Krisis Belum Ancam Sektor Ketenagakerjaan

Reporter

Editor

Jumat, 15 Mei 2009 19:08 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Krisis perekonomian global dinilai belum berdampak buruk pada kondisi ketenagakerjaan di Indonesia. Aktivitas perekonomian menjelang pemilihan umum tahun ini diperkirakan ikut menopang ketenagakerjaan dengan menyediakan lapangan kerja baru.

Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan mengatakan, tingkat pengangguran terbuka pada akhir Februari 2009 mencapai 9,26 juta orang atau 8,14 persen dari total angkatan kerja sebanyak 113,74 juta orang.

Jika dibandingkan dengan data Februari 2008, maka tercatat penurunan jumlah pengangguran sebanyak 170 ribu orang. “Pada umumnya ini masih normal, ancaman pemutusan hubungan kerja besar-besaran tidak terjadi,” katanya dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (15/5).

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, hingga Februari 2009, penduduk yang bekerja bertambah sebanyak 2,44 juta orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tambahan lapangan pekerjaan terbesar berasal dari sektor perdagangan yang naik 1,16 juta orang.

Adapun sektor yang mengalami penurunan pekerja paling banyak berasal dari sektor konstruksi sebanyak 120 ribu orang dan sektor transportasi, pergudangan, dan komunikasi yang menurun hingga 60 ribu orang.

Meski secara umum jumlah pekerja meningkat, Rusman mengakui, jika tambahan itu lebih banyak terjadi pada lapangan kerja tradisional yang tidak membutuhkan keahlian khusus, yakni sektor pertanian, perdagangan, dan jasa kemasyarakatan.

Pekerja di sektor informal pun masih mendominasi sebanyak 68 persen dari total lapangan kerja. “Padahal sektor informal inilah yang paling rentan kelangsungan kerjanya,” ujarnya. Terbukti jumlah pekerja sektor transportasi informal seperti tukang ojek mulai berkurang seiring semakin baiknya transportasi formal.

Menurut Rusman, tingginya pekerja di sektor informal itu disebabkan masih rendahnya pekerja yang mengenyam pendidikan tinggi. Data menunjukkan, 55,43 juta orang atau 53 persen pekerja di Indonesia hanya lulusan sekolah dasar ke bawah.

Sedangkan pekerja yang lulusan diploma dan sarjana hanya 6,9 persen. ”Pekerja berpendidikan rendah itu membuat lapangan kerja sendiri yang tidak menuntut persyaratan tinggi,” katanya.

AGOENG WIJAYA

Berita terkait

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

1 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

3 hari lalu

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

4 hari lalu

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

10 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

11 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

11 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

11 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

12 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

15 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

16 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya