TEMPO Interaktif, Jakarta: Kendati pun sudah menawarkan ke sana kemari, namun tak satu pun investor yang mau membantu permodalan bank IFI yang tengah sekarat. Bahkan, bank sentral telah beberapa kali melayangkan surat kepada Bank IFI dan bertemu langsung dengan pihak manajemen untuk meminta Bank IFI menambah modalnya. Namun janji itu tidak jua terealisasi.
Wimboh mengungkapkan, manajemen menyanggupi penambahan modal itu, namun tak bisa merealisasikannya. Investor ternyata enggan membantu IFI. Rencana akuisisi yang digadang-gadang pada Februari lalu pun ternyata gagal, sehingga bank yang 92 persen sahamnya dimiliki PT Ramaco Media Promosindo itu tak mendapatkan suntikan modal baru.
Hingga akhir Maret, dana pihak ketiga yang tersimpan di Bank IFI sebesar Rp 355,8miliar. Posisi kreditnya Rp 261,9 miliar, dengan jumlah kredit bermasalah Rp 87,1 miliar dan rasio kredit bermasalah brutonya sekitar 24 persen.
Adapun jumlah aset Bank IFI hanya berjumlah Rp 440 miliar atau 0,01 persen dari total aset perbankan nasional. Karena proporsinya kecil, bank sentral memutuskan langsung menutup Bank IFI, dan tidak menyelamatkannya seperti halnya Bank Century yang kolaps beberapa waktu lalu.
BUNGA MANGGIASIH