung-bingung ketika ada anak-anak muda yang investasi, terus rugi, yang dituntut orang yang menaruh uangnya," ujar dia.
Kedua, lanjut dia, diperlukan aturan-aturan yang menungkinkan para investor lebih memahami kondisi fundamental dari korporasi-korporasi yang akan menjadi tempat berinvestasi. Ini membuat ada transparansi dari portofolio korporasi-korporasi itu.
"Itu sudah diatur, perlahan-lahan diperkuat melalui institusi-institusi yang ada di pasar keuangan kita, termasuk oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan)," kata Andi.
Pilihan editor: Prabowo Minta Buruh Tak Tuntut Kenaikan UMP, Bagaimana Ganjar dan Anies?