Bos ITDC Akui KEK Mandalika Belum Berdampak Signifikan: Nusa Dua Itu 50 Tahun Baru Seperti Sekarang
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 2 November 2023 09:32 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Ari Respati merespons kritik mengenai Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika atau KEK Mandalika yang belum terlalu berdampak bagi perekonomian masyarakat sekitar. Bahkan, ada yang menyebut perputaran uangnya hanya muncul saat ada gelaran besar dihelat beberapa waktu lalu di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), seperti Moto Grand Pix atau MotoGP.
Ari tak menampik hal itu. Dia mengakui bahwa KEK Mandalika belum membawa dampak yang signifikan. “Jadi begini. MotoGP itu sirkuitnya cuma 38 hektare, sedangkan kawasan kita 1.175 hektare, ya tentu belum berdampak,” ujar dia di Kantor InJourney, Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, pada Rabu, 1 November 2023.
Meski begitu, kata Ari, hingga kini ITDC terus bekerja keras. Bahkan, diupayakan, kalau bisa sepekan sekali investor datang untuk menandatangani kerja sama pengembangan KEK Mandalika.
Ia pun tetap optimistis kawasan itu akan bisa berdampak positif luas ke masyarakat. “Karena kita pengalaman membangun Nusa Dua. Itu kan 50 tahun, dari tahun 1973, baru seperti sekarang jadi dan membawa dampak,” ucap Ari.
Walau KEK Mandalika baru dikembangkan 38 hektare, menurut dia, tetap memberi dampak meskipun masih belum sesuai harapan. Dalam pengembangan kawasan, Ari menjelaskan, memang butuh kesabaran dan konsistensi kinerja ke depan hingga akhirnya investor bisa masuk. “Ke depan ya tentunya akan membawa banyak sekali investor-investor untuk masuk,” tutur dia.
ITDC juga baru meneken kerja sama bersama 7 investor yakni PT Arena Pacu Nusantara; PT ARCS House; PT Istana Putri Mandalika; PT Ecomarine Indo Putra; PT Anjasmoro Sukses Mandiri; dan PT Star Motorsport Indonesia (Porsche) dan PT Nora Jelajah Indonesia. Nilai total investasinya Rp 1,5 triliun.
Lebih rinci, melalui kerja sama tersebut PT Arena Pacu Nusantara akan membangun Arena The Horsetainment Estate/ Pacuan Kuda. Kemudian dengan PT ARCS House akan membangun Hotel Jambuluwuk; lalu bersama PT Istana Putri Mandalika membangun Hotel Novotel. Dengan PT Ecomarine Indo Putra bersama anak usaha ITDC kerja sama pertama untuk mengembangkan ITDC Nusantara Properti, dan kedua membangun Circuit Café.
Sementara, tiga perusahaan yang sebelumnya sudah menandatangi kerja sama yakni PT Anjasmoro Sukses Mandiri mengenai pembangunan hotel dan komersialisasi; PT Star Motorsport Indonesia (Porsche) untuk Mandalika Circuit Experience; dan PT Nora Jelajah Indonesia untuk Mandalika Racing Experience.
Selanjutnya: “Ukuran pancuan kuda itu lebih besar dari ..."
<!--more-->
“Ukuran pancuan kuda itu lebih besar dari sirkuit. Jadi harapan saya tahun depan oh ternyata di Mandalika itu bukan hanya sirkuit,” ucap Ari.
Sebelumnya, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho mengatakan ekonomi di Mandalika hidup hanya saat satu acara yakni MotoGP. Tahun ini gelaran balap motor internasional itu digelar pada 13 – 15 Oktober 2023 lalu.
“Jadi saya rasa sekarang pembahasannya bukan lagi seberapa besar dampak dari ekonomi yang dihasilkan dari MotoGP tapi keberlangsungan dari perekonomian setelah event MotoGP ini selesai,” ujar dia melalui pesan suara pada Jumat, 6 Oktober 2023.
Menurut Andry, hal itu terjadi karena beberapa persoalan. Dia melihat pengembangan ekosistem di KEK Mandalika masih belum cukup masif, khususnya pariwisara. Termasuk infrastruktur ringan dan berat juga belum masif pengembangannya. Ditambah lagi dari sisi sumber daya manusia juga masih belum cukup melek wisata.
Jadi, Andry berujar, masih ada beberapa pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan pemerintah. “Kita fokusnya memang sebetulnya bukan di MotoGP-nya tapi setelah MotoGP itu sendiri KEK Mandalika itu akan seperti apa?” kata Andry.
Dia juga mengatakan pengelola Sirkuit Mandalika ITDC—bagian dari InJourney, holding BUMN industri aviasi dan pariwisata— merasakan adanya masalah tersebut. Karena MotoGP masih belum memberikan dorongan terhadap pengembangan pariwisata itu sendiri.
Bahkan perusahaan pelat merah itu juga terlilit utang Rp 4,6 triliun. Sehingga Andry berharap pendapatan dari Sirkuit Mandalika itu sendiri termasuk dari kewajiban pembayaran jangka panjang dan jangka pendeknya itu dapat segera terselesaikan. “Dengan event yang rutin diselenggarakan,” tutur Andry.
Pilihan Editor: ITDC dan 7 Investor Teken Kerja Sama untuk Investasi di KEK Mandalika, Nilainya Rp 1,5 Triliun