Bank Indonesia Intervensi Pasar Agar Dolar Tidak Sampai Rp 11 Ribu
Jumat, 19 September 2003 13:36 WIB
Walaupun begitu Syahril menampik upaya sterilisasi atau intervensi yang dilakukan BI tidak memuaskan hasilnya jika tetap terjadi dampak psikologis. “Yang diusahakan BI adalah menjaga agar jangan sampai gejolaknya terlalu tajam,” kata dia.
Sedangkan mengenai inflasi yang kemungkinan akan naik, setelah pembelakukan tarif baru listrik dan BBM, Syahril mengungkapkan pemerintah bersama IMF masih melihat kemungkinan yang berkembang. Termasuk yang dipikirkan adalah kemungkinan pencabutan subsidi.
Syahril mengakui kenaikan tarif nantinya akan memicu inflasi yang cukup besar, sebab akan ada kenaikan harga. Harga naik, lanjut dia, membuat uang banyak yang beredar.
“Namun semua harus dilihat secara jernih, inflasi tidak hanya ditentukan faktor moneter, tetapi juga faktor lain,” tambah dia.
Karena itu, Syahril menegaskan pemerintah tidak akan merevisi angka-angka asumsi APBN 2001, seperti suku bunga, nilai tukar, inflasi, dan lainnya yang kemungkinan besar akan meleset.
Hanya saja pemerintah akan menjelaskan penyimpangan asumsi kepada DPR ikhwal melesetnya angka-angka tersebut. Asumsi moneter pada APBN 2001 adalah Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3 bulan 15 persen, inflasi 9,3 persen, dan nilai tukar Rp 9600 per dollar. (dede ariwibowo-tempo news room)