Cerita Nasabah BSI Kesulitan Tarik Uang untuk Bayar Pajak hingga Akhirnya Paksa Kantor Cabang...
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 11 Mei 2023 10:36 WIB
"Di internal mereka yang saya tangkap, mereka sendiri ketika offline ini enggak bisa ngapa-ngpain, benar-benar close itu kantor," tutur Anton.
Pihak BSI, kata dia, akhirnya berkoordinasi melalui grup WhatsApp dan bertanya cabang mana Yang sudah bisa online. Akhirnya Anton diminta ke kantor cabang yang sedang online yaitu Dewi Sartika, Jakarta Timur dan Menteng, Jakarta Pusat.
Namun setelah mendatangi dua kantor cabang tersebut, ternyata kondisinya sama-sama offline. Kalau ada yang online, menurut dia, sangat tidak stabil yakni sekitar 1-2 jam. Sehingga terjadi penumpukkan nasabah di kantor cabang BSI.
Karena terdesak dan khawatir terkena penalti akibat terlambat melakukan transaksi perusahaan, Anton kemudian mendesak manajer kantor cabang BSI di Jakarta Barat untuk mencairkan cek sebesar Rp 45 juta untuk keperluan kantornya. Terlebih, ia tak punya rekening lain selain BSI. Begitu pun seluruh pegawai di perusahaannya.
"Akhirnya saya bilang, apa pun caranya saya hari ini buka cek Rp 45 juta. Terserah mau pakai uang dia atau kepala cabangnya, saya ada cek, ada bukti KTP, nanti legalitas belakangan terserah internal mereka gimana. Saya butuh uang itu," ujar Anton.
Jika permintaannya tidak dipenuhi, Anton mengancam akan menarik semua uang di saldonya dan meminta seluruh pegawai di kantornya melakukan hal yang sama. Dia juga berujar akan menghentikan seluruh kerja sama yang dijalan perusahaannya dengan BSI.
Setelah mendengar ancaman Anton, pihak BSI akhirnya meminta dia kembali datang esok harinya. Anton mengirim stafnya untuk mengurus penarikan uang dengan membawa cek dan KTP. Ia menuturkan pihak cabang BSI menyambut pegawainya itu dan mengurus seluruh prosesnya secara manual.
Selanjutnya: "Tidak sampai 2 menit, urusan selesai..."