TEMPO Interaktif, Jakarta:Cina sukses menerapkan capital control, kenapa Indonesia tak mencobanya. Setelah lepas dari IMF, Indonesia disarankan menggenakan kebijakan capital control. Kebijakan ini dinilai bisa mengamankan devisa negara. Jadi tidak ada lagi devisa bebas, kata Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bapenas Kwik Kian Gie, usai menyerahkan secara resmi rancangan rencana pembangunan 5 tahun (Repeta) 2004 kepada DPR, di Jakarta, Senin (12/5) Kebijakan capital control yang dimaksud Kwik adalah dana investasi asing hanya boleh masuk dalam bentuk riil, seperti pabrik. Dengan demikian investasi asing yang digunakan untuk membeli saham dilarang. Menurut Kwik, investasi asing yang masuk dalam bentuk seperti ini membahayakan devisa negara. Masalahnya investasi ini bisa ditarik setiap saat dan membuat goyah ekonomi nasional. Karena itu kata Kwik, Kita tidak perlu uang seperti itu. Menurut Kwik, seharusnya pemerintah Indonesia tidak perlu khawatir jika dunia internasional bereaksi terhadap kebijakan capital control ini. Karena Indonesia kata dia, perlu memperhatikan masalah kemandirian dan kehormatan bangsa. Kalau jawabannya ya apapun bayarannya kita bayar, katanya kwik sambil mencontohkan Cina sebagai negara yang sukses menerapkan kebijakan capital control. (Multazam/TNR)