Bank Indonesia Ingatkan Pemprov NTB Soal Potensi Sektor Non Tambang

Selasa, 21 Februari 2023 21:54 WIB

Karyawan melintas di area perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022. Menurut pengamatan bank sentral, inflasi pada tahun 2022 akan berada di kisaran 4,2 persen yoy. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Besarnya potensi sektor non tambang di daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi peluang besar untuk mendorong perekonomian daerah. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTB Heru Saptaji mengatakan kondisi perekonomian NTB saat ini bergerak sangat baik.

Provinsi NTB telah melewati kondisi sebelum Covid-19 pada tahun 2019 saat PDRB Provinsi NTB berada dikisaran Rp132,5 triliun yang kini telah meningkat dikisaran Rp157 triliun. ‘’Ini merupakan suatu pertumbuhan yang sangat positif di tengah tantangan kompleksitas yang ada,’’ katanya, Selasa 21 Februari 2023.

Khusus sektor non tambang, pergerakannya sangat agresif. PDRB Provinsi NTB dari sektor non tambang saat ini di kisaran Rp125 triliun lebih tinggi dari tahun 2019 yang hanya berada di kisaran Rp115 triliun. ‘’Pertumbuhan ini tentunya tidak terlepas dari kontribusi LU pertanian dan LU pendukung pariwisata,’’ ujarnya.

Besarnya potensi sektor pertanian, BI NTB terus berupaya mendorong pengembangan dari sisi hulu maupun hilir. Di sisi hulu, salah satu upaya untuk menjaga kestabilan harga pangan adalah melalui penerapan budidaya pertanian organik/pertanian sehat. Sedangkan di sisi hilir, diversifikasi produk turunan merupakan salah satu cara untuk menjaga kestabilan harga komoditas paska panen dikarenakan dengan dilakukannya proses pengolahan lebih lanjut maka dapat menjadikan komoditas memiliki daya tahan yang lebih lama dan nilai jual yang lebih bersaing.

Progres yang sangat baik juga tercermin dari angka pertumbuhan ekonomi NTB yang berhasil lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasinya. Pencapaian tersebut membawa Provinsi NTB berada di urutan ke 4 dan menjadi salah satu provinsi terbaik di Indonesia dalam hal pengendalian inflasi daerah.

Advertising
Advertising

NTB memerlukan optimis karena dari sisi non tambang juga sangat baik. Nilai tambahnya diperoleh dari bagaimana barang mentah tidak terus diekspor namun ada yang diendapkan. Dari sisi hulu produktivitasnya juga ditingkatkan. Artinya ketika ada kendala harus hadir trobosan dan inovasi,” ucapr Heru Saptaji.

Provinsi NTB juga telah mendapatkan apresiasi dari Kementrian Keuangan berupa dana insentif desa sebesar Rp 11,3 miliar untuk Provinsi NTB dan Rp 11,7 miliar untuk Pemerintah Kota Bima karena terlah berhasil mengendalikan inflasi pada kisaran 5,83 persen di tengah tantangan pada bulan September hingga Desember tahun 2022.

Heru Saptaji menyebutkan Bank Indonesia akan selalu siap untuk bekerjasama dan bersinergi guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan berkualitas karena kami percaya Provinsi NTB dapat menjadi provinsi yang mampu berkembang dan semakin baik memberikan kontribusinya untuk Indonesia.

Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB Nuryanti, menjelaskan bahwa penopang terbesar perekonomian NTB dikontribusi lebih dari seperlima produk domestik regional bruto (PDRB) NTB berasal dari sektor pertanian dan kelautan. Sinergi antara OPD teknis lingkup pemerintah provinsi NTB dan lembaga terkait dalam upaya pengembangan dan peningkatan nilai tambah yang mendukung dari sisi industri baik dari hulu sampai kepada hilirisasi.

Tentunya selain mengendalikan inflasi pangan, bagi para UMKM pertanian maupun perikanan, kedua upaya tersebut juga dapat meningkatkan keuntungan terutama sebagai akibat dari efisiensi biaya produksi serta nilai jual yg lebih tinggi terhadap produk turunan.

Gubernur NTB Zulkieflimansyah, menyatakan bahwa untuk membawa Provinsi NTB terus maju, peningkatan dari sisi ekspor perlu dilakukan. Seperti halnya membina komunitas industri kecil agar mampu memproduksi bahan mentah menjadi barang jadi. Dengan begitu, jumlah tenaga kerja di NTB akan meningkat. Industrialisasi ini adalah inovasi untuk menghadirkan kesejahteraan yang mampu mengubah bangsa dan negara, khususnya untuk Provinsi NTB.

“Jadi, jangan sampai kita mengirim/menjual bahan mentah kemudian membeli bahan mentah yang telah diolah pihak lain dengan harga yang lebih mahal,” katanya.

Gubernur NTB Zulkieflimansyah memberikan apresiasinya kepada Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB dalam upayanya untuk turut serta memajukan dan mengembangkan UMKM di Provinsi NTB.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Pekerja Tambang Timah Ilegal Air Bunut Parit Tiga Bangka Barat Tewas Tertimbun Longsor

15 jam lalu

Pekerja Tambang Timah Ilegal Air Bunut Parit Tiga Bangka Barat Tewas Tertimbun Longsor

Satu pekerja tambang timah yang diduga ilegal meninggal dunia setelah tertimbun tanah longsor.

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

18 jam lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Polres Bima Tangkap Pengoplos LPG 3 Kilogram, Sita Puluhan Tabung Gas

1 hari lalu

Polres Bima Tangkap Pengoplos LPG 3 Kilogram, Sita Puluhan Tabung Gas

Personel Polres Bima Kota mengungkap kasus pengoplosan gas bersubsidi di Kelurahan Jatibaru Barat, Asakota, Bima, NTB

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

2 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Gempa Lombok 2018: Rekor Gempa Paling Parah di Pulau Lombok

3 hari lalu

Kilas Balik Gempa Lombok 2018: Rekor Gempa Paling Parah di Pulau Lombok

Gempa Lombok 2018 meninggalkan duka yang mendalam di hati masyarakat.

Baca Selengkapnya

TKN Prabowo-Gibran Siapkan Strategi Kerek Rasio Pajak, Perlu Evaluasi Rencana Kenaikan PPN 12 Persen

4 hari lalu

TKN Prabowo-Gibran Siapkan Strategi Kerek Rasio Pajak, Perlu Evaluasi Rencana Kenaikan PPN 12 Persen

TKN Prabowo-Gibran tengah kaji kenaikan PPN menjadi 12 persen, apakah memberi manfaat atau kerugian netto terhadap perekonomian?

Baca Selengkapnya

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

4 hari lalu

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

Perlambatan perekonomian di Cina memberi dampak ke Indonesia. Sebab sasaran pasar terbesar untuk kegiatan ekspor komoditas alam berada di Cina

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

4 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya