Soal Investor Wait and See di Tahun Politik, Kepala Otorita IKN: Kami Nggak Lihat Itu, Sudah Terukur

Kamis, 26 Oktober 2023 19:48 WIB

Kepala Badan Otorita IKN Bambang Susantono dalam acara Sosialisasi Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2023 di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan pada Selasa, 23 Mei 2023. TEMPO/Riani Sanusi Putri

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara atau Otorita IKN Bambang Susantono menanggapi soal investor yang cenderung wait and see di tengah tahun politik.

Menurut Bambang Susantono, investor yang masuk dalam proyek IKN sudah berproses sejak tahun lalu, saat penjajakan pasar yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Sehingga, kata dia, investor yang sudah masuk tidak terlalu melihat dan mengkalkulasi tahun politik. “Insyaallah kita nggak melihat itu (investor wait and see di tahun politik). Karena memang sudah terukur,” ujar Bambang Susantono di Kantor Otorita IKN, Gedung Menara Mandiri II, Jakarta Selatan, pada Kamis, 36 Oktober 2023.

Bambang Susantono menjelaskan, investor swasta biasanya sudah memiliki perhitungan yang lebih detail, termasuk masalah untung-rugi, dan segala macamnya. Semuanya, dia berujar, sudah ada pada perencanaan masing-masing investor.

“Sehingga kami harapkan yang akan di-groundbreaking (peletakan batu pertama) ini nanti akan kami akan proses lebih lanjut,” ucap Bambang Susantono. “Kemudian nanti pada 17 Agustus 2024 paling tidak sebagian besar dari mereka akan ada di lapangan. Upacara.”

Advertising
Advertising

Sebelumnya, ekonom sekalius CEO Narasi Istitute, Achmad Nur Hidayat, melihat tahun politik menjelang Pemilu 2024 menjadi tantangan besar pemerintah dalam mencari investor. Terutama investor yang mau menanamkan modal untuk proyek pembangunan IKN di Kalimantan Timur.

Investor kelas kakap asal luar negeri tidak mau mengambil risiko akan potensi terjadinya perubahan politik,” ujar Achmad kepada Tempo, Sabtu, 20 Mei 2023 lalu.

Selanjutnya: Sebenarnya, kata Achmad, istana sudah berupaya....

<!--more-->

Sebenarnya, kata Achmad, istana sudah berupaya agar tidak terjadi perubahan arah kebijakan yang dilakukan pemimpin periode 2024-2029 dengan menempatkan “all president men” sebagai kandidat. Namun ternyata, muncul Koalisi Perubahan yang disokong Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

“Munculnya Koalisi Perubahan membuat perhitungan investor menjadi lebih baik wait and see daripada berinvestasi besar tapi malah merugi,” ujar Achmad.

Aspek politik tersebut didukung masih adanya ancaman resesi global dan risiko geopolitik yang juga belum selesai. Tak hanya itu, menurut Achmad, skema IKN yang ditawarkan pemerintah juga tidak begitu menarik investor asing.

Koalisi tiga partai ini bahkan sudah menentukan eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden dan calon wakil presiden Muhaimin Iskandar (Anies-Amin). Langkah yang diambil NasDem bahkan disinyalir membuat hubungan antara Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Presiden Jokowi merenggang. Padahal sebelumnya, hubungan Paloh dan Jokowi begitu erat seiring dukungan NasDem kepada pemerintahan Jokowi sejak 2014.

Tak ada pembangunan IKN di visi misi Anies-Amin

Penelusuran Tempo dalam dokumen visi misi Anies-Amin, dari 140 halaman dokumen itu, tidak ada kata kunci yang merujuk pada kata IKN Nusantara. Dokumen bertajuk 'Indonesia Adil Makmur untuk Semua' itu, hanya menyebutkan kata 'Nusantara' pada halaman kelima untuk menggambarkan gugusan kepulauan.

Pada bagian agenda strategis di Pulau Kalimantan, pasangan yamng diusung Partai Nasional Demokrasi (NasDem) itu juga sama sekali tidak menyebut pembangunan IKN Nusantara. Pada bagian itu, hanya menyebut ingin menjadikan Pulau Kalimantan sebagai 'Tonggak Ekonomi Hijau, Beranda Indonesia yang Maju dan Asri'.

Hanya ada 9 agenda strategis di Kalimantan, di antaranya menjadikan Kalimantan contoh dunia dalam penerapan ekonomi hijau. Kemudian, menjadikan Kalimantan lumbung energi terbarukan, memastikan bagi seluruh kota dan desa teraliri listrik, terhubung internet, tersedia air bersih, membangun pabrik industri padat karya, dan mewujudkan pembangunan infrastruktur kereta.

“Serta memastikan perbaikan kerusakan lingkungan, utamanya deforestasi dan pencemaran limbah,” tertulis dalam dokumen itu.

MOH KHORY ALFARIZI | RIRI RAHAYU

Pilihan Editor: Terkini: Promo KFC dan Pizza Hut Rp 19 Ribuan hingga Aset-Aset Ketua KPK Firli Bahuri

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

4 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

5 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

6 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Berkas Kasus Bendesa Adat Bali Diduga Peras Pengusaha Rp10 Miliar Dilimpahkan ke Pengadilan

6 jam lalu

Berkas Kasus Bendesa Adat Bali Diduga Peras Pengusaha Rp10 Miliar Dilimpahkan ke Pengadilan

Bendesa Adat Berawa Ketut Riana diduga memeras pengusaha yang membutuhkan rekomendasi perizinan investasi

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

7 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

7 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

9 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

13 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

14 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

15 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya