Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, BI Bakal Perkuat Rupiah hingga Stimulus Makroprudensial

Kamis, 22 Juni 2023 16:16 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan saat konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa, 31 Januari 2023. International Monetary Fund (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2023 yang semula 2,7 persen menjadi 2,9 persen. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 5,75 persen. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pihaknya akan terus memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan.

"Kami akan memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui beberapa kabijakan," ujar Perry dalam konferensi pers virtual, Kamis, 22 Juni 2023.

Pertama, ia memaparkan BI akan melakukan intervensi di pasar valas dengan transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF). Serta pembelian atau penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

Kedua, twist operation melalui penjualan SBN di pasar sekunder. Hal itu untuk tenor pendek guna meningkatkan daya tarik imbal hasil SBN bagi masuknya investor portofolio asing.

Ketiga, optimalisasi TD Valas DHE. Lalu penambahan frekuensi dan tenor lelang TD Valas jangka pendek dengan suku bunga kompetitif.

Advertising
Advertising

BI juga menyatakan akan meningkatkan stimulus kebijakan makroprudensial. Langkah itu dilakukan melalui penajaman insentif likuiditas kepada bank-bank penyalur kredit atau pembiayaan pada sektor-sektor hilirisasi, yaitu pertambangan, pertanian, perkebunan, dan perikanan, perumahan, pariwisata. BI juga akan meningkatkan inklusi keuangan di UMKM dan KUR, juga ekonomi-keuangan hijau.

Perry pun berujar BI akan melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK). Kebijakan itu akan dilakukan dengan pendalaman pada suku bunga di sektor mineral dan batu bara (minerba), pertanian atau pangan, perikanan, dan kelautan.

Lebih lanjut, BI akan meningkatkan layanan dan efisiensi transaksi sistem pembayaran digital serta perluasan ekosistem Ekonomi Keuangan Digital (EKD). Upaya itu akan dilakukan melalui perpanjangan kebijakan Kartu Kredit sampai dengan 31 Desember 2023.

Kemduain Perry menyebut pihaknya akan memperkuat kerja sama internasional dengan bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya. BI juga akan memfasilitasi penyelenggaraan promosi investasi dan perdagangan di sektor prioritas yang berkoordinasi dengan instansi terkait. Selain itu, BI akan menguatkan sinergi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk menyukseskan Keketuaan ASEAN 2023 khususnya melalui jalur keuangan.

Pilihan Editor: Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di 5,75 Persen

Berita terkait

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

12 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

18 jam lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

1 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

2 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

2 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

3 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen Surat Berharga Negara

3 hari lalu

OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen Surat Berharga Negara

Kepala Eksekutif Pengawasan Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK sebut portofolio investasi dana pensiun didominasi SBN

Baca Selengkapnya