Jokowi Desak Sri Lanka Cabut Larangan Impor Minyak Sawit dari Indonesia
Reporter
Daniel A. Fajri
Editor
Grace gandhi
Selasa, 17 Oktober 2023 18:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Sri Lanka untuk mencabut kebijakan larangan impor minyak sawit Indonesia. Jokowi mengatakan minyak sawit merupakan komoditas unggulan Indonesia yang diproduksi dengan memperhatikan standar lingkungan.
Jokowi menyampaikan ini saat pertemuan bilateral dengan Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe pada Selasa, Oktober 2023 di China World Hotel, Beijing. “Saya usul kita bentuk mekanisme khusus untuk membuka kembali akses pasar minyak sawit Indonesia di Sri Lanka,” katanya dikutip keterangan tertulis Biro Pers Istana.
Sri Lanka melarang impor sawit termasuk dari Indonesia pada April 2021. Presiden Sri Lanka saat itu, Gotabaya Rajapaksa, mengatakan keputusan larangan impor minyak sawit diberlakukan agar membuat negara tersebut bebas dari perkebunan kelapa sawit dan konsumsi minyak sawit.
Impor sawit Sri Lanka saat itu mayoritas berasal dari Indonesia dan Malaysia. Para ahli lingkungan mengatakan produksi minyak sawit telah menyebabkan deforestasi yang meluas dan kerusakan ekosistem. Uni Eropa memberlakukan kebijakan khusus mengenai ini.
Dalam keterangan Biro Pers Istana, Jokowi tidak mengelaborasi lebih lanjut soal larangan impor yang diberlakukan Sri Lanka. Sampai 16.00 WIB, belum ada pernyataan dari Ranil yang bisa dikutip mengenai kebijakan impor sawit.
Selanjutnya: Selain membahas soal larangan impor sawit....
<!--more-->
Selain membahas soal larangan impor sawit, Jokowi dan Ranil membahas soal potensi kedua negara membentuk perjanjian perdagangan preferensi atau preferential trade agreement. Berdasarkan data yang dikutip Biro Pers Istana, volume perdagangan Indonesia-Sri Lanka turun 27,5 persen pada 2022.
“Sehingga dibutuhkan upaya bersama untuk meningkatkan nilai perdagangan kedua negara,” kutip Biro Pers Istana, tanpa memberikan keterangan detail.
Selain itu, Jokowi menyampaikan soal peluang badan usaha milik negara (BUMN) RI kepada Ranil, terutama di bidang pengadaan gerbong kereta api dan pencetakan paspor elektronik Sri Lanka. Turut dibahas juga kerja sama ekonomi biru.
Presiden Jokowi melakukan kunjungan selama dua hari ke Cina pada 17-18 Oktober 2023. Setelah bertemu dengan sejumlah para investor di Cina kemarin, Jokowi juga dijadwalkan bertemu Presiden Xi Jinping pada hari ini.
Pada Selasa pagi, 17 Oktober 2023, Jokowi melaksanakan pertemuan bilateral dengan Li Qiang di Diaoyutai State House, Beijing, pada Selasa, 17 Oktober 2023. Dalam pertemuan itu, presiden mengapresiasi kemitraan strategis komprehensif antara Indonesia-Cina yang berkembang sangat baik dalam 10 tahun terakhir.
Pilihan Editor: Faisal Basri Sebut Rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Lebih Menjanjikan, tapi..