Deretan Permasalahan yang Dialami Jemaah Haji Indonesia 2023
Reporter
Andika Dwi
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 4 Juli 2023 10:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Puncak ibadah haji telah selesai dilaksanakan. Kendati begitu, pelaksanaan haji Indonesia tahun ini nyatanya masih diwarnai dengan sejumlah masalah. Seabrek persoalan dihadapi para jemaah haji Indonesia mulai dari layanan transportasi, keterlambatan konsumsi hingga ketersediaan tenda untuk tidur.
Persoalan tersebut dinilai terjadi lantaran ketidaksiapan pemerintah dalam mempersiapkannya. Tak heran, penyelenggaraan haji 2023 tak luput jadi sorotan publik. Untuk itu, Tempo.co merangkum sejumlah persoalan terkait pelayanan haji 2023 yang belum optimal.
1. Jemaah Terlantar di Muzdalifah
Pada Rabu 28 Juni, sejak pagi hingga menjelang siang waktu setempat, jemaah haji Indonesia dikabarkan terlantar di Muzdalifah, Mekkah, Arab Saudi. Kabar ini dikonfirmasi oleh Ketua Komisi VIII DPR, Ashabul Kahfi. Ia menjelaskan bahwa para jemaah haji Indonesia terlantar karena dua faktor utama. Pertama, cuaca panas ekstrem di Muzdalifah dan keterlambatan evakuasi jemaah haji Indonesia dari Muzdalifah ke Mina.
“Alhamdulillah sampai pukul 13.30 waktu Arab Saudi, seluruh jemaah yang ada di Muzdalifah sudah di evakuasi ke Mina. Walaupun tadi, sempat ada dua orang jemaah yang pingsan saat lagi menunggu ambulans," ujar Ashabul dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu 28 Juni 2023.
Menurutnya, keterlambatan evakuasi tersebut disebabkan oleh kemacetan yang sangat parah. Hal ini menyebabkan bus yang mengangkut jemaah dari Muzdalifah ke Mina mengalami kendala akibat kemacetan yang luar biasa.
2. Tidak Dapat Jatah Makan
Ketika terlantar di Muzdalifah, jemaah haji Indonesia menghadapi kekurangan pasokan makanan. Ashabul Kahfi mengungkapkan bahwa tidak ada pasokan makanan dan minuman di Muzdalifah karena kawasan tersebut sebenarnya hanya digunakan sebagai tempat perhentian sementara.
“Tetapi kemarin kami dari DPR sudah menyampaikan ke pihak kementerian agama agar mengantisipasi kemungkinan terjadinya darurat situasi di Muzdalifah. Tetapi ya, mungkin karena faktor mobilitas lalu lintas yang sangat padat, sehingga drop in minuman dan makanan itu agak terlambat," ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama, Subhan Cholid, Ketua PPIH Arab Saudi, menjelaskan bahwa tidak ada pasokan makanan dan minuman di Muzdalifah karena jemaah hanya melewati kawasan tersebut selama satu setengah malam.
Selanjutnya: "Kami bekali jemaah itu konsumsi ..."
<!--more-->
"Kami bekali jemaah itu konsumsi ketika masih di Arafah. Jadi membawa bekalnya itu dari Arafah. Sehingga jemaah itu sudah membawa bekal masing-masing dari Arafah menuju ke Muzdalifah. Nah hari ini memang ada keterlambatan angkutan di Muzdalifah yang mestinya pagi-pagi jemaah itu sudah berada di Mina dan langsung diberikan sarapan di Mina," kata Subhan.
3. Toilet Mampet dan Tenda Sesak
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad dan tim pengawas haji DPR juga menerima keluhan dari Jemaah haji Indonesia lantaran sesaknya tenda dan toilet yang mampet sehingga membuat antrean panjang. Saat berkunjung di Maktab para jemaah, politikus Gerindra itu juga mengecek tenda, toilet, dan fasilitas kesehatan.
Ketika memeriksa toilet perempuan, rombongan Dasco menyaksikan pemandangan yang menyedihkan. Beberapa jemaah haji perempuan terlihat tidur di sebelah toilet, dengan meletakkan kasur di sana. Mereka mengungkapkan bahwa mereka tidak mendapatkan tempat tidur di dalam tenda dan akhirnya memilih tidur di sebelah toilet.
Menyikapi temuan ini, Dasco menganggap pentingnya kehadiran pihak yang lebih profesional dalam mengelola ibadah haji di tahun-tahun mendatang, terutama mengingat jumlah jemaah Indonesia yang sangat banyak.
“Saya rasa ada baiknya di tahun-tahun mendatang ditangani oleh yang lebih profesional agar segala sesuatu yang belum sempurna bisa disempurnakan. Saya melihat bahwa karena jemaah Indonesia itu banyak sekali, dan juga fasilitas yang ada di sini memang terbatas,” kata Dasco dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis 29 Juni 2023.
4. Minim Jumlah Armada Bus
Dikutip dari Koran Tempo, jemaah haji Indonesia juga sempat menemukan permasalahan pada layanan transportasi. Hal itu dialami oleh Zulkarnain dan Pudji, anggota jemaah haji kloter 13 rombongan 6 Jakarta. Keduanya mengaku telah mengalami masalah sejak meninggalkan Arafah usai menjalani wukuf. Setibanya di Muzdalifah, keduanya harus berdesak-desakan dengan lautan jemaah haji lain untuk bermalam hingga waktu subuh.
Ketika hendak melanjutkan perjalanan ke Mina, satu per satu bus datang untuk mengangkut jemaah haji. Jemaah pun diminta untuk berdiri mengantre. Masalahnya, jumlah armada yang tersedia terasa sangat kurang. Bahkan bus baru datang setiap dua jam hingga tiga jam di masing-masing rombongan. Akibatnya, antrean jemaah haji mengular hingga menuju gerbang penjemputan bus.
AVIT HIDAYAT | GHOIDA RAHMAH | HENDRIK YAPUTRA | VIVIA AGARTHA F | RIZKY DEWI AYU
Pilihan Editor: Fase Satu Keberangkatan Haji 2023 Selesai, Garuda Indonesia Terbangkan 110.404 Jemaah