Jumlah Tenaga Kerja di Pusat Ski Jepang Menyusut 60 Persen Selama Pandemi
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Minggu, 19 Februari 2023 04:00 WIB
TEMPO.CO, Nagano - Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak 2020 membuat industri pariwisata di Perfektur Nagano, Jepang, tumbang. Salah satu desa yang merupakan pusat bermain ski di Nagano, yakni Hakuba, mengalami kemerosotan jumlah tenaga kerja sampai 60 persen selama pagebluk.
“Dampaknya sangat terasa. SDM (sumber daya manusia) dan staf berkurang sejak Covid-19,” kata Manajer Asosiasi Pariwisata Desa Hakuba Yozhisawa Hirokazu saat ditemui di Hakuba, Nagano, Jepang, Sabtu, 18 Februari 2023.
Hakuba adalah desa yang mesin perekonomian masyarakatnya digerakkan oleh sektor pariwisata. Desa ini memiliki lima titik tempat bermain ski yang tiap tahunnya dikunjungi oleh 3,5 juta wisatawan, baik wisatawan asing maupun lokal. Tiap-tiap titik rata-rata menerima tamu wisatawan asing alias wisman 300-350 ribu orang per tahun.
Turis dari Australia mendominasi kunjungan wisman di Hakuba. Para wisatawan datang pada musim ski, yakni November hingga Mei. Selain turis asal Australia, pelancong dari Indonesia pun mulai berdatangan ke perfektur tersebut.
Adapun di Hakuba, terdapat 700 unit penginapan berbentuk homestay yang dimiliki oleh penduduk setempat dan investor asing. Sebagian besar warga Hakuba bekerja sebagai pengelola penginapan, pemandu wisata, sampai pelatih ski.
Selanjutnya: industri pariwisata di Hakuba sudah mulai bergerak pulih
<!--more-->
Saat pandemi Covid-19 melanda negara-negara di seluruh dunia—termasuk Jepang—aktivitas ski di Hakuba nyaris mandek. Pengelola resor ski—sebutan untuk tempat bermain ski—terpaksa memangkas tenaga kerjanya. Pekerja berkewarganegaraan asing, yang umumnya berprofesi sebagai pemandu wisata—pulang ke tempat asalnya.
Yozhisawa mengakui, saat ini, industri pariwisata di Hakuba sudah mulai bergerak pulih. Tenaga kerja yang sebelumnya diberhentikan mulai kembali dipanggil untuk bekerja. Meski begitu, menurut dia, pemulihan pasca-pandemi membutuhkan waktu.
“Mungkin Anda berpikir saat ini kondisi di Hakuba sudah baik. Tapi ini belum (sepenuhnya pulih) jika dibandingkan dengan puncak kunjungan sebelum Covid-19,” kata Yozhisawa.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA (Nagano)
Pilihan Editor: Jepang Bujuk Keluarga Pindah dari Tokyo, Ditawarkan Biaya Relokasi Rp 119 Juta Per Anak
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini