Faisal Basri Cerita Pernah ke Rumah Luhut Binsar Pandjaitan Ingatkan soal Konflik Kepentingan

Senin, 22 Mei 2023 08:11 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat memberikan keterangan kepada wartawan terkait subsidi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Senin, 6 Maret 2023. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri menjelaskan kebijakan subsidi kendaraan listrik sarat akan conflict of interest atau konflik kepentingan.

Hal itu ditujukan kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan yang terlibat dalam keputusan kebijakan itu, tapi memiliki bisnis yang beririsan dengan kendaraan listrik.

Luhut memiliki Electrum—perusahaan patungan GOTO dan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA)—perusahaan itu bergerak di bidang ekosistem motor listrik.

“Saya sekali langsung pernah mengingatkan Pak Luhut. Saya bertemu langsung di rumahnya pada November 2021. Saya katakan masalah utama pada diri bapak satu, konflik kepentingan,” ujar dia dalam diskusi daring pada Minggu, 21 Mei 2023.

Menurut Faisal, dua kata yang disampaikan kepada Luhut yaitu konflik kepentingan itu termasuk dalam bahasa halus. Karena, kata dia, yang lebih cocok ditujukan kepada Luhut adalah kelindan kepentingan. Hal itu juga dia arahkan kepada Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang merupakan Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo).

Advertising
Advertising

Jadi, Faisal berujar, kalau konflik kepentingan itu, dia mencontohkan misalnya dirinya pejabat, lalu memiliki anak pengusaha. Karena memiliki kekuasaan sebagai pejabat, kemudian memberikan fasilitas untuk anaknya.

“Itu konflik kepentingan, cronyism. Kalau yang sekarang terjadi di kasus Pak Luhut dan Pak Moeldoko adalah kelindan kepentingan. Penguasa dan pengusaha dalam satu tubuh,” ucap Faisal.

Menurutnya, keduanya yang mempromosikan kebijakan itu untuk kepentingan dirinya sendiri dengan menggunakan jabatannya. “Ini yang parah, tidak pernah ada di zaman Pak Harto (Presiden ke-2 Soeharto). Jadi ini setitik nadir persoalan governance itu dibiarkan oleh Pak Presiden (Joko Widodo alias Jokowi),” tutur dia.

Konflik kepentingan Luhut dan Moeldoko juga dinilainya tidak hanya pada isu kendaraan listrik. Faisal mencontohkan, jika ada tenaga kerja asing di smelter—fasilitas pengolahan hasil tambang—Luhut ikut bicara. Luhut memang tercatat sebagai pemilik beberapa perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan.

“Sehingga perusahaan-perusahaan smelter itu tidak memerlukan juru bicara,” kata Faisal. “Ada urusan rokok, Moeldoko yang membela.”

Sehingga, menurut Faisal, cocok jika mantan Menteri Keuangan Rizal Ramli mengenalkan istilah baru yaitu ‘peng-peng’. Di mana maknanya adalah penguasa dan pengusaha di satu tangan. Istilah tersebut juga sempat menjadi pembahasan pengguna Twitter, merespons kebijakan subsidi kendaraan listrik yang dinilai tidak tetap sasaran.

Pilihan Editor: Faisal Basri Singgung Cara Luhut Binsar Padjaitan Menghadapi Kritik soal Subsidi Kendaraan Listrik

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

2 jam lalu

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

Selain Indonesia, ada negara-negara lain yang membujuk Tesla untuk berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Pertalite Akan Dihapus? Ini Pernyataan Luhut yang Jadi Awal Kabar Itu

4 jam lalu

Pertalite Akan Dihapus? Ini Pernyataan Luhut yang Jadi Awal Kabar Itu

Sempat beredar kabar di media sosial bahwa pemerintah akan menghentikan produksi Pertalite, bensin beroktan 90, yang selama ini dijual dengan subsidi

Baca Selengkapnya

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

7 jam lalu

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

Melalui situs resminya, Starlink mematok harga layanan internet sebesar Rp 750 ribu per bulan.

Baca Selengkapnya

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

8 jam lalu

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat dan Partai Gerindra respons begini soal Luhut yang meminta Prabowo untuk tidak membawa 'orang toxic' ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Gibran Tanggapi Soal Orang Toxic: Spesifiknya Tanyakan Pak Luhut Saja

8 jam lalu

Gibran Tanggapi Soal Orang Toxic: Spesifiknya Tanyakan Pak Luhut Saja

Ditanya terkait ciri-ciri orang toxic tidak sepaham visi misi Prabowo-Gibran, Gibran mengaku tidak tahu orang yang dimaksud Luhut tersebut.

Baca Selengkapnya

Luhut Pesan ke Prabowo agar Tak Bawa Orang Toxic, Bagaimana Cara Menghadapi Orang Toxic?

8 jam lalu

Luhut Pesan ke Prabowo agar Tak Bawa Orang Toxic, Bagaimana Cara Menghadapi Orang Toxic?

Orang toxic merupakan individu yang secara terus-menerus memberikan dampak negatif terhadap kehidupan dan emosional orang lain.

Baca Selengkapnya

Luhut Ingatkan Prabowo Tak Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan, Apa Ciri-ciri Orang Toxic?

9 jam lalu

Luhut Ingatkan Prabowo Tak Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan, Apa Ciri-ciri Orang Toxic?

Orang toxic mengarah kepada karakter orang yang suka menghasilkan dampak negatif.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

10 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Sepakat dengan Luhut, Demokrat Tak Ingin 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

11 jam lalu

Sepakat dengan Luhut, Demokrat Tak Ingin 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat sepakat dengan pesan Luhut Binsar Pandjaitan kepada Presiden terpilih Prabowo untuk tidak membawa orang toxic ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

13 jam lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya