Kepala Bapanas Minta Pemda Terus Menggelar Pasar Murah Menjelang Lebaran
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 14 April 2023 09:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi meminta Pemerintah Daerah melalui dinas yang membawahi urusan pangan terus menggelar pasar murah menjelang Lebaran Idul Fitri. Hal tersebut dalam rangka menjaga daya beli masyarakat sekaligus mengendalikan tingkat inflasi pangan daerah.
Menurut Arief, operasi pasar kebutuhan pangan pokok atau yang biasa disebut dengan Gerakan Pangan Murah (GPM) menjadi salah satu program strategis yang terus dilakukan Bapanas. Khususnya, tiap jelang Hari Besar dan Keagamaan Nasional (HBKN).
"Seiring semakin dekatnya Idulfitri, kami minta dinas yang membawahi urusan pangan di 514 Kabupaten/Kota terus melaksanakan operasi pasar kebutuhan pangan pokok melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) yang telah dicanangkan Badan Pangan Nasional," ujar Arief dalam keterangannya pada Kamis, 13 April 2023.
Menjelang Idulfitri ini Bapanas menyatakan sudah melaksanakan lebih dari 410 GPM yang tersebar di 108 kabupaten/kota dan 26 provinsi. Arief mengatakan jumlah ini masih akan bertambah, seiring koordinasi yang terus dilakukan dengan dinas urusan pangan seluruh provinsi dan kabupaten maupun kota.
Ia menuturkan banyak daerah yang telah menggelar GPM jelang Idulfitri ini, salah satunya di di Surakarta. Dia menilai GPM merupakan bentuk kepedulian pemerintah daerah terhadap ketersediaan dan keterjangkauan pangan bagi warganya.
Selanjutnya: produk pangan yang dijual di GPM di bawah harga pasar
<!--more-->
Dalam GPM yang digelar di lapangan Mojosongo Surakarta tersebut disediakan sejumlah kebutuhan pangan pokok dengan harga terjangkau. Misalnya, beras SPHP Bulog 5 kilogram yang dijual dengan harga Rp 42.500. Selain itu, ada gula konsumsi seharga Rp 13.500 per kilogram dan minyak goreng Minyakita Rp 13.500 per kilogram.
Kemudian ada daging ayam seharga Rp 30.000 per ekor, cabai merah keriting Rp 5.000 per pak, cabai rawit merah Rp 5.000 per pak, telur ayam Rp 27.000 per kilogram, bawang putih Rp 27.000 per kilogram, bawang merah Rp 27.000 per kilogram, dan daging sapi Rp 15.000 per kilogram.
Produk tersebut, tutur Arief, merupakan pangan yang dipasok dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan Perum Bulog dan ID FOOD, serta asosiasi dan Gabungan Kelompok tani atau Gapoktan. Kegiatan ini diikuti oleh puluhan pelaku usaha pangan dari Kota Surakarta, Kabupaten Karanganyar, dan Boyolali.
Dia menggarisbawahi seluruh produk pangan yang dijual di GPM harganya di bawah harga pasar atau tidak melebihi Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP) dan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan. Hal itu dinilai sesuai dengan tujuan awal pelaksanaan GPM, yaitu menyediakan pangan yang terjangkau bagi masyarakat.
Lebih lanjut, Arief mengatakan program GPM secara umum tidak hanya diadakan saat mendekati HBKN, tetapi juga dijadwalkan untuk dilaksanakan sepanjang tahun di seluruh Kabupaten/Kota secara berkala. Tujuannya, Arief menjelaskan untuk menjaga daya beli masyarakat dan menekan inflasi pangan di daerah.
"Seperti kita ketahui pangan menjadi salah satu sektor yang potensial menyumbang inflasi, mengingat pangan merupakan kebutuhan dasar masyarakat," tuturnya.
Ke depannya, Arief mengatakan pelaksanaan GPM akan terus ditingkatkan. Pasalnya, gerakan ini merupakan arahan Presiden Joko Widodo yang meminta agar stabilitas harga pangan pada HBKN terus dijaga keseimbangannya baik di tingkat produsen, pedagang, dan masyarakat.
Pilihan editor: Kepala Bapanas Umumkan Bansos Ayam dan Telur Mulai Dibagikan Besok
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini