Gas Natuna untuk Pasok Terminal LPG Teluk Jakarta

Reporter

Editor

Rabu, 6 Mei 2009 13:06 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah berencana memasok gas dari lapangan Natuna D-Alpha untuk kebutuhan terminal lepas pantai gas alam cair (<I>liquefied natural gas</I>/LNG) yang akan dibangun di Teluk Jakarta.

"Pipanya sudah ada, dari West Natuna ke Batam-Sumatera Selatan-Jawa Barat," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro hari ini (6/5) di Jakarta. "Yang belum ada pipa dari East Natuna ke West Natuna."

Dia memperkirakan produksi gas Natuna akan mulai pada 2016 hingga 2017. Kalau terminal sudah selesai dibangun pada 2011, menurut Purnomo, pasokan gas bisa diperoleh sementara dari gas Bontang milik Total, gas Suban 3 milik ConocoPhillips, dan gas North West Java Basin milik Beyond Petroleum.

Terminal lepas pantai di Teluk Jakarta diperkirakan berkapasitas 3 juta ton per tahun. Pembangunan akan melibatkan konsorsium BUMN, terdiri dari Pertamina, Perusahaan Gas Negara, dan PLN.

Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar mengatakan ketiga BUMN itu masih mengkaji soal pembagian kepemilikan sahamnya. "Yang jelas, Pertamina pemegang saham mayoritas," katanya.

Terminal itu akan memasok gas untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap Tanjung Priok dan Muara Karang.

Untuk pembangkit Tanjung Priok pagi tadi telah dilakukan pemancangan tiang pertama perluasan kapasitas menjadi 740 megawatt. Pekerjaan konstruksi akan selesai dalam 31 bulan atau pada akhir 2010.

"Penghematan dari bahan bakar gas di pembangkit Tanjung Priok diperkirakan mencapai Rp 8,5 triliun," kata Fahmi.

SORTA TOBING

Berita terkait

SKK Migas: Tiga Proyek Hulu Migasi di Blok Natuna Beroperasi

2 Desember 2019

SKK Migas: Tiga Proyek Hulu Migasi di Blok Natuna Beroperasi

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengapresiasi tambahan produksi gas dari proyek BIGP.

Baca Selengkapnya

Di Natuna, Kilang Minyak Mini Berkapasitas 20 Ribu Barel Siap Dibangun

8 Agustus 2016

Di Natuna, Kilang Minyak Mini Berkapasitas 20 Ribu Barel Siap Dibangun

Untuk mengembangkan migas di Blok East Natuna, pemerintah akan membangun kilang minyak mini yang berkapasitas sekitar 20 ribu barel per hari.

Baca Selengkapnya

Insiden Natuna, Pemerintah Perlu Benahi Organisasi Maritim

28 Maret 2016

Insiden Natuna, Pemerintah Perlu Benahi Organisasi Maritim

Kapal yang menangkap KM Kway Fey 10078 tidak dikenal International Maritime Organization.

Baca Selengkapnya

Konflik Natuna, DPR Kritik Kunjungan Wapres Kalla ke Cina

23 Maret 2016

Konflik Natuna, DPR Kritik Kunjungan Wapres Kalla ke Cina

DPR menilai konflik Natuna mencederai kedaulatan wilayah Indonesia. Wakil Presiden seharusnya menunggu ada permintaan maaf Cina.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Medco Serahkan Saham Blok Nunukan ke Pertamina

29 Juli 2015

Ini Alasan Medco Serahkan Saham Blok Nunukan ke Pertamina

Medco awalnya memiliki saham 40 persen di Blok Natuna.

Baca Selengkapnya

Natuna Produksi Gas 1.000 MMSCFD Mulai 2023

10 Juni 2013

Natuna Produksi Gas 1.000 MMSCFD Mulai 2023

Blok East Natuna secara total memiliki cadangan gas sebanyak 212 triliun kaki kubik.

Baca Selengkapnya

Produksi Gas Blok Natuna Mayoritas untuk Indonesia

18 Mei 2013

Produksi Gas Blok Natuna Mayoritas untuk Indonesia

Belum bisa dipastikan kapan proses eksploitasi dan eksplorasi bisa dimulai

Baca Selengkapnya

Perusahaan Thailand Terpilih Garap East Natuna

21 Oktober 2012

Perusahaan Thailand Terpilih Garap East Natuna

Perusahaan minyak dan gas asal Thailand, PTT Exploration and Production (PTT EP), dipastikan akan menjadi mitra Pertamina dalam menggarap Blok East Natuna.

Baca Selengkapnya

Pertamina Tolak Investor Baru untuk Blok Natuna  

16 Oktober 2012

Pertamina Tolak Investor Baru untuk Blok Natuna  

Pertamina sudah melakukan partner selection sejak akhir tahun lalu dan tahapannya sudah final.

Baca Selengkapnya

Pertamina Bakal Kembangkan Blok Natuna D Alpha Bertahap

4 Agustus 2009

Pertamina Bakal Kembangkan Blok Natuna D Alpha Bertahap

Pengkajian itu dilakukan karena harga minyak mentah sebesar US$ 70 per barel sekarang ini dinilai masih marjinal.

Baca Selengkapnya