Jawaban Luhut ke Pengkritik Mobil Listrik: Yang Kita Bangun Ekosistem Bekerja
Reporter
Ade Ridwan Yandwiputra
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Sabtu, 27 Mei 2023 16:19 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan kembali menyindir orang yang nyinyir terhadap program elektrifikasi kendaraan.
Untuk itu Luhut meminta agar pengkritik program elektrifikasi kendaraan dapat melihat secara keseluruhan tidak sepotong-sepotong.
"Sekarang yang kita bangun adalah ekosistem bekerja. Sehingga nanti siapapun penerusnya memperbaiki, ini masih kurang bagus, ini kurang bagus, tapi arahnya satu," katanya melalui akun instagram pribadinya yang dikutip Tempo pada Sabtu 27 Mei 2023.
Menurut Luhut, orang tersebut tidak secara keseluruhan melihat program yang sedang dijalankan pemerintah alias sepotong-sepotong.
"Saya suka clarified kalau ada yang datang ke saya, dan bilang electric vehicle (EV) tidak penting, (saya bilang) itu penting," kata Luhut.
Pernyataan Luhut dilontarkan kepada 20 mahasiswa Indonesia yang mengikuti program Workshop Biomedical dan Genomics tahap pertama dalam acara Beijing Genomics Institute (BGI) di kota Shenzhen, Cina. Kegiatan itu merupakan kerjasama riset Maritim antara Indonesia dan BGI China.
Menurut Luhut, electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik dapat mengurangi konsumsi impor energi Indonesia yang saat ini mencapai US$ 35 miliar atau setara dengan Rp 525,3 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.008) per tahun.
Selanjutnya: Anies mengkritik kebijakan pemerintah menggelontorkan subsidi kendaraan listrik
<!--more-->
"Electric vehicle itu penting karena sebesar US$ 35 miliar, impor energi kita per tahun. Kalau kita kurangi lewat electric vehicle ini," kata Luhut.
Luhut juga membahas jika EV yang menggunakan batubara sebagai bahan pembangkit listrik, akan masuk dalam program pemerintah melalui Just Energy Transition Partnership (JETP).
"Batu bara itu sudah ada JETP, untuk upaya retirement coal fire (program pensiun pembangkit listrik tenaga batubara), sambil kita membangun renewable energy, hydro power, goethermal dan sebagainya, itu satu ekosistem," katanya.
Anies Baswedan sebelumnya mengkritik kebijakan pemerintah menggelontorkan subsidi kendaraan listrik. Pemberian subsidi, menurut dia, bukan solusi masalah lingkungan hidup seperti polusi udara. Apalagi ketika pemilik kendaraan listrik adalah kalangan yang tidak memerlukan subsidi.
Tak berhenti di situ, Anies merujuk data emisi karbon mobil listrik per kapita per kilometer lebih tinggi dari emisi karbon bus berbahan bakar minyak (BBM). “Kenapa itu bisa terjadi? Karena bus memuat orang banyak sementara mobil (listrik) memuat orang sedikit," kata Anies dilansir Antara, Selasa, 9 Mei 2023.
Berbekal pengalamannya saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, kata Anies, pemberian subsidi yang kurang tepat justru hanya akan menambah kemacetan di jalanan.
Jadi, menurut Anies, yang seharusnya didorong ke depan adalah demokratisasi sumber daya bahwa pemerintah mengarahkan agar sumber daya yang dimiliki negara diberikan melalui sektor-sektor yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat banyak. "Bukan semata-mata mendapatkan perhatian dalam percakapan sosial media," katanya.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | ANTARA
Pilihan editor: Luhut -sebut-kereta-cepat-beroperasi-agustus-2023">Kembali dari China, Luhut Sebut Kereta Cepat Beroperasi Agustus 2023
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini