Tabungan Orang Kaya di Atas Rp 5 Miliar Tumbuh Tinggi, Ekonom: Didorong Solidnya Pertumbuhan Giro

Rabu, 10 Mei 2023 08:05 WIB

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede, mengungkap penyebab tingginya kenaikan jumlah orang kaya dengan tabungan di atas Rp 5 miliar yang mencapai 9,63 persen Year on Year (YoY) per Maret 2023—menurut data Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS. Sementara, pemilik tabungan di bawah Rp 100 juta hanya tumbuh 3,6 persen.

Lainnya, simpanan dengan nilai Rp 200 juta-Rp 500 juta tumbuh 5,7 persen; simpanan Rp 500 juta-Rp 1 miliar tumbuh 1,7 persen. Kemudian simpanan dengan nilai Rp 1 miliar-Rp 2 miliar tumbuh 2,1 persen; dan simpanan dengan nilai Rp 2 miliar-Rp 5 miliar tumbuh 3,6 persen.

“Pertumbuhan tabungan di atas Rp 5 milyar yang masih relatif tinggi diperkirakan didorong oleh masih solidnya pertumbuhan dari giro, yang tumbuh 10,72 persen YoY,” ujar Josua saat dihubungi pada Selasa, 9 Mei 2023.

Menurut Josua, pertumbuhan giro itu lebih tinggi dibandingkan dengan komponen tabungan lainnya. Hal ini memberikan sinyal bahwa pendorong dari peningkatan tabungan berasal dari pertumbuhan giro yang disebabkan oleh masih solidnya profitabilitas pelaku usaha pada kuartal pertama 2023 ini.

Di sisi lain, dia berujar, dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan tabungan periode 2017-2019, pertumbuhan tabungan di 2023 dengan nilai di bawah Rp 100 juta masih terbilang rendah. “Itu mengindikasikan bahwa masyarakat disposable income kelas menengah hingga menengah ke bawah masih belum pulih sejak pandemi,” ucap Josua.

Advertising
Advertising

Dia juga mejelaskan bahwa pemerintah memang memiliki program kemiskinan yang bertujuan untuk membantu konsumsi masyarakat yang tergerus akibat pandemi ataupun karena peningkatan inflasi di 2022. Namun, Josua menilai, dampaknya terhadap tingkat tabungan cenderung lebih terbatas, apalagi karena sifatnya yang temporer.

Selain itu, menurut Josua, indikator yang mungkin mempengaruhi pertumbuhan tabungan kalangan menengah bawah adalah tingkat pengangguran. Di mana semakin kecil tingkat pengangguran maka jumlah orang yang mempunyai income yang lebih stabil juga meningkat, dan meningkatkan tabungan secara agregat.

“Oleh karena itu, untuk mengembalikan disposable income masyarakat, pemerintah perlu meningkatkan kebijakan yang mampu menyerap tenaga kerja di Indonesia,” tutur Josua.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira juga menjelaskan penyebab tabungan orang kaya di atas Rp 5 miliar tumbuh tinggi dibandingkan nilai tabungan lain. Pertama, kata dia, pada saat terjadi pandemi Covid-19 orang-orang kaya ini lebih pintar untuk menyimpan aset di instrumen yang aman.

Sehingga mereka terhindar dari risiko berlebih terhadap ancaman krisis ekonomi pada waktu puncak pandemi. “Mereka masukan ke aset yang imbal hasilnya bagus, bahkan kemudian mereka juga mendapatkan profit yang cukup tinggi misalnya ketika berinvestasi di sektor kesehatan,” kata Bhima.

Penyebab kedua, dia berujar, banyak orang kaya ini secara struktural bekerja di perusahaan atau memiliki saham di perusahaan berbasis komoditas sumber daya alam atau SDA. Begitu harga komoditas batu bara dan CPO naik tajam sepanjang 2021-2022, Bhima berujar, maka tabungannya otomatis mengalami kenaikan yang signifikan.

Selanjutnya ketiga, Bhima menilai memang ada kebijakan yang lebih berpihak kepada orang kaya, contohnya insentif subsidi mobil listrik. Ditambah lagi banyak fasilitas perpajakan yang diberikan. “Kan enggak perlu itu,” tutur Bhima.

Pilihan Editor: Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Lampaui 5 Persen, Apa Pemicunya?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

1 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

2 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

3 hari lalu

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani S Rustam, mendukung gerakan menanam untuk pengendalian inflasi di Kabupaten Banyuasin, dengan memberikan bantuan bibit cabai dan jagung.

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

3 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

3 hari lalu

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

Kurs rupiah ditutup melemah 20 poin ke level Rp 16.100 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, kurs rupiah per dolar AS ditutup pada level Rp 16.080

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

4 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Dorong Pemda Percepat Realisasi Belanja APBD

4 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Dorong Pemda Percepat Realisasi Belanja APBD

Tito Karnavian menekankan pentingnya realisasi APBD dalam pengendalian tingkat inflasi.

Baca Selengkapnya

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

9 hari lalu

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.

Baca Selengkapnya