Harga Minyak Dunia Naik 1 Persen, Terpengaruh Aktivitas Ekonomi Cina
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Agung Sedayu
Jumat, 27 Januari 2023 06:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi melaporkan harga minyak dunia naik 1 persen. Hal itu terjadi di tengah ekspektasi bahwa permintaan akan menguat karena importir utama minyak dunia, Cina, membuka kembali aktivitas ekonominya.
“Data pemerintah menunjukkan peningkatan yang lebih kecil dari yang diantisipasi dalam persediaan minyak mentah Amerika Serikat, dibandingkan data ekonomi yang lemah pada Selasa,” ujar Ibrahim melalui keterangan tertulis, dikutip Tempo, Kamis, 26 Januari 2023.
Baca juga: Analis Prediksi Harga Minyak Dunia Menguat, Didorong Pencabutan Pembatasan Covid di Cina
Harga minyak dunia West Texas Intermediate (WTI) sempat naik lebih dari US$ 1 per barel pada Rabu lalu, setelah Administrasi Informasi Energi (EIA) mengatakan persediaan minyak mentah Amerika naik 533.000 barel pekan lalu menjadi 448,5 juta barrel. Analis yang disurvei Reuters memperkirakan kenaikan 1 juta barel.
Harga minyak mentah menguat pada 2023, dengan patokan global minyak mentah Brent mencapai $ 89 per barel pekan ini. “Untuk pertama kalinya sejak awal Desember setelah berakhirnya pengendalian Covid-19 Cina dan harapan bahwa kenaikan suku bunga Amerika akan segera berkurang,” ucap Ibrahim.
Di tempat lain di sisi pasokan, volume akan tetap stabil. Karena Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, kemungkinan mendukung tingkat produksi kelompok saat ini pada pertemuan 1 Februari nanti.
Dalam perdagangan pasar eropa, harga minyak dunia di level US$ 79 per barel pada pukul 20.10 WIB. Sedangkan untuk perdagangan besok, minyak dunia akan diperdagangkan menguat di rentang US$ 78,96 per barrel – US$ 82,90 per barrel.
Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan hampir tidak bergerak di atas 2 persen tahun ini. Jajak pendapat Reuters dari para ekonom menunjukkan penurunan peringkat lebih lanjut mungkin terjadi. “Itu bertentangan dengan optimisme yang meluas di pasar sejak awal tahun,” tutur dia.
Baca juga: Perbatasan Cina Dibuka, Indonesia Incar Potensi Ekonomi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.