TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar menguat pada penutupan perdagangan pada Kamis, 9 Maret 2023. Mata uang garuda ini bertengger di level Rp 15.432 terhadap dolar AS atau menguat 5 poin.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pada perdagangan sebelumnya rupiah sempat menguat 10 poin pada perdagangan di level Rp 15.437 per dolar Amerika.

Penguatan rupiah itu, kata Ibrahim di dorong oleh pelaku pasar yang terus memantau perkembangan ekonomi negara berkembang.

Termasuk Indonesia setelah bank sentral Amerika mengumumkan akan menaikan suku bunga yang lebih besar lagi guna meredam inflasi menuju 2 persen dalam beberapa tahun kedepan.

Sehingga, menurut Ibrahim, pemerintah berkolaborasi dengan semua pihak, termasukswasta dan masyarakat, dalam rangka mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional.

“Kolaborasi sangat penting dalam menghadapi berbagai risiko dan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen di 2023,” kata dia lewat keterangan tertulis pada Kamis, 9 Maret 2023.

Ibrahim juga mengatakan, dalam jangka menengah panjang, pemerintah akan terus mendorong kebijakan ekonomi transformatif. Di antaranya kebijakan hilirisasi SDA, transisi energi, pengembangan SDM, dan pembangunan infrastruktur, dengan menargetkan sebanyak 30 Proyek Strategis Nasional (PSN) selesai pada 2024 dengan estimasi nilai investasi sekitar Rp 360 triliun.

Tahun ini, Ibrahim berujar, bersamaan dengan tahun politik dan gejolak geopolitik menjadi momentum tahun pemulihan dengan target pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. “Di sisi lain, meskipun sekarang inflasi 5,5 persen, tapi pada saatnya akan menurun 3,6 persen,” tuturnya.

Sedangkan untuk perdagangan besok, nilai tukar rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp 15.410 - Rp 15.500,” kata Ibrahim.

Pilihan Editor: Bank Indonesia dan Bank of Korea Perpanjang Perjanjian Pertukaran Mata Uang Lokal sampai 2026

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.