Peneliti Sebut Penanganan El Nino Memerlukan Kebijakan Jangka Panjang

Selasa, 25 Juli 2023 09:00 WIB

Sejumlah bocah bermain di area persawahan yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau di Desa Pajukukang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Minggu, 25 Juni 2023. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan persentase peluang terjadinya fenomena El Nino di Indonesia pada Juni 2023 menguat dari sebelumnya 50-60 persen menjadi 80 persen sehingga pemerintah pusat dan daerah diharapkan segera melakukan upaya antisipatif pada wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan dan dampak lanjutannya. ANTARA FOTO/Arnas Padda

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Mukhammad Faisol Amir mengatakan langkah pemerintah dalam merespons cuaca ekstrem El Nino perlu diapresiasi. Namun ia menilai sejauh ini pemerintah masih melakukan respons reaktif, padahal penanganan El Nino membutuhkan kebijakan jangka pendek.

Dia mengatakan penguatan stok pangan melalui cadangan pangan pemerintah (CPP), khususnya cadangan beras pemerintah (CBP) sebagai pangan utama, merupakan solusi yang layaknya dilakukan setiap tahunnya.

"Namun, solusi tersebut tidaklah menyasar ke permasalahan utama pangan Indonesia dalam menghadapi El Nino," kata dia dalam keterangannya kepada Tempo pada Senin, 24 Juli 2023.

Menurutnya, beberapa permasalahan fundamental agrikultur Indonesia dalam menghadapi El Nino setiap tahunnya disebabkan oleh kurang siapnya infrastruktur irigasi. Ditambah tidak meratanya kesiapan petani dalam menghadapi El Nino.

Secara garis besar, kata Faisol, beberapa petani telah memahami siklus tahunan El Nino. Petani juga mengantisipasinya dengan cara adaptasi waktu tanam, termasuk juga penanaman palawija untuk pencegahan puso akibat hama. Tetapi, dia menekankan solusi tersebut hanya dapat mencegah dampak kekeringan yang diakibatkan oleh El Nino.

Advertising
Advertising

CIPS menilai petani masih memerlukan banyak bantuan dari pemerintah. Di antaranya, bantuan teknologi pertanian, bantuan benih dan pupuk yang tahan terhadap kekeringan. Terlebih, bantuan tersebut saat ini masih sulit dibeli secara komersial.

Pemerintah perlu fokus terhadap infrastruktur irigasi pertanian

<!--more-->

Pemerintah, menurut Faisol, perlu berfokus terhadap infrastruktur irigasi pertanian. Sebab, saat ini masih banyak sistem irigasi pertanian yang masih mengandalkan tadah hujan. Untuk menghadapi kekeringan akibat El Nino, ia menjelaskan sistem irigasi yang mumpuni dapat membantu menjaga dari puso ataupun gagal panen yang masif.

Fokus terhadap sistem irigasi juga adalah salah satu upaya pencegahan turunnya produksi agrikultur akibat El Nino yang telah dilakukan di berbagai negara Asia Tenggara, seperti Kamboja dan Thailand. World Bank pun telah merekomendasikan langkah sebagai solusi dalam menghadapi ancaman El Nino,.

Selanjutnya, bantuan benih dan pupuk tahan kekeringan selayaknya menjadi produk yang mudah didapatkan oleh petani. Mengingat fenomena kekeringan akibat El Nino adalah fenomena yang terjadi setiap 4-7 tahun sekali. "Cakupan program safety net bagi petani sudah selayaknya diperluas," ujarnya.

Lalu untuk meminimalkan risiko kerugian akibat gagal panen, Faisol berujar pemerintah masih mempunyai pekerjaan rumah untuk mengoptimalkan pemanfaatan Sistem Resi Gudang (SRG) kepada mereka. SRG adalah suatu sistem yang memungkinkan petani untuk menyimpan hasil panennya di gudang penerbit resi, menerima resi sebagai bukti kepemilikan komoditas yang disimpan.

SRG juga memungkinkan petani melepaskan hasil panen ke pasar dengan harga yang lebih tinggi di luar musim panen.
Sistem ini juga dapat membantu meningkatkan akses pembiayaan bagi petani, kelompok tani, dan koperasi. Tanda terima hasil panen yang disimpan, juga dapat digunakan sebagai jaminan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya.

Pada akhirnya, Faisol menuturkan pencegahan dampak El Nino terhadap agrikultur Indonesia memerlukan sinergi dari semua pihak, mulai dari produsen hingga pemerintah. Karena itu, ia menekankan pemerintah perlu melakukan kolaborasi dan juga bantuan yang lebih menyasar terhadap petani.

Dia juga mendorong agar solusi tersebut dilakukan secepatnya, mengingat fenomena El Nino akan terus terjadi di masa depan. Terlebih, menurut Faisol, saat ini belum terdapat solusi sistematis atau jangka panjang yang ditawarkan oleh pemerintah.

Faisol berharap, pemerintah dapat segera melakukan transformasi sistem pangan ke arah sistem yang lebih berkelanjutan. Pemerintah juga diminta berfokus pada pemanfaatan lahan yang ada secara maksimal dan mendorong produktivitas perlu dimulai sedini mungkin.

"Apalagi transformasi sistem pangan membutuhkan waktu dan banyak adaptasi, terutama pada petani, dan hal ini perlu jadi perhatian pemerintah," ucapnya.

Pilihan editor: Hadapi El Nino, Jokowi Instruksikan BUMN dan Pemda Perbanyak Pasar Murah

Berita terkait

Mentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa

4 jam lalu

Mentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa

Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), membentuk kelompok tani mahasiswa sebagai ujung tombak masa depan bangsa yang harus memiliki konsen terhadap sektor pertanian.

Baca Selengkapnya

Anak Petani dan PNS Calon Mahasiswa Unri Disebut Masuk Kelompok UKT Tinggi

9 jam lalu

Anak Petani dan PNS Calon Mahasiswa Unri Disebut Masuk Kelompok UKT Tinggi

Aliansi Pendidikan Gratis Riau mencatat, lebih dari 50 calon mahasiswa Unri masuk kelompok UKT tidak sesuai kemampuan ekonomi orang tua mereka.

Baca Selengkapnya

Tambang Ilegal Lewati Jalan di Desa Lumbung Padi Kalimantan Timur Sejak 2019, Sebabkan Warga Kesulitan Air Bersih

12 jam lalu

Tambang Ilegal Lewati Jalan di Desa Lumbung Padi Kalimantan Timur Sejak 2019, Sebabkan Warga Kesulitan Air Bersih

Aktivitas tambang ilegal batu bara di Desa Sumbersari, Kutai Kartaanegara, Kalimantan Timur berdampak buruk bagi warga.

Baca Selengkapnya

Satgas Pangan TNI Dukung Program Pompanisasi Kementan

3 hari lalu

Satgas Pangan TNI Dukung Program Pompanisasi Kementan

Program ini memungkinkan Indonesia mandiri untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Bantuan Beras Langkah Konkret Ringankan Beban Masyarakat: Patut Disyukuri Lho

3 hari lalu

Jokowi Sebut Bantuan Beras Langkah Konkret Ringankan Beban Masyarakat: Patut Disyukuri Lho

Menurut Jokowi di semua negara sekarang menghadapi kesulitan karena kenaikan harga pangan

Baca Selengkapnya

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

4 hari lalu

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melepas satuan brigade alat dan mesin pertanian (brigade alsintan) menuju Kabupaten Merauke.

Baca Selengkapnya

Banjir Sumbar Berdampak ke Pariwisata, Sandiaga Uno: Keselamatan yang Paling Utama

4 hari lalu

Banjir Sumbar Berdampak ke Pariwisata, Sandiaga Uno: Keselamatan yang Paling Utama

Sandiaga Uno menyebut banjir Sumbar turut berdampak ke sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Baca Selengkapnya

Rekor Suhu Udara Terpanas Berlanjut di April 2024, Ini Datanya

7 hari lalu

Rekor Suhu Udara Terpanas Berlanjut di April 2024, Ini Datanya

Suhu udara di permukaan Bumi sepanjang April 2024 mematahkan rekor sebelumnya yang tercipta pada 2016. Sama-sama diwarnai El Nino kuat.

Baca Selengkapnya

BMKG: 14 Daerah Berstatus Waspada Dampak Cuaca Ekstrem Akibat Bibit Siklon Tropis

7 hari lalu

BMKG: 14 Daerah Berstatus Waspada Dampak Cuaca Ekstrem Akibat Bibit Siklon Tropis

BMKG menyebut 14 daerah berstatus waspada dampak cuaca ekstrem sebagai akibat dari intervensi bibit siklon tropis.

Baca Selengkapnya

Bapanas Akan Tingkatkan Masa Simpan Pangan

8 hari lalu

Bapanas Akan Tingkatkan Masa Simpan Pangan

Kepala Badan Pangan Nasional atau Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan akan perbaiki masa simpan pangan.

Baca Selengkapnya