Tren Pertumbuhan Ekonomi Dunia, Sri Mulyani: Indonesia Termasuk Terkuat dan Persisten
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Senin, 26 Juni 2023 10:11 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap tren pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia yang beragam. Dia menuturkan Indonesia termasuk negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang terkuat dan persisten tinggi.
“Kita lihat Indonesia terus menerus mempertahankan pertumbuhan di atas 5 persen dalam 6 kuartal terakhir,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual APBN Kita Edisi Juni 2023, pada Senin, 27 Juni 2023.
Sementara di negara lain, bendahara negara melanjutkan, pertumbuhan ekonominya berpeluang bagus tapi kemudian mengalami kemerosotan tajam. Terutama pada tahun 2023. Sehingga, dia menilai, memang banyak negara yang tidak mampu bertahan di dalam tekanan perlemahan dan gejolak ekonomi dunia.
Sri Mulyani juga mengatakan bahwa kondisi saat ini masih menunjukan ketidakpastian yang tinggi. Dia bercerita baru saja kembali dari Paris, Prancis, dan menyebutkan proyeksi pertumbuhan ekonomi globa masih tidak pasti sesuai denga prediksi oleh lembaga dunia seperti International Monetary Fund (IMF), World Bank (Bank Dunia), dan The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
“Semua menggambarkan tahun 2023 ini adalah tahun yang cukup lemah dibandingkan tahun lalu atau bahkan 2021. Pelemahan ini diakibatkan oleh berbagai hal,” ucap Sri Mulyani.
Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun ini hanya 2,1 persen, lebih lemah dari tahun sebelumnya. Sementara IMF sedikit lebih tinggi 2,8 persen dan OECD hanya 2,7 persen. Untuk tahun depan, Sri Mulyani berujar, mungkin diperkirakan lebih sedikit membaik namun masih banyak ketidakpastian.
Melemahnya ekonomi dan permintaan global
<!--more-->
Proyeksi pertumbuan dari pedagangan internasonal juga menunjukan perlemahan yang paling signifikan. Jika melihat growth dari global tred hanya 2,4 persen. “Angka ini jauh melemah dibandingkan tahun lalu 5,1 atau tahun 2021 yang tumbuh 10,6 persen,” kata dia.
Di sisi lain dengan melemahnya ekonomi, permintaan global juga mulai menurun, maka inflasi diperkirakan menurun. Meskipun levelnya masih jauh lebih tinggi dibandingkan kondisi sebelum terjadinya pandemi Covid-19.
“Ini yang menggambarkan bahwa pegulatan dari level makro dan moneter masih akan menjadi suatu tema yang sangat dominan,” tutur Sri Mulyani.
Pilihan editor: Sri Mulyani Dorong Anak Muda Berkarier di Bank Dunia: Terbuka Lebar Bagi Mereka yang Suka Tantangan