Meskipun Rugi, PLTG Muara Tawar Jalan Terus

Reporter

Editor

Kamis, 17 Juli 2003 17:12 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Meskipun merugi, Perusahaan Listrik Negara tetap akan melanjutkan proyek pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) Muara Tawar. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Utama PLN Eddie Widiono kepada wartawan usai sebuah seminar Good Governance Sektor Kelistrikan di Jakarta, Senin (27/1). PLTG Muara Tawar yang terletak di Jakarta Utara adalah proyek darurat untuk mengantisipasi kelangkaan listrik pada 2004 nanti. Seperti diketahui, kelangkaan yang akan terjadi di Jawa-Bali ini diakibatkan molornya realisasi pembangunan PLTU Tanjung Jati B sampai tahun 2006, dari target 2004. Dalam hitungan PLN, kapasitas daya yang tersedia pada 2004 hanya mencapai 18.608 megawatt. Namun kebutuhan listrik pada saat beban puncak (peak load supply) mencapai 15.514 megawatt. Dengan demikian, cadangan daya yang tersisa hanya 3094 megawatt PLN mengakui, pembangkit Muara Tawar yang bernilai Rp 4 triliun ini dibiayai oleh perusahaan listrik negara itu. PLN masih mencari bantuan pinjaman dari bank nasional dan menerbitkan dana obligasi sebesar Rp 900 miliar. Eddie mengatakan, PLTG Muara Tawar akan memakan biaya operasi tinggi pada 2-3 tahun pertama dioperasikan. Masalahnya, pembangkit ini harus membakar bakan bakar minyak sebelum gas tersedia. Selanjutnya, menurut Eddie, karena biaya operasi yang tinggi ini lebih mahal dari harga jual listrik PLN, maka pembangkit listrik bertenaga gas ini akan merugi. Tapi, karena diperlukan bagi kontinuitas pelayanan, maka proyek ini harus jalan, katanya. Meskipun begitu, Eddie tidak menyebut berapa kerugian dari pembangkit ini. Kami harus menghitung lagi, PLTG Muara Tawar berkapasitas 600 megawatt ini akan diberi beban berapa, kata Eddie berkilah. Sebelumnya, seperti ditulis Koran Tempo, Ketua Panitia Pengadaan PLTG Muara Tawar Prayitno juga mengakui ketidakefisienan dari pembangkit ini. Masalahnya, PLTG Muara Tawar mengoperasikan pembangkit tipe E yang berkapasitas 100-150 megawatt. Padahal ada pembangkit tipe F yang berkapasitas 250 megawatt yang lebih efisien. Sudah jelas, nilai keekonomian untuk mengoperasikan pembangkit turbin gas pada tipe F, mengapa PLN malah memilih tipe E yang cenderung tidak efisien dan boros, kata sumber Koran Tempo yang mempertanyakan keputusan PLN ini. Padahal, kata sumber ini, bila PLN memilih tipe F, maka perusahaan negara ini dapat menghemat pengeluaran sampai jutaan dolar setiap tahunnya. Saya heran mengapa PLN memilih pembangkit yang boros, ungkap sumber itu heran. Sebagai perbandingan, dengan perhitungan harga bahan bakar Rp 2000 per liter, nilai kurs Rp 9000 per US$ 1, faktor kapasitas 60 persen, dengan kapasitas pembangkit 600 MW, pembangkit tipe E akan menggunakan 157 ton bahan bakar per jam dengan harga US$ 271 per ton. Sehingga biaya yang dikeluarkan per jam mencapai US$ 42,4 ribu atau US$ 222,99 juta per tahun. Sementara, tingkat efisiensi penggunaan pembangkit tipe E hanya sebesar 32 hingga 34 persen. Sementara, dengan asumsi harga bahan bakar, nilai kurs, dan kapasitas faktor yang sama, tipe F hanya menghabiskan 143 ton bahan bakar per jam dengan harga US$ 271 per ton. Artinya, biaya yang dikeluarkan hanya mencapai US$ 38,7 ribu per jam atau US$ 203,87 juta per tahun. Dengan demikian, penggunaan pembangkit tipe F dapat menghemat biaya US$ 19,1 juta per tahun. Ini belum termasuk tingkat efisiensi pembangkit tipe F yang lebih baik karena mencapai 36 hingga 38 persen. Prayitno sendiri mengakui, pembangkit tipe F lebih efisien dari tipe E yang akan dioperasikan PLN. Tipe F memang lebih efisien 2-2,5 persen dibandingkan tipe E, katanya. Bahkan, menurut dia, PLN akan mengeluarkan biaya lebih tinggi bila menggunakan pembangkit tipe E ini. Besarnya mencapai US$ 17 juta per tahun, kata Prayitno. Menurut Prayitno, keputusan PLN menggunakan pembangkit tipe E didasarkan pada pengalaman PLN dalam menggunakan pembangkit tipe ini. Di lain pihak, PLN tidak berpengalaman menggunakan pembangkit tipe F yang bertemperatur tinggi. Lagipula, pembangkit tipe F membutuhkan bahan bakar lebih banyak dan saat ini pasokan bahan bakar belum tersedia. Jika terjadi masalah dengan tipe F, PLN akan kehilangan produksi listrik sebesar 200 MW atau US$ 20-25 juta per tahun, dibandingkan dengan mengoperasikan tipe E. ujar Prayitno membandingkan. Saat ini, pembangkit tipe E yang berjumlah enam buah sedang dalam tahap tender. Sebanyak 45 perusahaan tercatat akan mengikuti tender PLTG Muara Tawar ini. Tender akan dilakukan melalui lelang terbuka. Penentuan pemenang didasarkan pada harga rupiah per kilowatt hour terendah. Bila harga sama, maka penilaian didasarkan atas penawaran kapasitas lebih besar, kata Prayitno menjelaskan. Diharapkan penawaran peserta tender akan dilakukan 21 Februari, penunjukan pemenang 31 Maret, dan negosiasi serta penandatangan kontrak pada 15 April 2003. Tanggal operasi komersil 15 April 2004, jelas Prayitno. Multazam / Ali Nur Yassin --- TNR

Berita terkait

Jurgen Klopp Jalani Laga Perpisahan di Liga Inggris Minggu Malam Ini 19 Mei, Simak Deretan Prestasinya di Liverpool

3 menit lalu

Jurgen Klopp Jalani Laga Perpisahan di Liga Inggris Minggu Malam Ini 19 Mei, Simak Deretan Prestasinya di Liverpool

Jurgen Klopp akan mengucap salam perpisahan dalam pertandingan pamungkasnya bersama Liverpool di Liga Inggris Minggu malam, 19 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Acara HUT ke-44 Dekranas Ditutup, Total Transaksi Mencapai Rp 4,3 Miliar

59 menit lalu

Acara HUT ke-44 Dekranas Ditutup, Total Transaksi Mencapai Rp 4,3 Miliar

Ajang Dekranas Expo 2024 sebagai rangkaian dari HUT Dekranas ke-44 dihadiri sekitar 13.000 pengunjung dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,3 miliar

Baca Selengkapnya

Final Liga Champions: Ini 3 Pemain Bintang yang Pernah Bersinar di Borussia Dortmund dan Real Madrid

1 jam lalu

Final Liga Champions: Ini 3 Pemain Bintang yang Pernah Bersinar di Borussia Dortmund dan Real Madrid

Borussia Dortmund dan Real Madrid akan berhadapan di final Liga Champions 2023-2024. Ini 3 pemain bintang yang pernah berperan besar di kedua klub.

Baca Selengkapnya

Serial Shogun akan Berlanjut, 2 Musim Tambahan

1 jam lalu

Serial Shogun akan Berlanjut, 2 Musim Tambahan

Serial populer Jepang Shogun akan berlanjut dua musim tambahan

Baca Selengkapnya

Sengkarut Penggusuran Warga Stren Kali di Rusunawa Gunungsari

1 jam lalu

Sengkarut Penggusuran Warga Stren Kali di Rusunawa Gunungsari

Baru-baru ini Warga Stren Kali yang mendiami Rusunawa Gunungsari, Surabaya, mengalami penggusuran

Baca Selengkapnya

Beasiswa Penuh di 7 Kampus BUMN Dibuka untuk 110 Orang, Begini Syarat dan Pendaftarannya

1 jam lalu

Beasiswa Penuh di 7 Kampus BUMN Dibuka untuk 110 Orang, Begini Syarat dan Pendaftarannya

Aliansi Perguruan Tinggi BUMN mengatakan, beasiswa ini diberikan agar lebih banyak siswa siswi yang bisa menikmati jenjang pendidikan tinggi.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ibu dan Gunung Semeru Bersautan, Begini Rincian Daerah Berbahaya Rekomendasi Badan Geologi

1 jam lalu

Erupsi Gunung Ibu dan Gunung Semeru Bersautan, Begini Rincian Daerah Berbahaya Rekomendasi Badan Geologi

Dalam semalam, Gunung Ibu dan Gunung Semeru bergantian mengalami erupsi. Badan Geologi, melalui PVBMG, merekomendasikan penetapan daerah berbahaya.

Baca Selengkapnya

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

2 jam lalu

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

Wantim Golkar mengakui popularitas Ahmed Zaki Iskandar tak setinggi kandidat lain seperti Ridwan Kamil.

Baca Selengkapnya

Mengenal Joel Matip yang akan Hengkang dari Liverpool

2 jam lalu

Mengenal Joel Matip yang akan Hengkang dari Liverpool

Bek Liverpool Joel Matip akan hengkang dari Liverpool setelah delapan tahun bermarkas di Anfield

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

2 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya