Pengangguran Tembus 7,86 Juta Orang, Bos Apindo Soroti Anjloknya Serapan Tenaga Kerja di Industri Manufaktur
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 9 November 2023 09:32 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,86 juta orang per Agustus 2023. Angka ini turun 560 ribu orang dibandingkan periode serupa tahun lalu.
Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Adaninggar Widyasanti menyatakan meskipun bila dibandingkan dengan Agustus tahun lalu terlihat ada penurunan, jumlah presentase dan pengangguran per Agustus 2023 masih relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi.
Ia menjelaskan, dengan jumlah angkatan kerja sebanyak 147,71 orang, maka tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mencapai 69,48 persen. Proporsi pekerja formal naik karena didorong bertambahnya proporsi penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai. Pekerja penuh waktu juga meningkat, meskipun masih lebih rendah dibanding sebelum pandemi.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menyoroti masih tingginya tingkat pengangguran karena penyerapan tenaga kerja menurun drastis dalam sembilan tahun terakhir, khususnya pada industri manufaktur.
"Tingkat penyerapan tenaga kerja tinggal seperlimanya untuk setiap nilai investasi (dibanding pada sembilan tahun lalu) karena investasi cenderung ke padat modal," katanya kepada Tempo, Rabu, 8 November 2023.
Menurut dia, investasi padat modal memprioritaskan penggunaan mesin dan teknologi untuk menopang kegiatan produksi yang lebih cepat, efektif, dan efisien. Akibatnya, angkatan kerja yang ada tak banyak terserap karena kebutuhannya terbatas. Porsi penyerapan tenaga kerja di sektor manufaktur tercatat terus menurun hingga kini menjadi 44 persen.
Sedangkan kontribusi sektor manufaktur yang menurun terhadap produk domestik bruto (PDB) juga menggambarkan peralihan menuju sektor jasa. Tapi sayangnya, sektor jasa yang tumbuh adalah sektor jasa yang berkualitas rendah. Apindo memproyeksikan penciptaan lapangan kerja baru ke depan dapat mencapai 2 juta pekerjaan per tahun yang mencakup skala industri ataupun usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Adapun Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut tingkat pengangguran yang disampaikan BPS masih lebih tinggi dari yang sebelumnya ditargetkan pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Dalam RPJMN, target pengangguran pada 2024 dipatok 3,6-4,3 persen. Dengan sisa waktu setahun bagi pemerintahan Jokowi, menurut Yusuf, akan sangat sulit menurunkan tingkat pengangguran dari 5,32 persen menuju target tersebut.
Selanjutnya: Yang tak kalah penting untuk diperhatikan...
<!--more-->
Yang tak kalah penting untuk diperhatikan, kata Yusuf, aalah masalah setengah menganggur atau mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal. Kelompok ini adalah angkatan kerja yang bekerja seadanya di sektor informal. "Mereka bekerja serabutan. Melakukan pekerjaan apa pun demi bertahan hidup," ujarnya. Kategori setengah menganggur pada Agustus 2023 mencapai 6,68 persen, naik dari Agustus 2022 yang sebesar 6,32 persen.
Soal ini, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan secara umum kondisi ketenagakerjaan di Indonesia membaik. Hal tersebut seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang tetap terjaga.
“Pertumbuhan ekonomi yang tetap terjaga turut mendorong perbaikan kondisi ketenagakerjaan Indonesia, tercermin pada Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang konsisten menurun hingga mencapai level 5,32 persen pada Agustus 2023, dari 5,86 persen pada Agustus 2022,” kata Febrio dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu, 8 November 2023.
Febrio mengklaim pertumbuhan ekonomi berhasil menciptakan tambahan lapangan kerja sebanyak 4,55 juta orang dalam kurun waktu Agustus 2022 hingga Agustus 2023. Perbaikan ekonomi pun diikuti dengan peningkatan porsi tenaga kerja formal menjadi sebesar 40,89 persen dari sebelumnya 40,69 persen per Agustus 2022.
Hal ini terlihat dari kenaikan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menjadi sebesar 69,48 persen dibandingkan TPAK Agustus 2022 yang sebesar 68,63 persen. Angka TPAK tersebut merupakan level tertinggi sejak tahun 1986. “TPAK pada perempuan tercatat terus meningkat lebih tinggi dibanding laki-laki, menandakan perbaikan peningkatan kesempatan kerja pada perempuan,” ujar Febrio.
Sementara pada sisi sektoral, penciptaan lapangan kerja terjadi di hampir seluruh sektor. Lapangan usaha pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan masih menjadi sektor tertinggi dengan jumlah tenaga kerja terbanyak yang mencapai total pekerja sebanyak 61,03 persen.
Sedangkan pada sektor akomodasi dan makan minum mengalami peningkatan pekerja tertinggi sebanyak 1,18 juta orang, diikuti sektor konstruksi sebesar 0,77 juta orang, dan sektor pertanian sebesar 0,75 juta orang. Perbaikan kondisi ketenagakerjaan juga diikuti dengan kenaikan rata-rata upah per bulan secara umum.
BPS sebelumnya melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 4,94 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III-2023. Pada periode itu, Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar Rp 5.296,0 triliun, sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan mencapai Rp 3.124,9 triliun.
GHOIDA RAHMAH | RIRI RAHAYU | ANTARA
Pilihan Editor: Laju Penyerapan Tenaga Kerja Melambat