Menurut Kalla, bank semestinya berpegang pada khitahnya (tujuan dasar), yakni mengumpulkan dana dari masyarakat dan mengembalikannya dengan cara yang baik dan adil. Dengan memberikan tingkat bunga kredit yang wajar, bank bisa mendorong perekonomian bergerak meski terseret krisis finansial.
"Mereka (bank) sering beralasan, bunganya masih lebih rendah dibandingkan rentenir," kata dia. Kalla berpendapat itu pembenaran yang salah. "Jangan bandingkan dengan rentenir, tapi bandingkan dengan BI Rate (suku bunga acuan Bank Indonesia)," tuturnya.
Padahal jika bank mau menurunkan suku bunganya, kata Wapres Kalla, selisihnya bisa digunakan masyarakat untuk pengembangan usahan.
Ia mendesak Bank Indonesia juga mengawasi dan mengambil tindakan jika bank membandel dengan tetap memberikan bunga kredit yang tinggi. "Kalau membiarkan ketidakadilan, rakyat akan ngamuk," tuturnya.
Kalla juga meminta Bank Perkreditan Rakyat untuk bermitra dengan bank besar yang kelebihan dana agar tak kerepotan menghimpun dana untuk disalurkan kepada masyarakat. "Maka fungsi BPR menggerakkan perekonomian rakyat, terutama usaha kecil menengah, bisa berjalan lebih lancar," ucap dia.
Malam ini, Kalla menganugerahkan penghargaan bagi enam BPR. Untuk kategori BPR dengan teknologi informasi terbaik, pemenangnya secara berurutan ialah PT BPR BP Kabupaten Bangli, PT BPR Nusamba Tegal Alang, dan PT BPR Harta Swadiri. Sedangkan kategori BPR terbaik di masa krisis dimenangkan PT BPR Nusamba Plered, PT BPR Pulau Punjung, dan PT BPR Surasari Hutama.
BUNGA MANGGIASIH