Organisasi Filantropi Bentuk Philanthropy Asia Alliance, Kumpulkan Dana Rp 11 Triliun

Reporter

Tempo.co

Editor

Anton Septian

Jumat, 22 September 2023 20:51 WIB

Lim Boon Heng, Chairman PAA dan Chairman Temasek Holdings, menyampaikan pidato sambutan di Philanthropy Asia Summit 2023. Dok. Philanthropy Asia Alliance

Tempo.co, Jakarta - Sejumlah organisasi filantropi di Asia meluncurkan Philanthropy Asia Alliance (PAA) pada Jumat, 15 September 2023 lalu. Gerakan yang diinisiasi oleh Temasek Trust tersebut mengumpulkan dana lebih dari Sing$ 1 miliar atau lebih dari Rp 11 triliun, yang berasal dari donasi 80 organisasi filantropi dan mitra.

“Setiap anggota dan mitra membawa sumber daya, keahlian, dan jaringannya. Kami semua memetik manfaat dari pertukaran praktik dan pengetahuan terbaik, sehingga kita dapat melangkah lebih jauh, lebih cepat,” kata Chairman PAA yang juga orang nomor satu di Temasek Holdings, Lim Boon Heng, saat meluncurkan inisiatif ini dalam acara Philanthropy Asia Summit 2023 di Singapura.

Lim Boon Heng mengatakan pembentukan PAA direncanakan sejak tahun lalu dan diumumkan oleh Ho Ching, Chairman Temasek Trust, pada Philantrophy Asia Summit 2022. Temasek Trust, yang didirikan oleh Temasek Holdings, adalah pengelola aset filantropi yang dikumpulkan dari para donatur sebagai dana abadi. Setelah Philanthropy Asia Summit 2022 itu, para inisiator merumuskan tata kelola, kerangka kerja, dan kebijakan sebagai fondasi agar PAA berkesinambungan. PAA menawarkan 29 program “Calls to Action” yang dijalankan di berbagai wilayah di Asia. PAA juga mendukung inisiatif multi-pemangku kepentingan global seperti Giving to Amplify Earth Action (GAEA) oleh World Economic Forum, bersama dengan lebih dari 45 organisasi lainnya.

Tiga Mandat Philanthropy Asia Alliance

Menurut Boon Heng, dana Sing$ 1 miliar yang terkumpul akan disalurkan pada 29 program tersebut, yang berfokus pada tiga mandat pembentukan PAA, yakni iklim dan alam, pendidikan holistik dan inklusif, serta kesehatan global dan publik. “Area fokus baru dapat ditambahkan seiring berjalannya waktu,” kata Chairman Temasek Holdings tersebut.

Untuk mandat iklim dan alam, program yang sedang berjalan meliputi dekarbonisasi beras yang dilakukan Temasek Life Sciences Laboratory dan berlokasi di Asia Tenggara, katalisasi kerangka kerja untuk solusi karbon biru Climateworks Centre di Indonesia dan global, konservasi laut melalui perlindungan dan produksi oleh Conservation International yang juga dilaksanakan di Indonesia dan global.

Advertising
Advertising

Untuk mandat kesehatan global dan publik, programnya meliputi pembangunan kapasitas genomik untuk menghilangkan penyakit menular oleh Duke-NUS Medical School dengan lingkup Asia, penyediaan akses ke air bersih di India oleh Evidence Action, ikhtiar merintis cakupan kesehatan universal di Filipina oleh CareSpan Asia dan Temasek Foundation.

Adapun untuk mandat pendidikan holistik dan inklusif, programnya meliputi penyediaan pendidikan dan perawatan masa kanak-kanak yang berkualitas oleh OneSky di Vietnam, dan pemberian kesempatan kedua bagi anak perempuan di India pada Pendidikan oleh Educate Girls.

Lim Boon Heng juga mengatakan PAA akan membangun kerja sama dengan organisasi filantropi global dan regional terkemuka. “Kami berharap dapat bekerja sama dengan mereka dan mitra-mitra lain yang berpikiran sama untuk mempercepat dampak kolektif dan meningkatkan kebaikan secara global,” kata Boon Heng.

CEO Temasek Trust Desmond Kuek mengatakan PAA merupakan wadah bagi berbagai organisasi filantropi untuk bersatu dalam sebuah koalisi yang siap bertindak. “Untuk menjadikan Asia sebagai kekuatan untuk kebaikan,” katanya. Kawasan Asia yang memiliki 60 persen populasi dunia, menyumbang lebih dari 50 persen emisi global dan terkena dampak perubahan iklim. Mengatasi tantangan di Asia, kata Desmond, akan menguntungkan semua pihak. “Namun hal ini tidak dapat dilakukan sendiri,” ujarnya.

Desmond Kuek, CEO Temasek Trust, menyampaikan pidato pembukaan di Philanthropy Asia Summit. Dok. Philanthropy Asia Alliance

Temasek Trust, kata dia, berharap dapat mengembangkan kemitraan dan memberikan dampak kolektif bersama para mitra. “Tindakan kolaboratif dan kolektif adalah kunci untuk mengatasi tantangan yang saling terkait dan kompleks yang kita hadapi,” kata Desmond. “Kesempatan bagi modal filantropi untuk mengkatalisasi dampak positif di Asia sangatlah besar, dan Philanthropy Asia Alliance akan mempercepatnya.”

Anggota PAA dari Indonesia

Meski lingkup programnya di Asia, anggota PAA berasal dari berbagai benua. Dari Amerika, di antaranya ada Bill & Melinda Gates Foundation, Bloomberg Philanthropies, The Rockefeller Foundation, hingga Dalio Philanthropies. Dari Eropa dan Timur Tengah, di antaranya ada Badr Jafar, BirdLife International, hingga World Economic Forum. Dari Asia Pasifik, selain Temasek Trust, ada juga DBS Foundation, National University of Singapore, Fast Retailing Foundation, Li Ka Shing Foundation, hingga Chaudhary Foundation.

Perusahaan dan organisasi filantropi asal Indonesia juga ada yang menjadi anggota PAA, yakni Sinar Mas, PT Triputra Agro Persada Tbk., hingga Tanoto Foundation.

Gargee Ghosh, Presiden Kebijakan dan Advokasi Global Bill & Melinda Gates Foundation, menyatakan senang bisa menjadi anggota PAA dan bermitra dengan organisasi filantropi global lainnya. “Kami percaya akan kekuatan dari filantropi kolaboratif dan membayangkan PAA memberikan kontribusi yang berkelanjutan untuk mengatasi tantangan kesehatan dan pembangunan serta menumbuhkan ekosistem filantropi yang berkembang untuk membantu mempercepat kemajuan di seluruh wilayah,” katanya dalam acara Philanthropy Asia Summit 2023.

Sementara itu, Bernard Tan, Country President Sinar Mas di Singapura, mengatakan grup perusahaan Sinar Mas memfokuskan dukungan pada mandat iklim dan alam PAA. “Kami berharap dapat berkontribusi dalam penelitian terapan dan mengimplementasikan solusi yang tidak hanya akan melestarikan dan memulihkan lingkungan alam, namun juga mengurangi dampak perubahan iklim terhadap masyarakat,” kata Bernard.

Adapun Satrijo Tanudjojo, Global CEO Tanoto Foundation, mengatakan lembaganya berfokus pada peningkatan taraf hidup dan mempercepat kesetaraan kesempatan di berbagai bidang, termasuk pengembangan anak usia dini, seperti yang telah mereka lakukan di Indonesia dan Tiongkok. “Kami percaya bahwa dengan bekerja sama dengan aliansi, kami dapat berkolaborasi dengan berbagai organisasi yang memiliki pemikiran yang sama untuk menyediakan modal katalis, berbagi keahlian, dan praktik-praktik terbaik, serta membantu membangun ekosistem filantropi yang akan benar-benar menggerakkan perbaikan sosial di Asia,” kata Satrijo di panggung Philanthropy Asia Summit.

Berita terkait

Profil Tory Burch, Desainer Masuk Daftar Tokoh Paling Berpengaruh 2024 Versi Majalah TIME

19 hari lalu

Profil Tory Burch, Desainer Masuk Daftar Tokoh Paling Berpengaruh 2024 Versi Majalah TIME

Desainer ternama Tory Burch masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia 2024 versi majalah TIME. Siapa dia?

Baca Selengkapnya

Raih Penghargaan MusiCares, Jon Bon Jovi Beri Penghormatan untuk Bruce Springsteen

3 Februari 2024

Raih Penghargaan MusiCares, Jon Bon Jovi Beri Penghormatan untuk Bruce Springsteen

Jon Bon Jovi telah memberikan kontribusi luar biasa terhadap rock and roll dan kepeduliannya terhadap tunawisma

Baca Selengkapnya

Indonesia Kembali Menjadi Negara Paling Dermawan, PIRAC: Namun Regulasi Belum Mendukung

10 November 2023

Indonesia Kembali Menjadi Negara Paling Dermawan, PIRAC: Namun Regulasi Belum Mendukung

Indonesia kembali menjadi negara paling dermawan di dunia versi World Giving Index atau WGI 2023. Namun, regulasi belum mendukung kondisi tersebut.

Baca Selengkapnya

Keenam Kalinya, Indonesia Jadi Negara Paling Dermawan versi World Giving Index 2023

10 November 2023

Keenam Kalinya, Indonesia Jadi Negara Paling Dermawan versi World Giving Index 2023

Jadi negara paling dermawan, Indonesia berada di peringkat pertama untuk keenam kalinya secara berturut-turut dengan skor 68, sama dengan skor yang diraih pada 2022.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Respons Sri Mulyani Usai Diminta Jokowi Bayar Utang ke Bulog Rp 16 T, Zulhas soal Harga Cabai Meroket

7 November 2023

Terpopuler: Respons Sri Mulyani Usai Diminta Jokowi Bayar Utang ke Bulog Rp 16 T, Zulhas soal Harga Cabai Meroket

Berita terpopuler pada 6 November 2023 dimulai dari respons Sri Mulyani atas permintaan Presiden Jokowi untuk melunasi utang Rp 16 triliun ke Bulog.

Baca Selengkapnya

Wamen Tiko Sebut Aset BUMN Tembus Rp 10.101 Triliun, Lebih Besar dari Temasek

6 November 2023

Wamen Tiko Sebut Aset BUMN Tembus Rp 10.101 Triliun, Lebih Besar dari Temasek

Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyatakan aset perusahaan pelat merah di Indonesia lebih besar daripada BUMN Singapura Temasek Holdings.

Baca Selengkapnya

Sosok Shiv Nadar, Filantropi Paling Dermawan India Sumbang Sekitar Rp 11,5 Miliar Per Hari

5 November 2023

Sosok Shiv Nadar, Filantropi Paling Dermawan India Sumbang Sekitar Rp 11,5 Miliar Per Hari

Shiv Nadar ditahbiskan sebagai sosok filantropi paling dermawan di India selama 2 tahun berturut-turut. Sehari ia mendonasikan sekitar Rp 11,5 miliar

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Potensi Ekonomi Digital Indonesia USD 146 Miliar pada 2025, Ekonom: Itu Data Lama

6 Oktober 2023

Jokowi Sebut Potensi Ekonomi Digital Indonesia USD 146 Miliar pada 2025, Ekonom: Itu Data Lama

Jokowi juga menyebutkan bahwa potensi ekonomi digital pada 2030 diperkirakan US$ 360 miliar, artinya Rp 5.000 triliun lebih.

Baca Selengkapnya

Perusahaan dan Organisasi Filantropi Indonesia Menyumbang Ratusan Miliar Rupiah untuk Philanthropy Asia Alliance

22 September 2023

Perusahaan dan Organisasi Filantropi Indonesia Menyumbang Ratusan Miliar Rupiah untuk Philanthropy Asia Alliance

Apa alasan organisasi filantropi ini menyumbang ratusan miliar rupiah?

Baca Selengkapnya

Fliantrop Howard Buffett Khawatir Perhatian Masyarakat ke Ukraina Turun Tahun Depan

21 September 2023

Fliantrop Howard Buffett Khawatir Perhatian Masyarakat ke Ukraina Turun Tahun Depan

Filantrop Howard Buffett khawatir perhatian masyarakat Barat terhadap perang di Ukraina bisa berkurang pada tahun mendatang.

Baca Selengkapnya