BI Ungkap Nilai Transaksi Sistem QRIS RI yang Terhubung dengan Thailand

Kamis, 16 Februari 2023 15:46 WIB

Doni Primanto Joewono. Foto: TVR Parlemen

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Primanto Joewono mengungkap transaksi pembayaran melalui layanan QRIS—open API (application payment interface), dan Fast Payment—yang terhubung dengan Thailand. Layanan tersebut disesuaikan dengan mata uang lokal masing-masing negara atau local currency settlement (LCS) yang mulai terhubung pada 29 Agustus 2022.

Menurut Doni, implementasi itu biasanya paling banyak dimanfaatkan oleh wisatawan, baik dari Thailand ke Indonesia maupun sebaliknya. Saat ini menurut data, wisatawan Thailand yang datang ke Indonesia cukup banyak, tapi sebaliknya orang Indonesia lebih banyak yang berkunjung ke negeri Gajah Putih itu.

“Kalau data di saya itu sekitar 6.258 wisatawan yang masuk ke Indonesia tapi sebaliknya banyak orang Indonesia ke Thailand sudah 51 ribu lebih, tentunya ini sangat berkaitan dengan transaksinya,” ujar dia dalam konferensi pers hybrid di Gedung BI, Jakarta Pusat, pada Kamis, 15 Februari 2023.

Oleh karena itu, kata Doni, tentunya transaksi outbound (transaksi yang dilakukan orang Indonesia di Thailand cukup besar yakni 14.555 transaksi atau Rp 8,54 miliar. Sementara transaksi orang Thailand di Indonesia baru terjadi 492 transaksi atau Rp 114 juta.

BI, menurut Doni, akan terus mendorong agar transaksi wisatawan Thailand bisa meningkat. Ditambah dengan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM yang dicabut, BI berharap bisa meningkatkan wisatawan lebih banyak lagi yang datang ke Indonesia.

Advertising
Advertising

“Ini yang memang terus kita dorong, tentunya dengan kondisi PPKN yang dicabut kita berharap wisatawan lebih banyak yang masuk,” ucap Doni.

Doni juga menuturkan BI akan memperluas Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) di Thailand. “Karena keterlibatan PJK dari Thailand itu masih belum banyak jadi kita akan terus dorong supaya lebih luas untuk bisa melakukan transaksi,” tutur Doni.

Sebelumnya, pada 29 Agustus 2022, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, seluruh transaksi yang dilakukan di Indonesia Thailand bisa menggunakan sistem pembayaran digital yang sudah ada di negara yang bersangkutan. Karena itu tak perlu lagi tukar uang.

"QRIS dan QR Thailand sudah kami uji cobakan dan mulai hari ini sudah implementasi penuh, sehingga untuk transaksi pariwisata, perdagangan, UMKM, sudah bisa menyambungkan QR," kata Perry.

Perry menjelaskan interkoneksi sistem pembayaran kedua negara ini merupakan tindak lanjut dari komitmen 5 negara Asean untuk merealisasikan kerja sama pembayaran lintas batas atau cross border payments.

Negara-negara itu adalah Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina. Perjanjian kerja sama interkoneksi sistem pembayaran ini akan secara resmi diteken dalam leaders meeting G20 pada November 2022.

"Pada Mei 2022 yang lalu kami sudah berkumpul 5 gubernur bank sentral yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina, sudah berkomitmen menyambungkan sistem pembayaran," ujar Perry.

Selain Thailand yang sudah sangat maju interkoneksi sistem pembayarannya, Perry mengatakan, Malaysia kini masuk tahap uji coba yang dilakukan sejak Januari 2022. “Untuk Singapura saat ini sedang kami finalisasi untuk tanda tangan. Dalam waktu dekat 5 negara kita bisa melakukan digitalsisi sistem pembayaran cross border," kata Perry.

Pilihan Editor: Anggota Komisi VI DPR Murka Saat Tanggapi Proyek Meikarta yang Bermasalah

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

3 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

UMKM di Danau Toba Mulai Gunakan QRIS Permudah Transaksi

6 hari lalu

UMKM di Danau Toba Mulai Gunakan QRIS Permudah Transaksi

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kawasan wisata Danau Toba sudah mulai menerapkan sistem pembayaran melalui QRIS.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

7 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya