Turun 0,49 Poin, Indeks Kepercayaan Industri pada April 2023 Masih Ekspansi

Jumat, 28 April 2023 14:49 WIB

Pengunjung tengah melihat alat pengolahan kayu pada acara pameran IFMAC dan WOODMAC 2022 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat 23 September 2022. Pameran yang akan berlangsung hingga 24 September mendatang menampilkan berbagai komponen manufaktur furnitur dan teknologi permesinan kayu dengan teknologi dan inovasi terbaru dari luar negeri untuk memperkuat industri furnitur Indonesia. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Kepercayaan Industri atau IKI April 2023 turun 0,49 poin ke 51,38. Meski mengalami penurunan, angka tersebut menunjukkan IKI masih dalam fase ekspansi.

Hal ini diungkap Juru Bicara Menteri Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif dalam acara 'Rilis IKI April 2023' pada Jumat, 28 April 2023 di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan.

"Indeks Kepercayaan Industri pada bulan April 2023 masih dalam fase ekspansi yaitu sebesar 51,38, melambat sebesar 0,49 poin dibandingkan bulan Maret 2023 yakni sebesar 51,87," kata Febri, Jumat

Meski melambat, kata dia, pada bulan ini terjadi peningkatan jumlah subsektor yang ekspansi, yaitu 80,2 persen atau 15 subsektor mengalami kontraksi dan 8 subsektor mengalami kontraksi.

"Jadi, jumlah subsektor yang mengalami ekspansi meningkat tapi share PDB (Pendapatan Domestik Bruto)-nya itu cenderung menurun," ujar Febri.

Advertising
Advertising

Dia menjelaskan, pada April share PDB-nya 80,2 persen sedangkan pada Maret share PDB-nya sebesar 80,4 persen. "Semua indeks variabel pembentuk IKI pada bulan April 2023 mengalami ekspansi," lanjut Febri.

Febri menjelaskan, ada tiga subkomponen dalam IKI yaitu permintaan/order, produksi, dan barang jadi. Menurutnya, ketiganya mengalami ekspansi atau memiliki nilai di atas 50 pada April 2023.

Peningkatan nilai, lanjut dia, terjadi pada variabel Produksi dari 50,69 pada Maret 2023 menjadi 52,08 pada April 2023. Sementara penurunan nilai IKI disebabkan oleh menurunnya variabel Persediaan Produk sebesar 2,67 poin menjadi 52,33 dan variabel Pesanan Baru menurun 0,76 poin menjadi 50,57.

"IKI sedikit menurun, disebabkan juga karena tadi sektor-sektor yang share PDB-nya besar itu ada yang mengalami kontraksi, juga karena faktor bulan Ramadan dan libur Lebaran, serta ada kenaikan harga produk jadi manufaktur di tingkat konsumen," tuturnya.

Kenaikan harga produk jadi manufaktur di tingkat konsumen itulah yang menyebabkan pesanan terhadap produk manufaktur menjadi sedikit tertekan, sehingga IKI subkomponen permintaan menjadi turun.

Pilihan Editor: Pelindo Tampilkan Teknologi Digital Layanan Kepelabuhanan di Hannover Messe 2023

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Ceria Berkomitmen Kembangkan Industri Nikel Berkelanjutan

1 hari lalu

Ceria Berkomitmen Kembangkan Industri Nikel Berkelanjutan

Ceria menegaskan komitmennya dalam mendukung industri nikel berkelanjutan dan memperkuat posisinya dalam rantai pasokan global baterai EV.

Baca Selengkapnya

IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

1 hari lalu

IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

IPA Convex ke-48 bertema Gaining Momentum to Advice Sustainable Energy Security in Indonesia and The Region.

Baca Selengkapnya

Pabik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Rugi atau Strategi Bisnis?

2 hari lalu

Pabik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Rugi atau Strategi Bisnis?

Kementerian Perindustrian mengaku belum mengetahui penyebab tutupnya pabrik sepatu Bata di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

2 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Siapa Sebenarnya Pemilik Sepatu Bata yang Pabriknya Tutup di Purwakarta?

2 hari lalu

Siapa Sebenarnya Pemilik Sepatu Bata yang Pabriknya Tutup di Purwakarta?

Bata telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

3 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

3 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

Pabrik sepatu Bata di Purwakarta tutup karena merugi. Bata pernah menjadi salah satu industri sepatu terbesar di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

6 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

8 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

8 hari lalu

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

Pendapatan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) turun karena penjualan manufaktur suku cadang lesu.

Baca Selengkapnya