Kementan Jelaskan Standar Adaptasi Pertanian untuk Kurangi Dampak El Nino

Sabtu, 21 Oktober 2023 21:18 WIB

Petani menanam padi di area persawahan kering yang dialiri air memakai mesin pompa di kawasan Babelan, Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 5 September 2023. BMKG memprediksi sejumlah wilayah Indonesia bakal berstatus waspada kekeringan sampai dengan November karena dipengaruhi oleh fenomene El Nino. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian atau Kementan Fadjry Djufry mengatakan adaptasi pertanian untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan El Nino perlu didukung dengan standar dan aturan yang jelas. Standar dan aturan adaptasi pertanian dapat meningkatkan luas tanam dan produksi padi.

“Standar adaptasi tersebut meliputi penggunaan varietas padi antisipasi perubahan iklim, pemupukan berimbang, teknologi hemat air, pengaturan tinggi muka air pada lahan rawa, perbaikan kualitas pakan ternak,” kata Fadjry terkait kegiatan “Adaptasi Perubahan Iklim Pada Musim Hujan 2023/2024 Mendukung Peningkatan Luas Tanam” di Tasikmalaya, Jawa Barat, sebagaimana keterangan diterima Sabtu 21 Oktober 2023.

Cara-cara adaptasi lainnya untuk meminimalisir dampak perubahan iklim, kata Fadjry, adalah penggunaan aplikasi Kalender Tanam dan Sistem Informasi Standing Crop, penyediaan penyimpan air (embung, long storage, dam parit, dan lainnya) serta implementasi konservasi tanah dan air.

Acara tersebut digelar oleh BSIP Kementan bekerjasama dengan Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia (Perhimpi) didukung oleh Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya.

Tasikmalaya dipilih sebagai perwakilan Provinsi Jawa Barat, yang merupakan salah 1 dari 10 provinsi Gerakan Nasional (Gernas) penanganan El-Nino.

Advertising
Advertising

Kementan di bawah Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi menargetkan peningkatan produksi beras 11,9 persen atau 35,8 juta ton pada 2024 yang diperoleh dari produksi Gabah Kering Giling 62,11 ton GKG atau naik sekitar 13,46 persen dibandingkan produksi ATAP 2022. Produksi itu dapat dicapai melalui luas panen 11,86 juta ha, melalui peningkatan Indeks Pertanaman di lahan sawah maupun lahan sawah tadah hujan.

Potensi persawahan di Tasikmalaya mencapai 51 ribu hektar

<!--more-->

Dalam kesempatan itu, dilakukan pula Aksi Tanam Bersama di Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya.

Sekretaris BSIP Haris Syahbuddin, menyerahkan bantuan benih padi varietas Inpari 32 kelas SS sebanyak 250 kg yang merupakan preferensi masyarakat setempat.

Benih ini selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh petani menjadi benih sebar (kelas ES) sebanyak 500 ton yang dapat memenuhi luas tanam 20.000 hektare , benih 250 kg ES untuk 100 ha lahan dengan produksi minimal 5 ton/ha, yang diharapkan dapat menghasilkan 500.000 kg benih ES.

Potensi persawahan di Tasikmalaya mencapai 51 ribu hektar, terdiri dari 35.000 ha sawah irigasi dan 16.000 ha sawah non irigasi.

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya Nuraedidin menjelaskan bahwa kearifan lokal masih digunakan di Kabupaten Tasikmalaya sebagai antisipasi perubahan iklim, salah satunya penggunaan kincir air untuk mengalirkan air dari sumber air ke lahan persawahan yang sangat membantu dalam memenuhi ketersediaan air.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Maman Suryaman menjelaskan pentingnya peran Perguruan Tinggi dalam penelitian untuk mendukung antisipasi perubahan iklim.

Hasil penelitian penggunaan ekstrak kulit buah-buahan

<!--more-->

Maman menegaskan pentingnya pemberian bahan organik berupa pupuk kandang maupun pupuk organik lainnya sebelum tanah, yang memiliki kemampuan menahan air untuk ketersediaan air bagi tanaman.

Selain itu, Maman juga mengungkapkan hasil penelitian berupa penggunaan ekstrak kulit buah-buahan (manggis, buah naga, dan lainnya) yang diberikan ke dalam tanah juga mampu meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air.

Perhimpi memberikan bimbingan teknis tentang pemanfaatan data dan informasi iklim untuk perencanaan waktu tanam, juga tentang prediksi iklim hingga skala dasarian atau bulanan dalam jangka waktu satu musim ke depan sehingga diperoleh gambaran kondisi iklim khususnya curah hujan.

“Informasi ini penting dalam rangka antisipasi dan perencanaan yang lebih baik guna meminimalkan risiko yang kemungkinan akan terjadi. Kapan mau tanam, kapan mau memupuk, semuanya kerugian bisa diantisipasi jika memahami prediksi iklim yang ada dalam aplikasi,” kata pakar Perhimpi Dr. Elza Surmaini.

Sinergi antar lembaga pemerintah pusat, daerah dan organisasi profesi ini diharapkan dapat menjadi salah satu pilar pencapaian target Kementan 2024 di antaranya peningkatan produksi beras 11 persen.

Pilihan editor: Mengenal El Nino yang Menyebabkan Kemarau Panjang di Indonesia serta Dampaknya

Berita terkait

Mentan Amran Berikan Bantuan Korban Bencana di Sulsel

16 jam lalu

Mentan Amran Berikan Bantuan Korban Bencana di Sulsel

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memberikan bantuan kepada sejumlah anak yatim dan keluarga korban banjir dan longsor Provinsi Sulawesi Selatan berupa uang pribadi sebesar 10 juta perorang.

Baca Selengkapnya

Aneka Kegiatan dan Kebutuhan Syahrul Yasin Limpo dari Urunan Pegawai Kementan: dari Sapi Kurban, Umrah, hingga Bayar ART

2 hari lalu

Aneka Kegiatan dan Kebutuhan Syahrul Yasin Limpo dari Urunan Pegawai Kementan: dari Sapi Kurban, Umrah, hingga Bayar ART

Persidangan perkara dugaan pemerasan oleh bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di lingkungan Kementan terkuak fakta-fakta baru.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Saksi Perkara Syahrul Yasin Limpo: Bikin Perjalanan Dinas Fiktif hingga Biayai Umrah Rp 1 Miliar

2 hari lalu

Pengakuan Saksi Perkara Syahrul Yasin Limpo: Bikin Perjalanan Dinas Fiktif hingga Biayai Umrah Rp 1 Miliar

Syahrul Yasin Limpo mengatakan seluruh pernyataan saksi yang menuding dirinya tidak benar.

Baca Selengkapnya

Auditor BPK Disebut Minta Rp 12 Miliar untuk Menerbitkan WTP Kementerian Pertanian era Syahrul Yasin Limpo

2 hari lalu

Auditor BPK Disebut Minta Rp 12 Miliar untuk Menerbitkan WTP Kementerian Pertanian era Syahrul Yasin Limpo

Permintaan itu agar Kementerian Pertanian mendapat predikat WTP dari BPK karena ada kejanggalan anggaran proyek food estate era Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo Bantah Kesaksian 4 Anak Buah di Kementan: Jangan Bela Saya, Jawab Pakai Hati

2 hari lalu

Syahrul Yasin Limpo Bantah Kesaksian 4 Anak Buah di Kementan: Jangan Bela Saya, Jawab Pakai Hati

Bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sempat membantah kesaksian empat mantan anak buahnya di lembaga itu dalam persidangan.

Baca Selengkapnya

Jaksa KPK Akan Panggil Keluarga Syahrul Yasin Limpo di Persidangan untuk Konfirmasi Temuan

2 hari lalu

Jaksa KPK Akan Panggil Keluarga Syahrul Yasin Limpo di Persidangan untuk Konfirmasi Temuan

Jaksa KPK Meyer Simanjuntak menyebut institusinya akan menghadirkan keluarga bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagai saksi.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ancam Produksi Beras

2 hari lalu

Cuaca Panas Ancam Produksi Beras

Cuaca panas belakangan ini di satu sisi dapat meningkatkan rendemen padi, tapi di sisi lain berpotensi membuat gagal tanam dan gagal panen.

Baca Selengkapnya

4 Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa Penuhi Permintaan Syahrul Yasin Limpo karena Takut Dipecat

2 hari lalu

4 Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa Penuhi Permintaan Syahrul Yasin Limpo karena Takut Dipecat

Empat pejabat di Kementerian Pertanian kompak menjawab terpaksa memenuhi permintaan Syahrul Yasin Limpo karena takut dipecat atau dimutasi.

Baca Selengkapnya

Saksi Akui Diminta Sewa Pesawat Rp 1,4 Miliar untuk Kunjungan Kerja Syahrul Yasin Limpo ke Maluku dan Anggarkan Beli 12 Sapi Kurban

3 hari lalu

Saksi Akui Diminta Sewa Pesawat Rp 1,4 Miliar untuk Kunjungan Kerja Syahrul Yasin Limpo ke Maluku dan Anggarkan Beli 12 Sapi Kurban

Hermanto diminta untuk menyediakan uang di luar anggaran Kementerian Pertanian untuk membeli sapi kurban buat Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Akibat Banjir Bandang di Brasil Bertambah Jadi 90 Orang dan Ribuan Kehilangan Rumah

3 hari lalu

Korban Tewas Akibat Banjir Bandang di Brasil Bertambah Jadi 90 Orang dan Ribuan Kehilangan Rumah

Setidaknya 90 orang tewas dan ribuan orang terpaksa kehilangan tempat tinggal dalam banjir bandang di negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya