Kisah Nasabah BSI Keliling Jakarta Tidak Temukan Kantor Cabang BSI yang Online
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Agung Sedayu
Kamis, 11 Mei 2023 15:52 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Anton Gerard, salah satu nasabah Bank Syariah Indonesia atau BSI bercerita kesulitan yang dihadapi sejak aplikasi mobile banking bank tersebut mengalami gangguan. Saat hari pertama aplikasi BSI Net bermasalah pada Senin, 8 Mei 2023, Anton mencoba menghubungi call center BSI untuk memeriksa saldo di rekening pribadinya maupun milik perusahaan.
Pegawai firma hukum di Jakarta itu mengatakan dirinya perlu mengetahui apakah pembayaran dari kliennya sudah berhasil masuk ke rekening. Sebab para kliennya, kata Andi, sudah mengirim bukti transfer. Namun, dia diminta menunggu kabar lebih lanjut lantaran sistem di kantor cabang BSI juga gangguan dan offline.
Setelah menunggu sekitar 3 jam, Anton mendapat jawaban melalui pesan WhatsApp. "Dari jam 9 saya minta informasi saldo itu, jam 12 baru dikasih jawaban. Itu pun dikasih foto mereka dari PC, data Excel gitu," ujarnya saat kepada Tempo, Rabu malam, 10 Mei 2023.
Anton semakin kecewa karena data saldo yang tercantum tidak berubah sejak terakhir ia mengecek melalui aplikasi BSI Net pada satu hari sebelumnya atau Ahad, 7 Mei lalu. Padahal, semua bukti transfer yang dikirimkan kliennya pada hari Senin berstatus berhasil. Saat Anton mempertanyakan hal itu pada pihak BSI, petugas bank BSI tidak bisa memberi jawaban yang memuaskan.
Anton lantas memutuskan untuk berangkat ke kantor cabang BSI di kawasan Jakarta Barat. Sesampainya di sana, ia menjelaskan perkaranya dan menunjukkan semua bukti transfer dari para kliennya.
Tapi, petugas di kantor cabang BSI itu juga kebingungan karena tidak bisa melakukan pengecekan saldo karena sistem masih tetap offline. Anton mengatakan para pegawai BSI di cabang tersebut kemudian berkoordinasi dengan cabang lainnya untuk mencari cabang BSI yang berhasil online.
Saat itu mereka mengatakan bahwa dua cabang BSI yang sistemnya bisa online, yaitu di Dewi Sartika Jakarta Timur dan BSI Mampang Jakarta Selatan. Anto lantas disarankan untuk pergi ke dua kantor cabang tersebut.
Namun, Anto kembali kecewa. Ketika datang kedua cabang tersebut ternyata keduanya juga tidak bisa memeriksa saldonya karena sistem mereka juga sedang offline.
Anton mulai khawatir karena sebagai pengurus administrasi keuangan kantor, dia perlu membayarkan pajak paling lambat tanggal 10. Alhasil, ia meminta pihak BSI untuk mencairkan cek sebesar Rp 45 juta untuk keperluan membayar pajak tersebut. Terlebih, ia tak punya rekening lain selain BSI. Begitupun seluruh pegawai di kantornya.
Pihak BSI sempat menolak permintaan Anton. Mereka menjelaskan pihak BSI betul-betul tidak bisa memeriksa saldo di rekeningnya dan tak bisa membantu Anton mencairkan cek. Kemudian Anton diminta menyerahkan salinan bukti transfer kliennya.
Karena terdesak untuk membayar pajak segera dan khawatir terkena penalti apabila terlambat, Anton pun memaksa manajer kantor cabang itu untuk bertindak.
"Saya bilang, apapun caranya saya hari ini buka cek Rp 45 juta. Terserah mau pakai uang dia atau kepala cabangnya, saya ada cek, ada bukti KTP, nanti legalitas belakangan terserah internal mereka gimana. Saya butuh uang itu," kata dia.
Anton juga mengancam apabila permintaan pencairan cek tak bisa dipenuhi, dia akan menarik seluruh dana di rekening perusahaannya. Dia juga mengatakan akan meminta seluruh pegawainya melakukan hal yang sama dan menghentikan seluruh kerja sama antara perusahaannya dengan BSI.
Lalu, pihak bank akhirnya meminta Anton mendatangi kembali kantor cabang di Jakarta Barat. Anton kemudian mengirim stafnya untuk mengurus penarikan uang dengan membawa cek dan KTP. Proses pencairan cek pun berjalan lancar bahkan tak lebih dari dua menit.
"Prosesnya manual semua, enggak pake lama Pegawainya hitung uang dan kasih ke staf saya. Pencatatannya bagaimana, kami enggak tau di internal mereka gimana," tuturnya.
Selanjutnya: Kepercayaan Nasabah BSI Turun ...
<!--more-->
Gangguan layanan BSI juga terjadi di daerah lain. Seperti yang dialami Vita, 23 tahun, salah satu nasabah BSI di Jombang, Jawa Timur. "Jadi, transaksi tidak bisa, ditransfer orang juga nggak bisa. Kalau (BSI Mobile) dibuka, time out," kata Vita pada Tempo, Rabu 10 Mei 2023.
Menurut Vita seluruh layanan BSI tidak bisa digunakan, baik m-banking maupun ATM BSI. Tak hanya itu, transaksi debit juga tidak bisa. "Jadi, benar-benar terblokir semuanya," ujar Via. "Gara-gara ini aku jadi menurunkan kepercayaan, kok bisa sih kayak gini? Mendingan duit nggak aku masukin bank."
Hal yang sama juga disampaikan nasabah BSI lainnya. Erdin, 23 tahun, mengaku saldo di M-banking sejak hari Senin hingga hari ini, Kamis 11 Mei 2023 tersendat dan tidak bisa digunakan.
"Kalau soal transaksi, khususnya di kantorku ikut tersendat karena penggajian yang seharusnya sudah terjadwal secara otomatis jadi terkendala," kata Erdin pada Tempo, Kamis.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk atau BSI, Hery Gunardi kemarin menyampaikan permohonan maaf kepada nasabah yang terkendala dalam mengakses layanan BSI. Dia berujar BSI kini terus melakukan proses normalisasi dengan fokus utama untuk menjaga dana dan data nasabah tetap aman.
“Atas nama BSI, kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan nasabah, karena adanya kendala dalam mengakses layanan BSI pada 8 Mei 2023," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu, 10 Mei 2023.
Sampai saat ini, Hery mengklaim proses normalisasi layanan telah dijalankan dengan baik. Hery pun mengaku sudah memastikan dan menelusuri dugaan adanya serangan siber yang menimbulkan kendala di sejumlah layanan perbankannya.
Namun ia menilai dugaan itu masih perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik. "Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, baik itu regulator maupun pemerintah,” katanya.
Baca juga: Layanan BSI Terganggu Berhari-hari, Nasabah: Kepercayaan Kami Turun
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.