Peneliti Sebut Penanganan El Nino Memerlukan Kebijakan Jangka Panjang
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 25 Juli 2023 09:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Mukhammad Faisol Amir mengatakan langkah pemerintah dalam merespons cuaca ekstrem El Nino perlu diapresiasi. Namun ia menilai sejauh ini pemerintah masih melakukan respons reaktif, padahal penanganan El Nino membutuhkan kebijakan jangka pendek.
Dia mengatakan penguatan stok pangan melalui cadangan pangan pemerintah (CPP), khususnya cadangan beras pemerintah (CBP) sebagai pangan utama, merupakan solusi yang layaknya dilakukan setiap tahunnya.
"Namun, solusi tersebut tidaklah menyasar ke permasalahan utama pangan Indonesia dalam menghadapi El Nino," kata dia dalam keterangannya kepada Tempo pada Senin, 24 Juli 2023.
Menurutnya, beberapa permasalahan fundamental agrikultur Indonesia dalam menghadapi El Nino setiap tahunnya disebabkan oleh kurang siapnya infrastruktur irigasi. Ditambah tidak meratanya kesiapan petani dalam menghadapi El Nino.
Secara garis besar, kata Faisol, beberapa petani telah memahami siklus tahunan El Nino. Petani juga mengantisipasinya dengan cara adaptasi waktu tanam, termasuk juga penanaman palawija untuk pencegahan puso akibat hama. Tetapi, dia menekankan solusi tersebut hanya dapat mencegah dampak kekeringan yang diakibatkan oleh El Nino.
CIPS menilai petani masih memerlukan banyak bantuan dari pemerintah. Di antaranya, bantuan teknologi pertanian, bantuan benih dan pupuk yang tahan terhadap kekeringan. Terlebih, bantuan tersebut saat ini masih sulit dibeli secara komersial.
Pemerintah perlu fokus terhadap infrastruktur irigasi pertanian
<!--more-->
Pemerintah, menurut Faisol, perlu berfokus terhadap infrastruktur irigasi pertanian. Sebab, saat ini masih banyak sistem irigasi pertanian yang masih mengandalkan tadah hujan. Untuk menghadapi kekeringan akibat El Nino, ia menjelaskan sistem irigasi yang mumpuni dapat membantu menjaga dari puso ataupun gagal panen yang masif.
Fokus terhadap sistem irigasi juga adalah salah satu upaya pencegahan turunnya produksi agrikultur akibat El Nino yang telah dilakukan di berbagai negara Asia Tenggara, seperti Kamboja dan Thailand. World Bank pun telah merekomendasikan langkah sebagai solusi dalam menghadapi ancaman El Nino,.
Selanjutnya, bantuan benih dan pupuk tahan kekeringan selayaknya menjadi produk yang mudah didapatkan oleh petani. Mengingat fenomena kekeringan akibat El Nino adalah fenomena yang terjadi setiap 4-7 tahun sekali. "Cakupan program safety net bagi petani sudah selayaknya diperluas," ujarnya.
Lalu untuk meminimalkan risiko kerugian akibat gagal panen, Faisol berujar pemerintah masih mempunyai pekerjaan rumah untuk mengoptimalkan pemanfaatan Sistem Resi Gudang (SRG) kepada mereka. SRG adalah suatu sistem yang memungkinkan petani untuk menyimpan hasil panennya di gudang penerbit resi, menerima resi sebagai bukti kepemilikan komoditas yang disimpan.
SRG juga memungkinkan petani melepaskan hasil panen ke pasar dengan harga yang lebih tinggi di luar musim panen.
Sistem ini juga dapat membantu meningkatkan akses pembiayaan bagi petani, kelompok tani, dan koperasi. Tanda terima hasil panen yang disimpan, juga dapat digunakan sebagai jaminan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya.
Pada akhirnya, Faisol menuturkan pencegahan dampak El Nino terhadap agrikultur Indonesia memerlukan sinergi dari semua pihak, mulai dari produsen hingga pemerintah. Karena itu, ia menekankan pemerintah perlu melakukan kolaborasi dan juga bantuan yang lebih menyasar terhadap petani.
Dia juga mendorong agar solusi tersebut dilakukan secepatnya, mengingat fenomena El Nino akan terus terjadi di masa depan. Terlebih, menurut Faisol, saat ini belum terdapat solusi sistematis atau jangka panjang yang ditawarkan oleh pemerintah.
Faisol berharap, pemerintah dapat segera melakukan transformasi sistem pangan ke arah sistem yang lebih berkelanjutan. Pemerintah juga diminta berfokus pada pemanfaatan lahan yang ada secara maksimal dan mendorong produktivitas perlu dimulai sedini mungkin.
"Apalagi transformasi sistem pangan membutuhkan waktu dan banyak adaptasi, terutama pada petani, dan hal ini perlu jadi perhatian pemerintah," ucapnya.
Pilihan editor: Hadapi El Nino, Jokowi Instruksikan BUMN dan Pemda Perbanyak Pasar Murah