Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah, Sore Ini Rp 15.202 per Dolar AS
Reporter
Ade Ridwan Yandwiputra
Editor
Grace gandhi
Rabu, 22 Februari 2023 18:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali mengalami keterpurukan 12 poin di angka 15.202 pada perdagangan Rabu, 22 Februari 2023. Kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 35 poin, yakni di angka Rp 15.190.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, menguatnya nilai tukar dolar AS turut dipengaruhi oleh peningkatan aktivitas bisnis di Amerika Serikat dan Inggris yang memberikan kemungkinan bank sentra tiap-tiap negara tersebut meningkatkan suku bunga lebih jauh.
“Data yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan bahwa aktivitas bisnis AS secara tak terduga pulih pada bulan Februari untuk mencapai level tertinggi dalam delapan bulan,” kata Ibrahim melalui keterangan resminya, Rabu, 22 Februari 2023.
Ibrahim mengatakan, Indeks Manajer Pembelian (PMI) komposit cepat Inggris juga meningkat menjadi 53 poin pada bulan ini, di atas ambang batas pertumbuhan 50 untuk yang pertama waktu sejak Juli.
“Rebound dalam aktivitas bisnis AS muncul di belakang serangkaian data ekonomi yang tangguh baru-baru ini yang menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih ketat, inflasi yang kaku, dan penjualan ritel yang kuat di ekonomi terbesar di dunia,” katanya.
Ibrahim menambahkan, pembacaan Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi sebagai pengukur inflasi pilihan the Fed juga diperkirakan akan tetap relatif tinggi di bulan Januari.
Lebih jauh Ibrahim mengatakan, dengan penguatan nilai tukar dolar AS ini akan turut berpengaruh terhadap harga emas dan logam mulia lainnya.
“Naiknya suku bunga menjadi pertanda buruk bagi aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti emas dan logam mulia lainnya, mengingat hal itu menaikkan dolar dan imbal hasil Treasury dan meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas,” kata Ibrahim.
Selanjutnya: Ibrahim mengatakan, PMI AS membaca....
<!--more-->
Ibrahim mengatakan, PMI AS membaca lebih kuat dari yang diharapkan untuk bulan Februari. Setiap tanda-tanda ketahanan dalam ekonomi AS memberi the Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan kenaikan suku bunga, yang telah diisyaratkan bank akan dilakukan dalam waktu dekat.
“Tetapi kekhawatiran atas perlambatan AS masih bertahan, terutama karena data lain menunjukkan pada hari Selasa bahwa pasar perumahan berada di bawah tekanan,” katanya.
Sementara dari dalam negeri, peningkatan investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) yang mencapai 47 persen diperkirakan bakal menjadi katalis pendukung yang bisa mengangkat pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah.
Pada 2022, total investasi tercatat di angka Rp1.207,2 triliun. Sementara target 2023 angkanya di kisaran Rp 1.400 triliun.
“Adapun untuk arus masuk dana asing, peningkatannya berlangsung secara bertahap dan terjadi di tiga kelompok industri, yakni primer, sekunder, dan tersier,” kata Ibrahim.
Peningkatan besar arus masuk dana asing atau foreign direct investment (FDI) terjadi antara tahun 2020 dan 2022 di sektor primer dan sekunder, yaitu pertambangan, industri logam dasar dan barang logam, bahan kimia, sementara untuk tersier real estate dan kegiatan usaha.
Salah satu alasan utama di balik lonjakan FDI ini adalah peralihan bersama ke komoditas hilir, smelter, dan aktivitas terkait. Sebagai pilihan kebijakan untuk beralih dari ekspor bijih dan menghasilkan produk dengan nilai jual lebih tinggi.
Ibrahim memprediksi, pada pembukaan perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan akan dibuka berfluktuatif namun tetap ditutup melemah direntang Rp 15.190 - Rp 15.250 per dolar AS.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Pilihan Editor: Sebanyak 54 Juta NIK Wajib Pajak Terintegrasi NPWP
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini