Menjaga Keberlangsungan Tenun Ikat Sintang

Reporter

Aisha Shaidra

Editor

Devy Ernis

Jumat, 30 Juni 2023 17:35 WIB

Kain tenun ikat dan produk turunan yang diproduksi kelompok UMKM Usaha Bersama Desa Ensaid Panjang, Kalimantan Barat (dok. Pribadi)

TEMPO.CO, Jakarta - Katarina Andriani, 48 tahun cukup khawatir dengan keberlanjutan kerajinan tenun ikat yang sudah diwariskan turun temurun bakal terputus di generasi muda. Katarina sudah belajar menenun sejak usianya 15 tahun. Tangannya sudah lincah bermain dengan pintalan benang serta pewarna. “Saya mengajarkan anak-anaknya saya menenun, sejauh ini mereka mau mempelajarinya. Tapi tidak tahu nanti,” tutur Katarina pada Jumat, 30 Juni 2023.

Produk tenun ikat rumah Betang Ensaid Panjang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat itu menurut Katarina punya sejarah panjang. Tenun adalah bagian dari warisan leluhur selain rumah panjang yang ditempati puluhan kepala keluarga.

Sejak 2019, Katarina membentuk kelompok bagi para perempuan penenun.

Saat ini anggota kelompok usaha Maju Bersama yang dibentuk sejak empat tahun lalu itu memiliki 80 anggota. Sebagian besar merupakan perempuan di usia produktif di atas 20 tahun. “Ada yang sudah tua di usia 77 tahun ke atas,” tutur Katarina.

Kelompok itu sendiri dibentuk lantaran ada permintaan dari pemerintah desa. Alasannya agar hasil tenunan bisa dijual bersamaan. Serta ketika ada bantuan dari pihak luar, mudah untuk disalurkan.

Advertising
Advertising

Katarina mengakui, sejak kelompok terbentuk, produk tenun yang dibuat bisa dikumpulkan dan dijual dengan perjanjian tertentu dengan koperasi atau pihak dari luar desa. Sehingga tidak terlalu repot untuk mencari pembeli.

Tapi rupanya, belakangan beberapa penenun lebih suka menjualnya sendiri-sendiri. Pasalnya, ketika masing-masing penenun menjual kainnya sendiri, mereka menganggap bisa mendapat harga lebih tinggi ketimbang dijual lewat koperasi. Selisih harga yang didapat dari menjual sendiri ketimbang disalurkan lewat koperasi menurut Katarina berkisar antara Rp 200-300 ribu bahkan lebih. “Apalagi saat ini bisa dibilang menenun bukan pekerjaan utama,” kata Katarina.

Sehari-hari, para perempuan juga masih pergi ke kebun dan ladang untuk bertani. “Kami belum bisa menjadinya tenun sebagai sumber penghasilan utama,” kata Katarina.

Satu helai kain tenun bisa dibanderol Rp 1 juta bahkan lebih. Para turis yang biasanya datang bahkan rela membayar berapapun harga yang ditawarkan. Namun kondisinya saat ini, turis pun sudah jarang datang.

Proses pembuatan tenun ikat bisa dibilang rumit. Butuh waktu dua sampai tiga bulan untuk merampungkan satu helai kain sepanjang 2x1 meter. Belum lagi waktu yang ada masih dibagi untuk berladang. Berbagai bantuan juga sebetulnya sempat datang. Salah satunya dari Bank Rakyat Indonesia yang pada 2021 sempat menyumbankan bahan baku senilai Rp 20 juta. “Bantuan berupa benang dan pewarna,” kata Katarina. Beberapa bank Himbara lan menurutnya juga sempat memberi bantuan serupa. Yang diharapkan dari Katarina bisa ada bantuan pelatihan agar proses pewarisan dan produksi tenun ikat khas Sintang ini bisa terus berkelanjutan. Termasuk soal pemasaran produk ke luar agar bisa terjangkau lebih luas.

Katarina hanya bisa terus berharap supaya kerajinan menenun bisa tetap lestari. Generasi muda menurutnya sudah banyak merantau dan tertarik dengan hal lain. “Yang bisa saya lakukan hanya menurunkan, mengajarkan kepada anak-anak, mereka mau melanjutkan atau tidak, itu sudah terserah mereka.”

Berita terkait

PNM Rayakan Hari Bumi dengan Pelatihan untuk UMKM

1 hari lalu

PNM Rayakan Hari Bumi dengan Pelatihan untuk UMKM

Terdapat tiga aktivitas kegiatan, dua di antaranya adalah pelatihan literasi keuangan digital dan penanaman bibit tanaman.

Baca Selengkapnya

Wabup Kukar Rendi Solihin Dialog dengan Pelaku UMKM di Sanga-sanga

3 hari lalu

Wabup Kukar Rendi Solihin Dialog dengan Pelaku UMKM di Sanga-sanga

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar berkomitmen untuk terus membersamai pelaku UMKM

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House di Depok

3 hari lalu

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House di Depok

Presiden Jokowi mengharapkan pembukaan IDHT memperkuat ekosistem digital lokal.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

4 hari lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

5 hari lalu

Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

Solo Great Sale 2024 (SGS 2024) diharapkan menjadi sarana para pelaku UMKM memasarkan produknya.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

5 hari lalu

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas meminta para pengusaha pangan untuk segera memenuhi standar sertifikasi halal hingga Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

8 hari lalu

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

Begini awal kasus munculnya larangan terhadap warung Madura untuk buka 24 jam.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

9 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

10 hari lalu

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

Menkop UKM Teten Masduki mengevaluasi pernyataan pejabatnya tentang pembatasan jam operasinal warung atau toko klontong milik masyarakat.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

10 hari lalu

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

Kemenkop UKM pastikan tidak ada yang membatasi jam operasi warung atau toko klontong milik masyarakat seperti warung Madura.

Baca Selengkapnya