Luhut Sebut Akselerasi Adopsi Kendaraan Listrik Memperbaiki Kualitas Udara

Jumat, 15 September 2023 07:52 WIB

Luhut Binsar Pandjaitan. TEMPO/ Moh Khory Alfarizi

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bicara tentang peluang Indonesia menuju energi bersih dan peningkatan pertumbuhan ekonomi dari adopsi kendaraan listrik (EV). Menurut dia, kendaraan listrik merupakan bagian penting dari agenda industrialisasi dan dekarbonisasi Indonesia.

"Sekarang adalah saatnya untuk mendorong industri EV di Indonesia," ujar dia lewat keterangan tertulis acara ‘Seminar Nasional Ikaxa 2023’ pada Kamis, 14 September 2023.

Luhut menjelaskan akselerasi adopsi EV penting untuk mengakselerasi agenda dekarbonisasi Indonesia, memperbaiki kualitas udara, dan menyukseskan downstreaming mineral kritis di Tanah Air. Indonesia, kata dia, berpacu dengan waktu untuk dapat memimpin persaingan investasi dengan negara tetangga, dan menjaga kelangsungan industri otomotif di era transisi energi.

Dalam membangun industri EV, Luhut berujar, Indonesia membutuhkan kerja keras. Selain itu kebijakan yang tepat untuk mendorong pengembangan pasar dan industri serta menarik investasi.

“Jika gagal mengembangkan industri EV dan menarik investasi, Indonesia hanya akan menjadi importir dan berisiko kehilangan jutaan lapangan pekerjaan,” kata Luhut.

Advertising
Advertising

Secara global, transisi kendaraan konvensional ke EV bergerak semakin cepat dengan pangsa penjualan EV yang melampaui titik kritis. Pasar otomotif Indonesia, Luhut melanjutkan, akan mengikuti transisi kendaraan listrik, dengan tren konsumen yang mendukung.

Kebijakan EV Indonesia dinilai mulai setara dengan negara tetangga

<!--more-->

“Penghematan biaya, peningkatan kesadaran terhadap isu lingkungan keberlanjutan, dan tren global," ucap Menko Luhut.

Di samping itu, tidak dipungkiri bahwa untuk membangun industri EV di Indonesia dibutuhkan investasi yang besar dan penerimaan masyarakat dalam mengadopsi EV. Namun, Industri EV juga dapat mengatasi eksternalitas lingkungan dan membawa manfaat ekonomi yang positif.

Hanya dengan mengembangkan industri EV dalam negeri, kata Luhut, Indonesia dapat merealisasikan eksternalitas positif dan mencegah risiko berkurangnya PDB dan lapangan pekerjaan akibat transisi industri otomotif. Menurut dia, kebijakan EV Indonesia sudah mulai setara dengan negara tetangga, namun persaingan untuk menarik investasi EV akan tetap sengit.

“Indonesia tengah menarik minat dari beragam pemain EV yang mewakili setengah dari volume produksi global," tutur Luhut.

Pilihan editor: Luhut Izinkan BYD Impor Mobil Listrik Sampai Pabrik di Indonesia Jadi

Berita terkait

Industri Baterai Indonesia dan CATL Bentuk Perusahaan Patungan Manufaktur Sel Baterai

18 jam lalu

Industri Baterai Indonesia dan CATL Bentuk Perusahaan Patungan Manufaktur Sel Baterai

PT Industri Baterai Indonesia atau Industry Battery Corporation (IBC) dan CBL International Development Pte Ltd. mendirikan perusahaan patungan.

Baca Selengkapnya

BYD akan Investasi di RI Senilai Rp 11,7 Triliun, Bakal Hadirkan Banyak Kendaraan Listrik Plug-in Hybrid

1 hari lalu

BYD akan Investasi di RI Senilai Rp 11,7 Triliun, Bakal Hadirkan Banyak Kendaraan Listrik Plug-in Hybrid

Produsen kendaraan listrik asal Cina, Build Your Dream (BYD) Company Limited, berencana menanamkan ivestasi senilai Rp 11,7 triliun di Indonesia. Kapasitas produksi mencapai 150 ribu per tahun

Baca Selengkapnya

PLN Akui Listrik Rumahan Jadi Kompetitor: Transisi Energi Mengubah Semuanya

3 hari lalu

PLN Akui Listrik Rumahan Jadi Kompetitor: Transisi Energi Mengubah Semuanya

Komisaris PT PLN (Persero) Mohamad Ikhsan mengatakan perubahan iklim yang menuntut transisi energi mengakibatkan sektor kelistrikan yang dikelola institusinya terdampak

Baca Selengkapnya

Bahlil Sebut Golkar Incar Kursi Pimpinan Komisi Energi DPR RI

3 hari lalu

Bahlil Sebut Golkar Incar Kursi Pimpinan Komisi Energi DPR RI

Bahlil Lahadalia enggan menyebutkan nama kader Golkar yang akan didapuk menjadi pimpinan Komisi Energi DPR RI.

Baca Selengkapnya

Luhut Beberapa Kali Bilang Bakal Mundur sebagai Pejabat Publik Setelah 2024, Ini Rencana Selanjutnya

5 hari lalu

Luhut Beberapa Kali Bilang Bakal Mundur sebagai Pejabat Publik Setelah 2024, Ini Rencana Selanjutnya

Menko Marves, Luhut Pandjaitan, beberapa kali bilang tak akan lanjutkan karier duduk di kursi menteri atau pejabat publik setelah 2024. Apa rencananya

Baca Selengkapnya

Menteri Bahlil Sampaikan Terima Kasih kepada Jokowi, Bakal Lanjut ke Kabinet Prabowo?

6 hari lalu

Menteri Bahlil Sampaikan Terima Kasih kepada Jokowi, Bakal Lanjut ke Kabinet Prabowo?

Salah satu nama yang kuat dikabarkan akan kembali mengisi pos kementerian dalam kabinet Prabowo adalah Bahlil Lahadalia.

Baca Selengkapnya

Cerita Luhut Kenal dengan Menpan RB Anas, dari Koordinasikan Daerah Tangani Covid-19 hingga Benahi E-Katalog

6 hari lalu

Cerita Luhut Kenal dengan Menpan RB Anas, dari Koordinasikan Daerah Tangani Covid-19 hingga Benahi E-Katalog

Menko Luhut Pandjaitan menceritakan bagaimana awalnya mengenal sosok Menpan RB Abdullah Azwar Anas.

Baca Selengkapnya

Luhut Kembali Sarankan Prabowo Tak Memilih Orang Toxic Masuk Pemerintahan

7 hari lalu

Luhut Kembali Sarankan Prabowo Tak Memilih Orang Toxic Masuk Pemerintahan

Luhut berujar telah menyarankan pada Prabowo agar tidak memilih orang toxic masuk pemerintahan.

Baca Selengkapnya

AS Rancang Dua Proyek Besar, Investasi Jumbo Perkuat Daur Ulang Baterai Kendaraan Listrik

9 hari lalu

AS Rancang Dua Proyek Besar, Investasi Jumbo Perkuat Daur Ulang Baterai Kendaraan Listrik

AS rancang proyek jumbo baterai yang sangat dibutuhkan kendaraan listrik dan menyimpan energi terbarukan mirip proyek tenaga surya dan angin.

Baca Selengkapnya

Hashim Sebut Prabowo Punya Data dari Luhut soal Penerimaan Negara Bocor Rp 300 Triliun

9 hari lalu

Hashim Sebut Prabowo Punya Data dari Luhut soal Penerimaan Negara Bocor Rp 300 Triliun

Hashim Djojohadikusumo menceritakan Prabowo Subianto mendapatkan data itu dari Luhut soal kebocoran penerimaan negara Rp 300 triliun.

Baca Selengkapnya